MOJOK.CO – Nissa Sabyan berhasil mengguncangkan dunia per-sholawat-an dengan musik gambus yang modern dan kekinian. Tak berselang lama Ratu Dangdut Koplo, Via Vallen, men-cover lagu yang dinyanyikan Nissa Sabyan. Alhamdulliah viral. Viral kritikannya.
Nissa Sabyan adalah pemudi cantik yang sedang viral belakangan ini, bersama dengan kelompok gambusnya yang bernama Sabyan Gambus. Lagu-lagunya jadi trending topic di Yutup. Tidak main-main jumlah view-nya selalu di atas angka puluhan jutaan. Padahal video klip Raisa saja paling mentok cuma belasan juta view, itupun untuk lagu-lagu populer seperti “LDR”.
Sedangkan Nissa and the Band, dari “Ya Habibal Qolbi” yang mencapai 125 juta view, “Rohman Ya Rohman” di angka 53 juta view, sampai “Ya Asyiqol” yang tergolong paling sedikit di antara semua video klip Sabyan saja jumlahnya masih di atas video klip terbanyak Raisa.
Kalau dihitung-hitung dengan melihat jumlah subscribers “Official Sabyan Gambus” milik grup Nissa Sabyan yang sudah menembus angka 2 juta ini, berarti ada sekitar dua juta orang (atau akun) yang sudah pernah dan tetap mengakses lagu-lagu sholawat yang diaransemen ulang dengan chic dan easy listening oleh Nissa Shabyan dengan grup gambusnya itu.
Suara Nissa Sabyan yang empuk, mendayu-dayu, dan lembut meskipun sedang menyanyikan nada tinggi, membuat telinga kita tidak bosan mendengarkan. Rasanya seperti ingin mengulang-ulang terus lagu-lagunya. Suara yang menghipnotis ini pun bikin kita lupa dengan harga mahal kuota internet. Seolah pergi ke counter untuk beli kuota jadi sebuah keniscayaan.
Lebih daripada itu, dengan mendengar suara Nissa yang empuk saja, kita sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa penyanyinya ini pasti cantik. Atau minimal semanis dan seempuk suaranya. Ditambah ketika beneran melihat video klip yang menampilkan wajah close up Dek Nissa. Wah, pasti banyak kangmas-kangmas di luar sana yang langsung kesemsem rontok hatinya.
Tidak berhenti di situ, perdebatan-perdebatan konyol atas sengketa klaim siapa pacar Nissa Sabyan di kolom komentar Yutup pun juga ikut memanaskan suasana—sekaligus melambungkan kepopuleran Nissa. Membaca komentar-komentar tersebut, saya jadi merasa bahwa semua lelaki jomblo di dunia ini kok kesannya jadi ingin segera menghalalkan Nissa Sabyan ya? Ya gimana, pemudi ini benar-benar lovable, meski belum tentu available.
Karena begitu viral dan menghebohkannya Nissa and the Band ini, mendadak opini-opini yang mengharamkan perempuan bernyanyi atau anggapan bahwa berislam yang kaffah itu yang tidak bermain musik jadi hilang. Bahkan suara-suara yang mem-bid’ah-kan sholawat saja sudah tidak lagi terdengar suaranya. Senyap-senyap hilang seperti suara kentut di pengajian ibu-ibu. Tercium baunya, tapi tak terendus asalnya. Kita yakin pernah ada, tapi tak bisa dibuktikan kalau pernah ada. Luar biasa.
Sayangnya, meski digandrungi oleh banyak orang. Pilihan lagu yang dinyanyikan Adek Nissa Sabyan ini adalah lagu yang susah di-cover dan di-remake oleh penyanyi lain. Hal ini disebabkan tingkat kesulitan menyanyikan lagu-lagu dengan Bahasa Arab jelas lebih tinggi daripada menyanyikan lagu berbahasa Inggris.
