Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

4 Hal Penting yang Juga Perlu Dibahas IMF-WB

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
10 Oktober 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – IMF-WB yang menjadi bahan perdebatan netizen budiman Indonesia itu juga perlu membahas 4 hal penting di luar isu ekonomi. Apa saja? Let’s go!

Mulai tanggal 12 Oktober 2018, dan akan berakhir 14 Oktober 2018, IMF-WB atau International Monetary Fund and the World Bank Group, digelar di Nusa Dua, Bali. IMF-WB merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan.

Pertemuan yang total pesertanya mencapai 15 ribu orang ini dihadiri Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negera, serta sektor privat, akademisi, NGO, dan media. Seperti hampir semua hal di dunia, ada pro/kontrak terkait penyelenggaraan IMF-WB.

Mulai dari besarnya biaya yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang baik, hingga pandangan yang menyertai nama IWB-MW itu sendiri. Salah satunya adalah pendapat Toto Rahardjo, penulis sekaligus peneliti yang mendirikan Sanggar Anak Alam dan INSIST, bahwa IMF dan WB merupakan salah satu agen yang memfasilitasi korporasi kapitalisme global dalam melakukan ekspansi pasar, bahan baku, tenaga kerja, dan lain sebagainya, untuk kepentingan akumulasi kapital.

Satu hal menarik lainnya disampaikan oleh Kepala Suku Mojok, Puthut EA, lewat akun Instagram pribadinya. Jadi, sebuah WhatsApp grup yang berisi “mantan” aktivis, pandangan soal IMF-WB terbagi menjadi dua; mereka yang menolak dan mereka yang mendukung.

“Kata yang menolak, sambil menyindir para mantan aktivis yang mendukung IMF-WB: “Inilah keberhasilan revolusi mental, masa muda anti-neolib, setelah tua menjadi antek nekolim! Para mantan aktivis yang disindir, membalas: “Masa muda pro-neolib itu pertanda gak punya hati. Sedangkan kalau sudah tua kok masih tetap menolak neolib bearti gak punya otak,” terang Puthut EA.

“Tentu saling sindir semacam itu tidak memberikan tantangan intelektual bagi orang macam saya. Sama saja dengan aktivis yang menolak dengan dalih pemborosan maupun menerima dengan alasan menguntungkan secara ekonomi. Kok kayak sedang ngitung laga di toko kelontong saja.”

Kalau cuma hiburan, admin dan kreator Mojok Creative Team lebih bisa bikin kamu-kamu semua ketawa ngakak. Seperti misalnya, kami menyodorkan 4 hal penting yang justru tidak boleh luput dibahas IMF-WB.

1. Ukuran Beng Beng yang menciut.

Apakah kamu pernah merasa resah dengan ukuran snack yang semakin hari semakin menciut? Padahal, di tengah cuaca panas yang melanda Jogja beberapa hari ini membuat beberapa benda menjadi mengembang. Tapi mengapa, ukuran snack, khususnya Beng Beng justru menyusut?

Ngemil snack sembari mengikuti tubir IMF-WB adalah aktivitas yang terpuji. Tetapi, kenikmatan itu seperti terampas ketika ukuran Beng Beng, misalnya, tak lagi seperti dulu. Size does matters untuk soal snack. Jangan renggut kebahagiaan kami akan sesuatu yang besar dan panjang. Ini masalah dunia, bukan hanya soal pengungsi atau global warming saja.

2. IMF-WB perlu menemukan solusi “kemunculan ajaib” tukang parkir Indomart.

Suatu siang, ketika selesai membeli sebungkus rokok dan Susu Ultra rasa Taro yang mbleneg di Indomart, saya celingak-celinguk di tempat parkir. Bukan, bukan mau maling helm. Saya was-was saja dengan keberadan tukang parkir. Bukan apa-apa. Duit di dompet sudah habis, pas buat bayar rokok dan susu sebungkus. Tidak ada lagi duit tersisa, bahkan yang receh.

Celakanya lagi, tidak ada ATM di Indomart itu. Mau tarik tunia, katanya sedang enggak bisa. Maka, demi menghindari rasa malu, sebaiknya saya tidak ketemu tukang parkir.

Setelah merasa aman, tukang parkir tidak kelihatan batang dengkulnya, dengan lincah saya menuju sepeda motor. Ketika kunci kontak saya putar, tombol starter saya pijit, dan motor menyala, tiba-tiba, sebuah tangan kekar menahan bokong motor saya. Berseragam kemeja oranye, ia menyeringai, memamerkan gigi-giginya yang kuning langsat, memberi kode kepada saya untuk bayar parkir.

