Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Mengapresiasi Penghafal 2 Juz Alquran, Mengapresiasi Justin Bieber dan Young Lex

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
8 Juli 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pada titik tertentu, penghafal Alquran untuk bensin gratis, Justin Bieber anggota trio kweq-kweq, dan Young Lex aktor watak pemenang Piala Adipura, perlu diapresiasi.

Saya setuju belaka dengan Mas Haryo Setyo, penulis Mojok, pengampu rubrik Celengan. Sebuah rubrik yang mengupas dunia ekonomi secara luwes dan renyah untuk dibaca. Saya setuju dengan pendapat Mas Haryo soal dua liter bensin gratis bagi mereka yang bisa menghafal dua juz Alquran.

Lewat Facebook pribadinya, Mas Haryo menyebut “kebijakan” dari pemilik SPBU ini sebagai bentuk marketing belaka. Saya kutipkan saya biar kamu dapat konteksnya:

“Marketing, bagian dari ilmu manajemen. Sifatnya dinamis, lentur dan tentu saja mudah usang. Apa yang dipelajari di tahun 1980, sudah jauh berbeda dan tidak banyak terpakai lagi di tahun 2019.”

“Iklan ini membuat mrinding netijen yang merasa kritis. Saya pertama tau juga cuma nyengingis. Apa bedanya jika redaksionalnya diganti dengan “bawa botol plastik akuwa 1ltr, gratis bbm 2 liter”? Tentu di tingkat kesulitan untuk memenuhinya.”

“Apalagi kalo mikirnya terlalu jauh, endonesa akan “disuriahkan” bani onta. Hadehh.”

“Santai aja. Baca 2 juz itu lama sekali. Belum tentu orang mau diupah 15rb (senilai 2 liter katakanlah pertalite) untuk baca 2 juz. Setiap Jumat pula. Belum antriannya yang baca, belum syarat dan kondisi yang berlaku. Tidak semua hal layak dianggap membahayakan falsafah negara kita.”

“Santai… santai… santai… ini hanya permainan marketing.”

Mengapa saya setuju dengan program dua liter bensin bagi penghafal Alquran? Ya karena semua hal, terkadang, nggak perlu dipikir terlalu berat. Pun, seperti yang Mas Haryo bilang, marketing itu lentur.

Yang penting mau bersabar saja. Mendaraskan dua juz Alquran itu butuh 30 menit, kira-kira. Kalau dapat antrian nomor lima, berarti kamu cuma perlu nunggu 150 menit saja. Sebentar itu. Kalau kamu sabar nunggu dajjal keluar di akhir zaman, masak nunggu 150 menit saja mengeluh.

Lantas, apakah pemeluk agama lain merasa terganggu dengan program penghafal Alquran ini? Dari yang saya baca, kebanyakan yang protes justru yang dari Islam sendiri. Ya, saya sendiri, sebagai pemeluk Katolik, merasa senang kalau ada yang membela kesetaraan hak konsumen tanpa disekat oleh agama.

Namun, saya pun biasa saja kalau nggak bisa dapat dua liter bensin gratis karena kuliah Bahasa Arab saja sampai mengulang empat kali. Dapat D pula berkat belas kasihan dosen saya. Insyaallah saya masih mampu beli empat liter bensin untuk bikin penuh tangki motor saya. Program ini, saya anggap bagus, karena mengajak saudara-saudara muslim untuk lebih giat membaca Alquran. Bukankah itu bagus? Pun itu hanya dilakukan ketika bulan Ramadan saja, bulan penuh berkah dan pengampunan. Yasudalah.

Maksudnya begini. Kalau cemburu karena nggak bisa dapat dua liter bensin karena berbeda agama, bagaimana kita bisa berteguh di depan masalah yang lebih besar. Kalau tak bisa setia dengan perkara kecil, bagaimana kita bisa setia di depan masalah besar.

