Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Euro 2016: Surganya Mamak-mamak Menyusui

Widi Widianti oleh Widi Widianti
24 Juni 2016
A A
Euro 2016: Surganya Mamak-mamak Menyusui

Euro 2016: Surganya Mamak-mamak Menyusui

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pertengahan tahun 2008, waktu itu saya masih tinggal di Jerman. Beberapa kawan saya asal Solo dan Malang yang tinggal di Munich mengajak saya untuk menonton pertandingan sepak bola di Allianz Arena, Bayern Munich melawan… (ah, embuh, saya lupa, yang jelas bukan Mitra Kukar atau Petrokimia Putra).

Kami (saya dan enam orang kawan saya) datang berbondong-bondong ke Allianz Arena. Dan sampai di sana, kami terpaksa harus ngowoh dan celili karena kehabisan tiket.

Dalam hati sebenarnya saya agak bersorak, karena jujur saya memang tidak suka sepak bola. Saya mau ikut nonton pun semata untuk nglegani kawan-kawan saya.

Dalam pertandingan yang tiketnya tidak kami dapatkan itu, Bayern Munich memetik kemenangan atas lawannya. Kemenangan yang pantas untuk dirayakan oleh segenap penduduk kota Munich. Dan seperti layaknya kaum Bavaria, perayaan kemenangan selalu dirayakan dengan sangat meriah. Para pemain diarak sampai ke balai kota dengan diikuti oleh iring-iringan supporter yang terus saja bersorak.

Kami yang tidak ikut menonton langsung di Allianz Arena pun tak ketinggalan ikut merayakan. Kami bahkan memutuskan untuk membuntuti arak-arakan pemain sampai ke Balai kota.

Di sana para pemain direncanakan akan dijamu makan malam oleh walikota. Kawan-kawan saya berharap bisa poto-poto bareng para pemain. Saya tak berminat ikut berebut pose dengan para pemain. Saya mending menunggu kawan-kawan di rerumputan di belakang balai kota, guling-guling cantik ala Syahrini. Lha mau bagaimana lagi? Saya bukan penggemar sepak bola, tidak hafal nama-nama pemainnya. Kalaupun hafal, mentok ya cuma Ronaldo sama David Beckham.

Waktu World Cup 2010, saya terpaksa nonton, lha wong hampir tiap malam diajakin nobar sama mantan pacar. Dan ternyataaa, Masya Allah, jebul pemain bola itu ganteng-ganteng ya, apalagi kalo sudah kemringet. Aduuuuh, kemana saja saya selama ini?

Sejak saat itulah saya mulai sedikit membuka hati kepada sepak bola. Saya mulai sedikit hafal nama-nama pemain, mulai dari Schweinsteiger hingga Lukas Podolski. Walau begitu, saya masih tetap tidak paham bagaimana jalannya dan aturan pertandingan sepak bola, maklum, karena saya memang hanya fokus untuk suka sama pemain-pemainnya, bukan sama sepakbolanya. Pokoknya, kalau ada bola masuk gawang, berarti saya harus teriak “gooollllll!” Sudah, itu saja cukup.

Kegantengan para pemain sepak bola ini lantas membuat saya rela melek dini hari saat Euro 2012, World Cup 2014, dan sekarang, Euro 2016.

Jujur saya paling senang kalau turnamen sepakbola berlangsung pas bulan puasa. Karena ia bisa menjadi hiburan sambilan. Sambil nonton (pemain) bola, sekalian makan sahur.

Nah, tahun ini, kebahagiaan saya bukan hanya karena Euro 2016 pas berbarengan bulan puasa, tapi juga karena saya punya bayi.

Lho, apa hubungannya Euro 2016 ini dengan bayi? Erat. Erat sekali hubungannya. Begini, sebagai seorang Mamak kekinian yang ingin mempersiapkan masa depan anak dengan gilang-gemilang, saya memutuskan untuk memberikan ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif (selanjutnya kita singkat ASI-X ya biar hemat), selama enam bulan. Saya tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI untuk bayi saya yang belum genap berusia empat bulan, sampai dia genap enam bulan nanti.

Sebagai Mamak kekinian pula, saya bergabung di grup Mamak-mamak Menyusui Indonesia. Pemberian ASI-X ini kabarnya juga sedang digaung-gaungkan oleh pemerintah. Bahkan di dalam kitab suci umat Islam sudah termaktub, ASI adalah hak anak-anak kita yang setidaknya harus kita berikan hingga usianya mencapai dua tahun.

