Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Game Simulator Yesus, Menjadi Katolik, dan Natal yang Makin Lucu

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
11 Desember 2019
A A
Game Simulator Yesus, Menjadi Katolik, dan Natal yang Makin Lucu MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Game simulator Yesus Kristus bukan penistaan, tetapi justru mengajari orang Katolik ilmu tertinggi, yaitu cinta kasih. Apalagi menjelang Natal.

Desember satu tahun yang lalu sempat ramai sebuah foto yang diunggah di Twitter oleh akun @maurianusadi. Sampai saat ini, Desember 2019, foto itu masih bisa kamu temukan.

Saya katolik aliran extreme sport pic.twitter.com/bpvxI4JTUH

— Doggie ?? (@maurianusadi) November 30, 2018

Tweet dari akun bernama @maurianusadi itu betul-betul menggoncang. Menggoncang perut saya karena tertawa. Wording tweet yang berbunyi “Saya Katolik aliran extreme sport” sukses mengocok perut.

Sebagai orang Katolik, salib dengan Yesus yang terpaku adalah simbol penuh makna. Apakah itu penistaan agama? Saya, dan kebanyakan orang yang membalas tweet tersebut justru bisa bersenang-senang dengan materi komedi yang menyenangkan.

Meskipun sebagian besar orang yang membalas twit tersebut selow saja, tetap ada beberapa yang merasa tersinggung. Mereka merasa salib adalah sebuah simbol suci. Lantaran suci, sudah sepantasnya kalau patung Yesus yang hampir lepas dari salib itu tidak dipakai sebagai bahan bercandaan. Bahkan ada yang menilai twit itu sebagai penistaan agama.

Sebetulnya twit dengan patung Yesus yang hampir jatuh itu hal yang biasa. Jika dipandang dari sisi kemanusiaan. Tiap-tiap manusia punya meteran komedi yang berbeda, bukan? Pun dengan cara tiap-tiap manusia beragama.

Ada yang memandang Yesus sebagai pendengar yang baik, ada pula yang menganggap Sang Juru Selamat sebagai Tuhan Maha Kudus dan kudu diperlakukan selayaknya kata “kudus” itu. Katolik memandang kedua hal itu secara baik, artinya nggak salah. Menjadi terasa “mengganggu” ketika dua hal baik itu dipertentangkan. Dari sana lahir kekolotan dan kebencian kepada sesama. Padahal ya, semuanya benar.

Di bulan Desember yang fitri ini–eh kok kebetulan ya kejadiannya di bulan yang sama–pernah kejadian twit Yesus Bungee Jumping, lalu sebentar lagi Natal, terus sebuah perusahaan game di Polandia mengeluarkan game yang bikin kamu jadi seperti “tuhan”. Game itu diberi judul “I’m Jesus Christ”.

Game ini modelnya FPS (First Person Shooting) dan berjenis simulasi. Kamu akan merasakan pengalaman membuat mukjizat, berdoa untuk meminta special power dari langit, lalu melawan setan di padang gurun. Seperti kisah kehidupan Yesus, kamu akan memberi makan bagi mereka yang kelaparan, menyembuhkan mereka yang buta, dan menenangkan badai di laut lepas.

Semua peristiwa di dalam game ini merupakan narasi dari Kitab Suci Perpanjian Baru. Sungguh “nganu” sekali. PlayWay sendiri juga perusahaan game yang “nganu” juga. Dikutip dari Kumparan, dulu, PlayWay pernah meluncurkan game simulator aneh. Misalnya simulator petani, Santa Claus mabuk, kepala sekolah, presiden Amerika, hingga jadi mekanik kendaraan.

Huft, untung game simulasi ini temanya kehidupan Yesus Kristus, bukan yang lain. Hehehe…misalnya jadi Lia Eden gitu, atau Penyembah Teko kayak di India. Bisa repot kalau simulasinya cuma berdoa dan menyembah teko. Nggak ada geregetnya kayak Yesus tarung lawan setan di padang gurun di game “I’m Jesus Christ”.

Game ini baru akan terbit di 2020. Apakah akan masuk ke Indonesia? Kayaknya sih bisa, karena game ini udah ada di halaman Steam. Lalu, apakah akan menjadi kontroversi? Kayaknya sih enggak.