Bagaimana kalau akhirnya merembet ke masalah yang lebih besar dari sekadar penghafal Alquran? Hal besar disekat oleh agama? Saya sih masih *agak* percaya diri kalau orang Indonesia, akan bersatu mencegahnya. Apalagi berbekal kekuatan Netizen maha benar dengan mantra sakti, “Twitter, please, do your magic!” dan kampanye save-save-an yang lumayan seru itu.

Iklan

Kembali lagi, masalah penghafal Alquran ini cuma marketing saja. Masak begitu saja sulit untuk dipahami? Apakah karena di Indonesia ini sudah terlalu sering “apa-apa” dipakein baju agama? Politik pakai agama? Sidang pakai agama? Pilpres pakau agama?

Strategi penghafal Alquran = Justin Bieber + Young Lex

Biar gampang memahami, coba kamu perhatikan gimmick Justin Bieber yang nantangin Tom Cruise gelut tarung bebas. Sekilas saja sudah kelihatan kalau artis itu butuh sensasi untuk hidup. Ya nggak semua, tapi mayoritas. Yang timpang begitu, kecil lawan besar, amatir lawan jago, bakal memicu belas kasih netizen. Jadi berita yang menarik untuk terus digali.

Ya sama juga dengan Young Lex, aktor watak kenamaan cinematic experience 4DX, ketika mengunggah foto wajahnya yang babak belur karena mengaku dihajar fans K-Pop. Saya kira itu foto wajah close-up dia, ternyata wajah babak belur. Ya maaf.

Nyatanya, ketika ketahuan netizen kalau itu hoaks saja, Young Lex mengunggah klarifikasi kalau itu sandiwara belaka. Aktor watak pemenang Piala Adipura untuk kategori Breakthrough Artist ini memang bisa saja. Sambil ditambahi wording yang bijak–mengingatkan kita untuk tidak begitu saja percaya kepada hoaks–jadilah konten dengan exposure tinggi.

Ehh, tapi niat Young Lex itu baik, lho. Mengingatkan kamu semua supaya nggak terlalu enteng sebar hoaks di grup keluarga dan alumni. Keren betul. Begitu kan, Lex? I love Young Lex.

Pada titik tertentu, penghafal Alquran untuk bensin gratis, Justin Bieber anggota trio kweq-kweq, dan Young Lex aktor watak pemenang Piala Adipura, perlu diapresiasi. Mereka sangat kreatif bikin konten marketing dengan exposure tinggi.

Sampai di situ saja kita menerjemahkan konteks penghafal Alquran untuk bensin gratis. Biar hidupmu nggak surem-surem amat.

Oiya, ini saya membahas strateginya lho ya, bukan Alquran atau orang yang iklas melakukannya. Strateginya, perlu ditegaskan. Biar nggak dikira penistaan lagi.

Terakhir diperbarui pada 8 Juli 2019 oleh

Tags: alquranjustin bieberYoung Lex
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Ketika Cina dan Kuba, 2 “Dedengkot” Komunisme, Membela Islam MOJOK.CO
Esai

Ketika Cina dan Kuba, 2 “Dedengkot” Komunisme, Membela Islam dan Mengutuk Keras Pembakaran Al-Qur.’an

19 Juli 2023
alquran mojok.co
Liputan

Al-Quran Tulisan Tangan Berusia 200 Tahun, Saksi Penyebaran Islam di Gunungkidul

28 Maret 2022
Young Lex Bukan Plagiat Karya Lay EXO, Blio Cuma Bikin Versi ‘Low Budget’ Aja
Esai

Young Lex Bukan Plagiat Karya Lay EXO, Blio Cuma Bikin Versi ‘Low Budget’ Aja

10 Maret 2021
Tafsir Anjay dalam Bahasa Sanskerta dan Komnas PA yang Emang ‘Anjay’
Esai

Tafsir Anjay dalam Bahasa Sanskerta dan Komnas PA yang Emang ‘Anjay’

1 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.