Salah satu yang membedakan Nissa Shabyan dengan penyanyi populer lainnya adalah pada makhorijul huruf-nya, dalam Bahasa Inggris disebut juga dengan “pronounciation” atau bacanya pronounsesyen. Hal ini yang barangkali jadi salah satu hal yang menjadi keunikan bagi Nissa Shabyan. Di saat banyak penyanyi berlomba-lomba menyanyikan lagu-lagu barat, beberapa ada yang ingin mendendangkan lagu-lagu timur, Nissa malah menyanyikan lagu Timur Tengah. Benar-benar jenius sekali dalam mengambil celah pasar. Eh.
Bahkan saking viralnya, Mbak Via Vallen, Ratu Dangdut Koplo yang jual suara tapi enggak jual lekuk tubuh itu pernah coba-coba peruntungan dengan menyanyikan ulang lagu “Deen Assalam”. Responsnya pun cukup lumayan. Penontonnya sudah sekitar 1,5 juta. Dan Alhamdulillahnya lagi, Via Vallen yang biasanya penuh pujian karena suaranya yang serak tapi full power, jadi banyak mendapatkan kritik dari warganet yang memang ahli dalam berbagai bidang profesi.
Hal yang patut dimaklumi, kesulitan yang ditemui Mbak Via Vallen saat menyanyikan lagu ini menurut dari para pemberi komen adalah karena Mbak Via Vallen kurang fasih. Bagi beberapa orang yang terbiasa melafalkan dan mendengarkan Bahasa Arab secara tartil, kesalahan sebiji dzarrah saat pelafalan saja adalah fatal, akan terasa geli-geli gimana gitu di telinga.
Satu hal yang unik, di tengah-tengah kritikan dari para warganet ini, tiba-tiba saja kok ya ada saja yang berpikir kelewat positif dengan mengajak hijrah. Dengan serta-merta meminta Mbak Via Vallen berhijab dan memulai hidup baru.
Barangkali secara kualitas suara atau kemampuan untuk cengkok-cengkok, Mbak Via Vallen tidak kalah dari Nissa Sabyan, hanya saja lidah Nissa Sabyan lebih lincah dan terlatih (sepertinya memang sejak kecil) dalam melafalkan huruf ‘ain, jim, qof, atau syin. Hal yang tidak terjadi pada Mbak Via Vallen yang mungkin memang baru-baru saja melatih lidahnya untuk tartil mengucapkan huruf-huruf Arab.
Maka, terang sudah ketika mendengar Mbak Via Vallen nyanyi lagu lafal Arab, rasanya kurang begitu fasih, tapi ketika mendengar Nissa Sabyan nyanyi rasanya akan terasa lebih Arab daripada orang Arab sendiri. Ini belum memasukkan soal panjang pendek harakat yang tidak terlanggar sama sekali meskipun lagunya mendayu-dayu. Coba, Mamas Jomblo mana yang enggak pingin merebut hati Dedek Manis ini?
Akan tetapi, bukan berarti apa yang dilakukan Mbak Via Vallen adalah tindakan yang tidak boleh dilanjutkan. Justru malah Mbak Via Vallen perlu untuk terus me-cover lagu-lagu Nissa Sabyan yang lain. Kalau perlu setiap cover lagu, tingkat kesulitannya juga ditingkatkan. Ya biar terbiasa saja.
Ingat Mbak Via Vallen, terpaksa, dipaksa, terbiasa. Syukur-syukur kalau belajar tartil berserta ilmu-ilmu tajwidnya. Sehingga warga yang kelewat semangat beragama tapi marah-marah melihat sandal jepit bertuliskan “kanan” dan “kiri” dalam bahasa Arab tidak makin banyak kemunculannya.
Nah, nanti kalau Mbak Via Vallen sudah mulai canggih ketartilannya, bisa saja bikin kolaborasi dengan Nissa Sabyan untuk bikin lagu-lagu kombinasi sholawat. Kan gambus dan dandut gitu ada kemiripan dikit-dikit juga. Tema atau bahasa lagu boleh beda, tapi kan ketukan-ketukannya bisa dibikin seirama.
Bolehlah nanti kalau beneran duet, judul lagu kolaborasinya bisa dibikin seperti; “Subhanallah, Ditinggal Rabi” atau “Sholawat Kepolen”.