Saya rasa orang Katolik di sini bakal memandang game itu seperti haramnya ucapan Natal. Kamu harusnya sudah tahu kalau muslim nggak boleh mengucapkan, kan? Di Banyuwangi, sebuah hotel nggak boleh pasang atribut Natal. Biasa itu. Muslim mengucapkan selamat Natal bisa dianggap kafir. Dah biasa.

Iklan

Terkadang, orang Katolik malah menjadikannya sebagai bahan guyon belaka. Nggak cuma ketika ngumpul sama saudara seiman. Bahkan ketika lagi nongkrong di cakruk bareng orang muslim. Misalnya beberapa waktu yang lalu ketika saya nongkrong di angkringan dekat rumah.

Salah satu tetangga saya lagi asyik makan ketika tiba-tiba diajak ngobrol yang jualan angkringan. “Mas, dapat salam. Katanya selamat Natal,” kata bakul angkringan.

Tetangga saya ini pemeluk Kristen. Sembari mengunyah, dia bertanya, “Dari siapa, Pak?”

“Dari Haram, nih. Baik banget ya si Haram. Natal masih jauh udah ngucapin selamat Natal.”

Kami bertiga tertawa singkat. Si bakul angkringan lagi sibuk lihat-lihat kiriman foto di grup wasap ketika menemukan sebuah foto yang bunyinya: “Haram Mengucapkan Selamat Natal”. Tetangga saya yang Kristen menambahkan: “Salamin balik, Pak. Bilang makasih.” Tawa kami yang tadinya singkat menjadi lebih panjang. Tiba-tiba tahu bacem di angkringan terasa lebih nikmat.

Bakul angkringan di dekat rumah saya itu pemeluk Islam. Beliau sering menegur saya yang malah asyik udud di angkringan di hari Sabtu atau Minggu sore. “Kok nggak ke gereja?” Tanyanya dengan nada agak guyon.

Dari satu adegan kecil di atas, saya selalu percaya kalau kemanusiaan itu jangan pernah dibalut apa saja. Baik agama, ras, kepercayaan, dan lain sebagainya. Terkadang, biarkan kemanusiaan itu berdiri sendiri. Sebagai kesadaran tertinggi manusia untuk saling mencintai. Kalau sudah rukun dan saling mencintai, bukankah kita sudah mengamalkan ajaran agam?

Yesus bungee jumping, haramnya Natal, dan game simulasi I’m Jesus Christ adalah dinamika kemanusiaan. Ada baiknya kita memandang kejadian manusia itu dengan kaca mata manusia. Menjadi bahan guyon menemani kopi dan teh panas.

Toh Tuhan tak pernah minta dibela. Tuhan, mungkin, lebih suka kalau diajak guyon. Besok saya tanyakan langsung kalau ketemu, di akhir zaman.

BACA JUGA McJesus dan Yesus Bungee Jumping: Bukti Katolik Indonesia Lebih Santai atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Terakhir diperbarui pada 11 Desember 2019 oleh

Tags: IslamKatolikKristenNatalnatal haramSelamat Natalsimulasi yesusYesus
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Cerita Kebiasaan Orang Jawa yang Bikin Kaget Calon Pendeta MOJOK.CO
Esai

Cerita Calon Pendeta yang Kaget Diminta Mendoakan Motor Baru: Antara Heran dan Berusaha Memahami Kebiasaan Orang Jawa

21 November 2025
Katolik Susah Jodoh Tolong Jangan Login dan Ambil Jatah Kami MOJOK.CO
Esai

Cari Pasangan Sesama Katolik itu Susah, Tolong Jangan Login dan Ambil Jatah Kami

13 November 2025
Paus Leo XIV, Sarjana Matematika Memimpin Umat Katolik MOJOK.CO
Esai

Habemus Papam! Kisah Paus Leo XIV Sarjana Matematika yang Akan Memimpin Umat Katolik di Masa Kritis

9 Mei 2025
Dinamika Politik di Masjid Istiqlal dan Fenomena Muslim Tanpa Masjid
Video

Dinamika Politik di Masjid Istiqlal dan Fenomena Muslim Tanpa Masjid

30 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.