Ini masalah besar yang perlu dibicarakan IMF-WB. Bagaimana mungkin, seorang tukar parkir bisa tiba-tiba muncul padahal situasi sekitar Indomart sudah saya pindai. Kemampuan muncul tiba-tiba di blind spot pengendara itu sangat berbahaya. Bagaimana bila dia direkrut CIA atau Mossad untuk jadi pembunuh bayaran? Wah, John Wick pun belum tentu bisa mengalahkan ‘Kang Parkir seperti ninja ini.

Iklan

3. Kreasi Indomie yang sudah kelewatan.

Indomie (dan Mie Sedap – disebut biar enggak jadi tubir mie instan di kolom komentar) adalah menu sejuta umat. Kamu orang yang tersesat dan tak tahu arah jalan pulang kalau tidak suka mie instan ini. Kamu perlu pergi ke dukun. Siapa tahu, kamu dirasuki “hantu diet karbo” yang makan buah-buahan saja buat makan siang.

Saking cintanya, banyak orang mengekspresikan cintanya dengan membuat banyak varian masakan. Awalnya sih menarik. Tapi ketika menemukan varian donat Indomie, sushi Indomie, agar-agar Indomie, es krim Indomie, patty burger Indomie, bahkan agama Indomie, diri ini langsung curiga. Ada yang salah dengan kreativitas manusia ini. Sudah kebabalasan.

Maka dari itu, sebelum nanti ada variasi lipen dan celak rasa Indomie, IMF-WB perlu menemukan solusi. Ini sudah kebablasan. Perang dan genosida kan juga dimulai dari “sesuatu yang kebablasan” juga.

4. Harga makanan hiperbola versi penjual.

Terutama adalah mamang-mamang bakmie jawa dan nasi goreng keliling. Mereka suka menetapkan harga sesuka hati. Sebetulnya bukan harganya, sih, tetapi penyebutan harga. Mereka membuat versi sendiri yang justru norak pooll, sepeti penggunaan “d” untuk menggantikan “The” di depan nama warung atau tempat londrian. Ra mashook.

Jadi, penjual ini terlalu hiperbola.

“Mas, nasi goreng satu porsi. Berapa?”

“Nasi goreng seporsi, 12 juta, mas. Murah-murah ae.”

Dalam batin: “Opo sih, mas. Dolanmu kurang adoh.”

Kenyataan yang terucap: “Nih, mas, 15 juta. Kembaliannya simpen, bisa buat beli Xiaomi Redmi Note 5A.” Ternyata saya lebih hiperbola.

Lucu? Enggak, lah! Itu percakapan yang norak. Karena urusan sopan santun saja saya membalas seperti itu. Hal-hal dekaden seperti ini sebaiknya tidak dilanjutkan. IMF-WB perlu membuat terobosan bahan bercanda yang lebih sophisticated.

Itulah 4 hal penting yang perlu segera dicari solusinya. IMF-WB perlu tahu, kalau hal-hal ini sangat mempengaruhi kondisi ekonomi dunia. Kok bisa? Ya rahasia. Enggak semua-semua harus dibagikan.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2018 oleh

Tags: BaliBank DuniaIMF-WBNusa Dua
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Guru SD dari Badung, Bali, menabung lama demi antar anak ke Audisi Umum PB Djarum 2025 Kudus MOJOK.CO
Ragam

Guru SD Bali Menabung-Seberangi Laut demi Anak Kejar Mimpi Bulu Tangkis di Kudus, Kebal Sorakan yang Menjatuhkan Mental

12 September 2025
Wisata di Bali anti ribet dengan eSIM MOJOK.CO
Kilas

Liburan ke Bali Tanpa Drama: Cukup eSIM, Sinyal Aman, Kantong Tenang

10 Juni 2025
Kuburan Desa Trunyan.MOJOK.CO
Ragam

Turis Bali Ketar-ketir di Kuburan Desa Trunyan, Bukan Diganggu Setan tapi karena Ulah Warganya

6 Februari 2025
Kuburan Desa Trunyan.MOJOK.CO
Catatan

Tiket Masuk Desa Trunyan Lebih Seram daripada Mayat-Mayat yang Bergeletakan

6 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.