Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Mengejar Mafia Bola, (Jangan Sampai) Melupakan Perkembangan Sepak Bola

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
5 Januari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Mafia bola memang kudu diberangus, dikejar sampai ke ujung dunia, ke dalam gua. Namun, jangan lupakan perkembangan sepak bola itu sendiri.

Satgas Antimafia Bola siap menetapkan tersangka terkait skandal pengaturan skor di sepak bola Indonesia. Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, menyatakan bahwa pekan depan, kasus skandal pengaturan skor akan masuk ke tahap penyidikan.

“Kemungkinan besar yang ditangani oleh Dittipikor (Bareskrim Polri) statusnya akan ditingkatkan dari penyelidikan menjadi ke penyidikan, artinya penyidik sudah cukup dari Analisa alat bukti yang dimiliki dari hasil gelar perkara,” ungkap Brigjen Dedi di Gedung Rupatama Mabes Polri pada Jumat, 4 Januari 2019.

Pernyataan ini perlu kita rayakan. Setelah sekian lama, akhirnya masalah pengaturan skor, atau lebih tepatnya pengaturan hasil pertandingan, akhirnya naik ke permukaan.

Mengapa menggunakan diksi “pengaturan pertandingan”? Seperti keterangan yang diberikan oleh Andi Darussalam Tabusalla ketika diwawancara oleh Beritagar.id pada 31 Desember 2018, tidak ada yang namanya pengaturan skor. Yang ada adalah pengaturan pertandingan.

“Jangan bilang atur skor. Tidak ada skor diatur. Vigit (Waluyo) juga tidak bisa atur skor, tapi pertandingan. Kalah menang itu yang bisa diatur. Kalau skor susah diatur, meski bisa juga,” ungkap Bapak Andi Darussalam kepada Beritagar.id.

Pertandingan, di sepak bola, adalah puncak dari semua proses yang ditempuh oleh pemain. Proses yang dimaksud dimulai dari latihan dasar sejak belia, masuk SSB supaya bakatnya lebih terasah dan kariernya terarah, bergabung ke tim profesional, dan merasakan latihan tingkat lanjut. Semua proses yang diulang-ulang, berat, dan kadang menjemukan itu menemukan manifestasinya di sebuah pertandingan.

Pertandingan menjadi panggung paling utama bagi pesepakbola untuk menunjukkan seberapa besar dan mulai latihan yang ia lakukan. Betul, proses latihan yang panjang dan pertandingan adalah proses yang mulia. Tanpa ketulusan dan pengorbanan, pemain kelas dunia pun tak akan bisa mencapai level tertinggi.

Tanpa latihan keras, Cristiano Ronaldo tak akan menjadi penyerang paling efisien semasa membela Real Madrid. Lionel Messi, tanpa perbaikan hormon dan latihan yang panjang, tak akan seajaib sekarang.

Tanpa mengorbankan masa mudanya untuk tekun berlatih, Gary Neville tak akan menjadi bek kanan terbaik Inggris pada masanya. Bakat Neville kalah jauh dari Ryan Giggs atau David Beckham. Ia mengorbankan masa mudanya, tidak pergi nongkrong hingga larut malam, tidak pergi ke bioskop untuk fokus menaikkan level dirinya.

Maka sungguh sakit ketika kerja keras yang panjang itu dirusak oleh pengaturan pertandingan, oleh mafia bola. Air mata, keringat, dan darah itu tidak punya makna ketika kemenangan sebuah tim tidak ditentukan oleh kualitas, tapi oleh kesepakatan di bawah meja. Sepak bola, pertandingan, tidak terjadi di atas lapangan hijau, melain di dalam lorong-lorong gelap rekening mafia bola.

Mengejar mafia bola adalah sebuah keharusan. Membersihkan sepak bola Indonesia dari mafia bola bisa menjadi tonggak awal yang namanya revolusi. Mengapa? Karena kerja mafia bola tentu tidak satu arah. Kerja mereka berjenjang, melibatkan banyak orang. Mulai dari perangkat pertandingan, pelatih, pemain, hingga federasi. Tertangkapnya Ecxo PSSI menjadi bukti sahih keberadaan mafia bola.

Namun, selain mendukung penuh “jihad” memberantas mafia bola, kita tidak boleh mengacuhkan dengan perkembangan sepak bola itu sendiri. Buat apa semua mafia bola dibabat, tapi kualitas sepak bola Indonesia tidak kunjung berkembang. Pola pikir lawas perlu dilupakan, di-upgrade ke level yang lebih “profesional”.

Misalnya apa? Misalnya adalah ketika sebuah musim selesai, tapi belum ada kepastian jadwal musim selanjutnya. Misalnya ketika sebuah klub sudah begitu boros beli pemain ketika belum punya pelatih. Misalnya ketika pemeriksaan kelayakan stadion tidak kunjung terang.

