MOJOK.CO – Jokowi dan Prabowo memang couple goals. Program gaji pengangguran dan uang pensiun untuk koruptor adalah perpaduan yang ciamik dan artsy.
Saya sih sudah merasa sejak lama kalau Jokowi itu sebaiknya berpasangan dengan Prabowo saja untuk kontestasi Pilpres 2019. Couple goals. Pun nggak masalah apabila keduanya jadi presiden. Presiden ganda nggak masalah. Kalau keduanya berpasangan, Jokowi dan Prabowo bakal kayak pasangan legendaris Rexy Mainaki dan Ricky Subagja, atau seperti Susi Susanti dan Alan Budikusuma.
Ahhh maaf maaf, analogi couple goals kedua kayaknya kurang pas. Saya nggak tau di mananya, tapi terasa ada yang janggal. Namun intinya adalah, pasangan Jokowi dan Prabowo bakal jadi pasangan legendaris.
Saya sudah merasakannya sejak lama kalau keduanya couple goals. Dan, perasaan itu makin kuat semenjak keduanya naik kuda bersama-sama. Errr, maksudnya bukan boncengan sambil pegangan pinggang dengan erat dan yang mbonceng menyandarkan kepala di pundak, keduanya berkuda menuju matahari terbenam dengan sound track Marimar: Cinta yang Hilang di belakangnya.
Maksud saya keduanya berkuda sendiri-sendiri, beriringan, saling bertukar senyum dengan bahagia. Melihat keduanya begitu akrab saya jadi lupa dengan kampanye Pilpres yang maha asu ini. Melihat capres 01 dan 02 akrab itu menunjukkan kalau keduanya memang sebetulnya berkawan. Pendukungnya saja yang suram betul.
Bahkan di debat keempat beberapa waktu yang lalu kan Jokowi sempat menggunakan analogi rantai sepeda yang putus untuk menggambarkan persahabatannya dengan Prabowo yang tak terputus. Saya sih nggak paham maksud analogi itu, tapi kok terdengar asik saja buat couple goals.
Lalu, siapa lawan couple goals? Kok saya merasa nggak perlu ada lawan-lawanan. Semuanya golput saja, maksudnya “golongan semaput”, dibuat pingsan oleh pancaran kemesraan Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Kekompakan couple goals ini juga terlihat ketika bikin program yang, boleh kamu bilang, out of the box. Tidak kita pikirkan sebelumnya, sangat unik, dan–kontroversial.
Jadi, buat kamu lulusan SMA/SMK yang belum atau agak males-malesan kerja, bakal sangat diperhatikan oleh couple goals Jokowi dan Prabowo. Beberapa bulan yang lalu, Jokowi sempat men-sounding-kan program gaji untuk pengangguran.
Lebih tepatnya soal gaji pengangguran yang dijanjikannya lewat Kartu Pra-Kerja. Program ini ditujukan untuk mereka, lulusan SMA/SMK, perguruan, dan politeknik yang belum mendapatkan pekerjaan setelah lulus.
Program gaji pengangguran ini bisa jadi jenis pekerjaan baru. Cuma belum dibikinkan narasi yang cocok saja. Tentu saja narasi yang ndakik-ndakik dan memukau di mata milenial pemula yang kalau kencing saja belum bisa lurus. Kelak, di KTP, di kolom pekerjaan, kamu bisa dengan bangga mencantumkan: Pengangguran.
Baik pengangguran paruh waktu, swasta, atau syariah pasti diberi tempat. Enggak seperti kolom agama, yang di banyak tempat nggak boleh diisi aliran kepercayaan. Jadi kalau ditanya calon mertua tentang pekerjaan, kamu bisa jawab dengan bangga: “Saya pengangguran, dan saya bangga.” Kelak, jenis pekerjaan ini punya gengsi setara PNS di mata generasi baby boomer yang kalau nge-scrool layar hape masih pakai jari telunjuk sebelah kanan.
Jadi, program ini dibikin untuk mendorong penciptaan Sumber Daya Manusia (SDM) premium yang mampu bersaing dengan tenaga kerja, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Saya tingkatkan keterampilan untuk pencari kerja dan Korban PHK. Untuk itu saya luncurkan kartu pra-kerja,” kata capres 01 itu memberi penjelasan ke kamu semua yang bebal. “Akan kita luncurkan untuk program vokasi, re-skilling dan up skilling bagi pekerja, yang berganti pekerjaan,” ia mencoba menambahkan.
Seiring program ini, Jokowi membidik 500 ribu orang ikut mendaftar. Jumlahnya ditargetkan meningkat empat kali lipat pada 2020, menjadi dua juta orang. Selain itu, ia juga berjanji bakal memperkuat program balai latihan kerja. Capres petahana itu menargetkan akan hadir 3000 balai latihan kerja tercipta pada 2020.
Gimana nggak visioner, tuh. Nah, selain kamu bisa jadi pengangguran yang terdidik dan terampil, ketika mentok bingung cari pekerjaan, Prabowo menawarkan sesuatu yang menarik. Ketum Gerindra ini menawarkan uang pensiun untuk koruptor. Betul, koruptor pun dapat uang pensiun! Mungkin kelak bisa dijadikan setara PNS golongan 3B.
Pernyataan itu disampaikan ketika kampanye terbuka di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu, 7 April 2019. Dalam orasinya, Prabowo akan memanggil para koruptor dan berjanji menerima permintaan maaf mereka bila benar-benar mau bertaubat.
“Ya bolehlah kita sisihkan untuk pensiun, boleh enggak? Untuk dia pensiun? Berapa? Kita tinggalin berapa? 5 persen? 5 persen? 3 persen? Enggak boleh?” kata Prabowo.
Pernyataan Prabowo itu menuai kontroversi. Donal, aktivis antikorupsi keras menolak. “Justru koruptor itu adalah dihukum badannya dan disita asetnya. Kok, malah memaafkan kayak begitu,” Menurut Donal, pernyataan itu justru dengan semangat pemberantasan korupsi. Semestinya, koruptor dihukum seberat mungkin dan aset yang dimilikinya disita. Hal ini supaya membuat para “penggarong” uang negara itu jera.
Wah, Mas Donal ini mungkin kurang tajam visinya. Mas Donal nggak menyimak, ya? Kan Prabowo bilang asal koruptor ini tobat. TOBAT! Bukankah seuatu yang bau-bau agama itu sekarang sangat dicintai? Apa-apa kalau “agamis” itu jadi lebih baik. Koruptor tiba-tiba pakai peci, bawa Alquran, dan tasbih ketika sidang. Ada pula yang bawa buku tebal untuk nutupin borgol. Sebuah aksi yang estetis.
Jadi, ketika lulus SMA/SMK, kamu bisa jadi pengangguran. Ketika bingung mau kerja apa, jadilah koruptor. Pensiun, dapat uang pensiun. Indonesia ini memang memperhatikan semua jenis pekerjaan. Guru honorer sudah digaji jutaan per bulan, misalnya. Sungguh perhatian sekali.
Ini baru sebatas program dari Jokowi dan Prabowo saja sudah begitu menarik. Bagaimana kalau kedanya betul-betul dipersatukan oleh takdir. Bayangkan kalau keduanya bersatu, tidak ada lagi Cebong dan Kampret. Kita akan bersatu menjadi bunglon jenis baru, Persilangan cebong dan kampret. Kita adalah CERET.
Sungguh couple goals. Uwuwu~