Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Mesut Ozil dan Kariernya Bersama Arsenal: Adaptasi dan Pengorbanan Hingga Tubuhnya Koyak

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
9 Juni 2020
A A
Mesut Ozil dan Kariernya Bersama Arsenal liga inggris mikel arteta MOJOK.CO

Mesut Ozil dan Kariernya Bersama Arsenal liga inggris mikel arteta MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Mungkin jumlah asis dan gol akan berkurang, Namun, semoga terwujud, fans Arsenal akan menemukan Mesut Ozil yang baru. Team player dengan imajinasi tak berbatas.

Liga Inggris sudah mau sepak mula lagi. Bagi beberapa klub, kompetisi yang kembali berjalan bukan hanya soal menentukan nasib. Bagi mereka, jalannya sisa kompetisi adalah sebuah upaya memindai kekuatan dan kelemahan. Tidak terkecuali Arsenal dan Mesut Ozil di dalamnya. Seorang pemain yang “ditolak oleh zaman”.

Konon, Mesut Ozil “ditolak oleh zaman”. Pemain seperti dirinya sudah tidak lagi kompatibel dengan perubahan sepak bola. Perubahan yang terasa begitu kejam, tapi pasti itu. Sedih rasanya melihat dia, sebagai pemantik imajinasi, harus tersisih dari panggung sepak bola. Sesuatu yang wajar terjadi, tetapi kesedihan tidak mungkin tidak ikut mengiringi.

Masih segar di dalam ingatan hari-hari pertama Mesut Ozil bersama Arsenal. Gairah dan kepercayaan mengalir begitu deras, dari fans untuk Arsenal. Kedatangan seorang perancang serangan membangkitkan semacam nostalgia kecil akan keberadaan Sang Dewa, Dennis Bergkamp. Dia yang memantik imajinasi.

Laga debut Mesut Ozil di Liga Inggris menghadirkan sentakan. Satu asis langsung dia bikin untuk Olivier Giroud, striker yang terlalu banyak membuang kerja keras Mesut Ozil. Mohon maaf kalau saya terdengar begitu kejam. Pada kenyataannya, imajinasi Ozil akan disematkan ke dalam statistik ketika bisa dimaksimalkan oleh siapa saja, termasuk striker.

Peralihan zaman dan pergantian pelatih berdampak kepada catatan karier Ozil. Dari Arsene Wenger, sosok bapak yang tidak berpikir dua kali untuk melindunginya, Unai Emery yang begitu pengecut dan munafik, dan Mikel Arteta yang realistis itu. Nama Ozil selalu menjadi perdebatan di semua rezim yang terbangun di Arsenal.

Sosok Mesut Ozil banyak ditemukan di bawah sorot kamera. Pemain asal Jerman itu dianggap sebagai pemain paling malas di Arsenal. Padahal, jika melihat rata-rata jarak lari di sebuah pertandingan, jelajah Ozil mencapai lebih dari 11 kilometer. Bukan catatan main-main untuk pemain yang “dianggap malas”.

Pada titik tertentu, kariernya bersama Arsenal sudah dianggap habis. Kamu bisa melacak tanda-tanda keraguan itu lewat media sosial. Ketika nama-nama gelandang, yang jauh lebih muda, mulai dihubungkan dengan Arsenal. Mulai dari Thomas Partey, Marc Roca, hingga Dominik Szoboszlai. Nama terakhir masih berusia 19 tahun dan konon cuma dibanderol 16 juta euro.

Permintaan akan gelandang yang lebih robust, berdaya jelajah tinggi, namun tetap jago membuat peluang semakin tinggi. Ozil, berbekal segala kelebihan pada visi dan teknik mengumpan, dianggap tak lagi kompatibel dengan “The New Arsenal” di bawah Mikel Arteta. Sebuah kenyataan yang mungkin akan kita temukan ketika Liga Inggris sepak mula lagi.

Namun, kita sering abai dengan perjuangan seorang pemain. Kita lebih suka melihat kelemahan, di mana lebih seru untuk dibahas, ketimbang pengorbanan yang sudah dilakukan pemain. Banyak fans Arsenal, yang entah secara sengaja atau tidak, enggan melihat perubahan cara bermain Mesut Ozil.