Iklan

Kamis (03/12), akun @SepakbolaSleman ngetwit sesuatu yang sangat menarik dan perlu menjadi perhatian banyak pihak. Saya kutipkan saja tanpa perubahan:

(1) Tidak hanya urusan transfer pemain. Klub Liga 1 juga diharapkan membentuk beberapa kelompok umur atau biasa disebut dengan program Pro Elite Academy. Menuju tahun 2020, kub pro Liga 1 diharapkan telah memiliki U14, U16, U18, dan U20.

(2) Jika membaca buku panduanya. Konsepnya jelas, semua dibina dengan filosofi sepakbola dan metodologi latihan sepakbola yang sama (U14 s/d U20). Metodik, sistematis, berjenjang, dan berkesinambungan.

(3) Ini pekerjaan yang lumrah, tapi menjadi terkesan berat bila tidak ada keseriusan dalam mengelola sebuah development klub. Belum lagi dinamikanya. Kelompok umur, kadang dekat dengan intrik.

Tiga twit tersebut sangat lumrah ada di bagan administrasi klub sepak bola profesional. Namun, di Indonesia, soal pembinaan usia muda jelek saja belum. Kalau mau berkata kasar. Pembinaan usia muda selalu menjadi kampanye menarik setiap tahun. Program sudah ada, tuntunannya ada, tetapi fakta di lapangan tidak sejernih itu.

Akun @SepakbolaSleman membuat sebuah penegasan: “Kelompok umur, kadang dekat dengan intrik.” Ada kata “intrik” di situ.

Kamu, yang dulu aktif di SSB seharusnya akrab dengan yang namanya pencurian umur. Lalu ada penentuan siapa yang masuk tim utama berdasarkan suka atau tidak tidak suka atau hanya karena si pelatih dekat dengan salah satu orang tua si si pemain. Bahkan ada juga orang tua yang nyogok si pelatih supaya anaknya bisa bermain.

Selain “kejahatan awal” itu, belum semua klub punya akademi yang ideal. Kebanyakan hanya klub-klub di Liga 1 saja yang punya akademi cukup lumayan. Beberapa ada di Liga 2, tapi agak kabur ketika berbicara liga-liga di bawahnya.

Akademi menjadi “alat perangkum” dari awal karier pesepakbola. Di akademi, ia belajar hal-hal dasar secara lebih komprehensif, belajar hal-hal baru untuk jenjang karier yang lebih tinggi. Dan, pada akhirnya, semua bermuara kepada tim nasional.

Jalannya sangat panjang. Keberadaan mafia bola, menjadi batu sandungan. Namun, tidak hanya itu saja. Ketika kita sibuk bertempik sorak mafia bola dicokok Satgas Antimafia Bola, kita cenderung melupakan sepak bola itu sendiri. Apalagi ketika musim tengah libur dan jadwal musim baru belum ada kejelasan.

Oya, soal kekerasan suporter juga perlu dipikirkan. Jangan lantaran liga berhenti, kita lupa dengan kesedihan dan penderitaan setelah nyawa melayang karena balbalan.

Pada akhirnya, usaha memperbaiki sepak bola Indonesia tak bisa berhenti dengan mencabut keberadaan mafia bola saja. Bangunan sepak bola itu sendiri perlu diperbaiki, dirawat, dan ditingkatkan levelnya.

Terakhir diperbarui pada 24 Februari 2021 oleh

Tags: Liga 1 Indonesiamafia bolaPSSI
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Ketum PSSI Erick Thohir dan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi bahas soal Liga 3 dan Liga 4 di Jawa Tengah MOJOK.CO
Kilas

Liga 3 dan 4 bakal Bergulir di Jawa Tengah, Bina Bakat-bakat Muda dari Desa…

8 Agustus 2025
Kalau gue jadi Patrick Kluivert, gue nggak mau menjadi pelatih Timnas Indonesia gantikan Shin Tae Yong karena Ketum PSSI Erick Thohir problematik MOJOK.CO
Ragam

Kalau Jadi Patrick Kluivert Gue Nggak Mau Kerja sama Erick Thohir yang Interview Kerja di Hari Raya, Tak Punya Value dan Tak Tahu Batas

9 Januari 2025
Histori

Ingatan Memalukan di Stadion Bahrain 12 Tahun Silam, Catatan dari Era Bobrok PSSI

10 Oktober 2024
Liga 3 Faktanya, Liga Malaysia Jauh Meninggalkan Kita MOJOK.CO
Esai

Memaksimalkan Liga 3 Sebagai Cara untuk Mengejar Ketertinggalan dari Sepak Bola Malaysia

11 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.