Masalahnya, ada banyak Mamak yang susah memberikan ASI-X untuk bayinya. Alasannya bermacam-macam, salah satu alasan yang paling populer adalah keluhan ASI mereka yang sedikit, tidak bancar. Lantas, apa mereka diam saja? Ooo, tentu tidak. Mereka jelas mengupayakan berbagai cara, mulai dari memperbanyak minum, hingga rajin minum jamu daun katuk yang konon ampuh untuk melancarkan ASI.

Iklan

Nyatanya, banyak Mamak-mamak yang tetap saja susah melancarkan ASI kendatipun sudah minum jamu daun katuk bergelas-gelas sekalipun.

Di grup Mamak-mamak Menyusui Indonesia yang saya ikuti, berkali-kali telah dijelaskan, bahwa yang terpenting dalam menyusui adalah jangan stres. Mamak menyusui harus makan banyak, minum banyak, istirahat banyak. Mamak menyusui harus bahagia supaya ASI melimpah. Nah, syarat terakhir ini yang berkaitan erat dengan sepak bola: Mamak menyusui harus bahagia.

Maka, ketika malam-malam terbangun dan harus mengganti popok atau menyusui bayinya yang nangis, Mamak nyetel televisi supaya tidak ngantuk sambil menyusui. Ternyata di televisi ada pertandingan Euro 2016, bahagia lah si Mamak karena lihat pemainnya yang ganteng-ganteng, meningkatlah hormon oksitosin si Mamak, bancarlah ASI si Mamak, sampai bayinya glagepan.

Ketika dini hari Mamak harus bangun untuk mompa ASI, si Mamak nyetel televisi biar mompanya tidak terkantuk-kantuk, eh ada siaran pertandingan Euro 2016, bahagia lah si Mamak liat pemainnya yang ganteng-ganteng, meningkatlah hormon oksitosin si Mamak, bancarlah ASI si Mamak, botol kaca penampung ASI perah sampai meluber, meminjam istilah mbak Jupe: sampai tumpeh-tumpeh.

Ya, hormon oksitosin alias hormon cinta ini memang berperan penting dalam produksi ASI. Ketika seorang ibu menyusui merasa bahagia, hormon oksitosin ini bekerja ekstra membantu hormon prolaktin untuk merangsang pengeluaran ASI dari kelenjar susu dan hasilnya bisa menyebabkan produksi ASI yang lebih pula.

Nah, kedepannya, kegantengan para pemain sepak bola ini tentu bisa dijadikan sebagai dukungan pemerintah untuk mengkampanyekan pemberian ASI-X bagi bayi. Nantinya juga, diharapkan kalau para mamak berselancar di google dengan kata kunci “pelancar ASI”, maka yang pertama muncul adalah foto David Beckham.

Jadi begitu sodara. Euro 2016 punya peran yang sangat penting bagi kami para Mamak yang sedang menyusui ini. Karenanya, saya mewakili mamak-mamak menyusui ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara Euro 2016. Dengan adanya Euro 2016 yang jam tayangnya malam-malam buta di tanah air ini, itu sangat memudahkan kami. Sekalian makan sahur, para suami nonton bola, para Mamak nonton pemainnya, para bayi tercukupi kebutuhan akan ASI. Win-win solution.

Tak lupa pula, saya juga ingin berterima kasih kepada RCTI yang telah menyiarkan pertandingan Euro 2016. Tapi ingat, saya cuma berterima kasih sama RCTI-nya lho ya, bukan sama pak Harry Tanoe-nya, apalagi sama partai Perindo-nya.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: asieuromamak
Widi Widianti

Widi Widianti

Artikel Terkait

mitos dan fakta menyusui mojok.co
Kesehatan

Ini Mitos dan Fakta Seputar Ibu Menyusui yang Perlu Diketahui

12 Agustus 2022
ibu menyusui mojok.co
Kesehatan

Butuh Dukungan, Mayoritas Ibu Menyusui Kurang Bahagia Selama Pandemi

11 Agustus 2022
menyusui mojok.co
Kesehatan

Tips Menyusui Agar Kebutuhan Kalori Bayi Tercukupi 

8 Agustus 2022
Jogja Jersey Community: Makna dari Sebuah Kaos Jersey
Liputan

Jogja Jersey Community: Makna dari Sebuah Kaos Jersey

18 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.