Pertama, Mikel Arteta menaruh kepercayaan penuh kepada sosok Ozil. Dia hampir selalu bermain. Bahkan ketika berlaga di Carabao Cup melawan Liverpool, di mana banyak pemain dari tim utama diistirahatkan. Selain kepercayaan, alasan apa lagi untuk menjelaskan kenyataan seperti itu?

Kedua, secara sadar dan bertanggung jawab, Mesut Ozil “melebur” dirinya yang dahulu. Dia tidak lagi menjadi “pusat semesta” dan meletakkan permainannya kepada kelihaian memanfaatkan visi. Mantan pemain Werder Bremen itu mengubah dirinya menjadi “team player”. Pemain yang selayaknya ada untuk sesama di dalam universe tim.

Silakan lacak perubahan cara bermain Ozil dari naiknya jumlah rata-rata tekel per pertandingan. Dia bukan lagi #10, playmaker di belakang striker. Dia menjadi seperti gelandang sentral dengan penambahan kemampuan di sisi bertahan. Perlu kamu ketahui, mengubah identitas cara bermain tidak semudah kelihatannya.

Apalagi untuk pemain yang sebelumnya dianggap lemah dan malas. Artinya, di mendorong dirinya sendiri untuk melewati batas kemampuan. Secara sadar, menambah kemampuan supaya tetap kompatibel dengan Arsenal baru di bawah asuhan Mikel Arteta. Pada titik tertentu, saya respek betul dengan pemain yang ikhlas “mengoyak dirinya” demi perubahan ke arah positif.

Iklan

Kenapa begitu? Untuk memahami determinasi Mesut Ozil “mengubah” dirinya, kita perlu memutar waktu ke masa lampau. Ketika Ozil kecil ditempa disebuah tempat bernama “Kandang Monyet”.

Ozil kecil mengasah bakat sepak bolanya di lapangan yang keras, terbuat dari semen, dan dikelilingi pagar kawat. Orang-orang menyebutnya “Kandang Monyet”.

“Dahulu, lapangan tempat bermain sepak bola tak terlalu bagus. Lantainya terbuat dari semen, dan jika jatuh, kamu akan langsung berdarah. Tapi kesulitan itu membuatmu menjadi lebih baik. Terutama, karena saya selalu bermain melawan anak-anak yang lebih tua di tempat yang sangat kecil. Kamu harus benar-benar jago. Untuk perkembanganku, masa-masa ini sungguh berharga,” ungkap Mesut kepada Goal.

Dalam Bahasa Jerman, “Kandang Monyet” itu disebut Affenkäfig. Tempatnya tak begitu jauh dari rumah keluarga Mesut. Lapangan tersebut hampir tak terlihat karena dikelilingi pepohonan. Beberapa cabangnya bahkan masuk melewati pagar kawat, dan rerumputan menyeruak dari bawah pagar.

Kandang tersebut seperti menjadi pelarian dari kehidupan sosial yang lambat di Olga Strasse, Gelsenkirchen. Sebuah lingkungan dengan banyak kamar apartemen yang kosong ditinggalkan, dan grafiti anti-sayap kanan bertebaran di dinding-dinding kota. Kandang Monyet itu menjadi wajah kehidupan imigran generasi ketiga, keras, dan selalu membuatmu waspada.

Di dalam diri Ozil sudah tercatat sebuah jejak perjuangan. Dia yang lebih kecil di antara pemuda yang bermain di dalam Kandang Monyet, tak mengenal rasa takut. Sebuah kilas balik yang membuat saya sedikit yakin bahwa di era baru bersama Mikel Arteta, pemain berdarah Turki itu bisa menemukan second coming.

Mungkin jumlah asis dan gol akan berkurang. Namun, semoga terwujud, kita akan menemukan Mesut Ozil yang baru. Sebagai team player yang mau berkorban untuk Arsenal. Seorang gelandang yang lebih tangguh sekaligus tetap berbahaya dengan visi dan kejelian mata. Pada saat itu, dia akan menjadi pemain yang lebih komplit.

BACA JUGA Aksi Mesut Ozil Mencium Roti, Aksi Kemanusiaan yang Terkadang Dilupakan atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 9 Juni 2020 oleh

Tags: Arsenalliga inggrisMesut Ozilmikel artetaozilReal Madridthomas partey
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.