Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

PSSI dan Fans Manchester United Memang Mirip: Sama-sama Aneh dan Tidak Relevan

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
4 Maret 2021
A A
PSSI dan Fans Manchester United Memang Mirip: Sama-sama Aneh dan Tidak Relevan

PSSI dan Fans Manchester United Memang Mirip: Sama-sama Aneh dan Tidak Relevan

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kalau PSSI dan fans Manchester United masih aneh dan tidak relevan, jangan heran jika “peruntungan” berubah. Ingat, sepak bola itu penuh sejarah kekecewaan dan akan sangat kejam.

Pada titik tertentu, yang namanya PSSI dan fans Manchester United itu sama saja. keduanya sama-sama aneh dan tidak relevan. Oleh sebab itu, ketimbang uji tanding dengan PS-Tira Persikabo, lebih baik timnas uji tanding lawan klub asal Inggris itu. Pasti seru karena nggak bakalan terjadi.

Gimana mau terjadi kalau untuk sekelas uji tanding melawan klub lokal saja PSSI malah aneh banget. Sebuah federasi yang konon terhormat ini bisa-bisanya gagal mengurus izin pertandingan dari kepolisian.

Ini pada ngapain aja, sih, di kantor? Baca koran, minum kopi, dan main Zuma? Nggak kreatif, itu kan sudah me time-nya PNS zaman dulu. Kalau zaman sekarang mainnya Among Us sama Plant versus Zombie.

PSSI, yang konon federasi terhormat itu, bisa-bisanya baru mengirim surat izin pertandingan ke kepolisian di hari yang sama timnas bermain. Ngapain aja, sih, di kantor? Bisa-bisanya kalah profesional sama anak-anak mahasiswa yang gercep kalau pesan lapangan untuk tanding futsal ketimbang ngerjain proposal skripsi.

Aneh banget….

Hanya sebatas mengirim surat izin pertandingan saja leletnya minta ampun. Gimana mau ngurusin sepak bola Indonesia? Sudah tingkat kepercayaan publik kepada PSSI itu rendah, eh malah menambah masalah saja. Piala Menpora? Kompetisi dengan protokol kesehatan seketat Liga Inggris atau Bundesliga? Hoi, PSSI, bangun! Turumu njengking.

Aneh banget… kayak fans Manchester United. Persis.

Di malam ketika PSSI gagal mengerjakan tugas paling sepele dibandingkan mengurusi kompetisi, Manchester United bermain imbang dengan Crystal Palace. Skor akhir 0-0. Skor yang biasanya muncul kalau Manchester United tanding lawan tim-tim besar. Lawan Palace, eh skor tersebut muncul juga.

Pagi harinya, ketika artikel ini tayang, tagar #OleOut menjadi buah bibir di media sosial. Aneh sekali. Terutama ketika melihat posisi United di klasemen dan perkembangan mereka di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer. Ada aura-aura tidak tahu terima kasih dan egois banget.

Sebagai fans Arsenal, yang biasanya bersaing untuk menjadi medioker paling tertib di Liga Inggris, perkembangan United terbilang cukup baik. Ole memang bukan pelatih dengan kekayaan taktik atau “aura mematikan” seperti Sir Alex Ferguson. Namun, Ole bisa membawa Manchester United duduk di posisi kedua sampai saat ini.

Fans Manchester United perlu sadar bahwa musim 2020/2021 ini berjalan begitu ketat. Terutama untuk posisi dua sampai 10. Kalau menang belum tentu bisa memanjat klasemen, kalau kalah langsung turun peringkat. Liverpool, Spurs, Chelsea, Everton, Leicester, West Ham, hingga Arsenal saja masih sulit untuk konsisten.

Fans Manchester United ini aneh banget mirip PSSI. Duduk di peringkat kedua untuk musim ini terbilang pencapaian yang cukup baik. Mengingat betapa Manchester City sangat solid dan sulit dikalahkan. Dominasi mereka sangat bisa dimaklumi. Sudah begitu, kok, Ole selalu diminta out kalau United gagal menang. Setidaknya mereka tidak kalah, kan.

Selain aneh, PSSI dan fans Manchester United juga tidak relevan….

Iklan

PSSI sangat tidak relevan dengan mimpi-mimpi basah soal kompetisi. Mengurus izin untuk uji tanding saja tidak bisa, kok mau mengurusi atlet-atlet sepak bola yang konon sangat menderita karena pandemi ini.

Orang yang resah karena khawatir terjadi kerumunan karena kompetisi selalu diserang. Dianggap tidak peduli dengan kesejahteraan pemain bola Indonesia. Terutama mereka, pemain muda, yang kariernya masih panjang. Seakan-akan hanya pesepak bola saja yang menderita karena pandemi. Padahal PSSI-nya saja begitu. Apa peduli? Atau cuma mau pencitraan saja?

Nggak relevan sama sekali….

Sementara itu, fans Manchester United juga sama saja tidak relevan. Ketika ingin mengkritik klubnya sendiri, coba tengok performa City. Tidak ada yang memalukan dengan duduk di peringkat kedua untuk saat ini. Terutama jika melihat posisi United di awal Ole melatih.

fans Manchester United yang meminta Ole untuk out seperti anak kecil yang merajuk saja. Merengek minta dibelikan dua hotwheels, tapi orang tuanya baru bisa membelikan satu buah. Sudah mending bisa beli, banyak orang tua nggak mampu mewujudkan rengekan anaknya.

Aneh dan tidak relevan. PSSI harusnya tahu publik akan sangat menyorot kemampuan mereka mewujudkan omongan sendiri, yaitu menghadirkan sepak bola ke tengah masyarakat ketika pandemi. Kalau sebatas minta izin laga saja nggak becus, harapan masyarakat mau dibuang ke mana?

Sementara itu, fans Manchester United harusnya bersyukur masih bisa masuk empat besar Liga Inggris. Terkadang, yang namanya harapan tidak melulu bisa terwujud. Apalagi ketika harapan itu membentur tembok yang terlalu tinggi, yang untuk saat ini belum bisa dipanjat.

PSSI dan fans Manchester United seharusnya menghargai sebuah proses. Klub-klub Indonesia sudah susah payah mengumpulkan skuat di tengah segala kesulitan karena pandemi. Mereka butuh kepastian dan profesionalitas dari “panitia”. Jangan sampai usaha dalam keterbatasan mereka cedera karena “panitia” yang lamis dan sak karepe dewe.

Kalau PSSI dan fans Manchester United masih aneh dan tidak relevan, jangan heran jika “peruntungan” berubah. Ingat, sepak bola itu penuh sejarah kekecewaan dan akan sangat kejam untuk mereka yang tidak siap.

BACA JUGA PSSI dan Indra Sjafri Mencoreng Arang ke Kening Sendiri dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 4 Maret 2021 oleh

Tags: liga inggrisManchester Unitedpiala menporaPSSI
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Ketum PSSI Erick Thohir dan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi bahas soal Liga 3 dan Liga 4 di Jawa Tengah MOJOK.CO
Kilas

Liga 3 dan 4 bakal Bergulir di Jawa Tengah, Bina Bakat-bakat Muda dari Desa…

8 Agustus 2025
Kalau gue jadi Patrick Kluivert, gue nggak mau menjadi pelatih Timnas Indonesia gantikan Shin Tae Yong karena Ketum PSSI Erick Thohir problematik MOJOK.CO
Ragam

Kalau Jadi Patrick Kluivert Gue Nggak Mau Kerja sama Erick Thohir yang Interview Kerja di Hari Raya, Tak Punya Value dan Tak Tahu Batas

9 Januari 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.