Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Visual Hewani

Emprit Kaji, Si Burung Haji yang Belum Tentu Islam

Redaksi oleh Redaksi
2 Agustus 2017
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Boleh jadi, dari begitu banyak hewan, onta adalah satu-satunya hewan yang pernah menjalankan ibadah tawaf. Namun, onta toh ternyata tidak pernah punya gelar haji.

Satu-satunya hewan yang mendapat julukan haji pada kenyataannya bukanlah onta, melainkan burung emprit, lebih tepatnya emprit kaji. Tak jelas ia berangkat lewat kloter mana, yang jelas, ia burung haji.

Burung rukun Islam kelima ini punya nama ilmiah Lonchura maja. Ia punya banyak nama sebutan, yang mana semua sebutan itu selalu menggunakan embel-embel haji. Di daerah Jakarta sekitarnya, misalnya, ia dipanggil sebagai bondol haji. Di beberapa daerah lain orang-orang menyebutnya pipit haji. Beberapa penggemar burung menyebutnya sebagai peking kaji. Sedangkan orang Jawa kebanyakan menyebutnya sebagai emprit kaji. Intinya, walaupun namanya berbeda-beda, tetapi statusnya tetap sama: haji.

Si emprit ini punya gelar “haji” karena mau apapun warna tubuhnya, mau coklat atau kehitaman, warna di bagian kepalanya tetaplah putih. Sehingga ia tampak seperti burung yang sedang memakai peci putih, yang dalam masyarakat Indonesia identik dengan peci haji, sebab lazim dipakai oleh orang-orang yang habis pulang dari tanah suci.

Burung emprit kaji ini mudah ditemukan di area rawa dan persawahan, sebab ia memang pemakan padi. Hal yang kerap membuatnya dianggap sebagai hama oleh para petani.

Daerah persebaran emprit haji ini antara lain Semenanjung Malaya, Indonesia (utamanya di pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Bali), Thailand, dan juga Vietnam Selatan.

Burung emprit haji kerap dibikin guyonan, utamanya dikelakarkan sebagai simbol toleransi. Karena walaupun statusnya sudah haji, ia tak pernah ragu dan takut dituduh kafir jika singgah di gereja atau vihara. Hal ini konon karena ia begitu yakin bahwa urusan agama hanya Alloh yang berhak menghakimi.

Namanya memang emprit haji, namun ia belum tentu dan tak berani mengaku sebagai Islam. Sama seperti burung gereja yang belum tentu Nasrani, ayam bangkok yang belum tentu Buddha, atau jalak bali yang belum tentu Hindu.

Emprit kaji

Terakhir diperbarui pada 2 Agustus 2017 oleh

Tags: BuddhaburungEmpritgerejaHajinasrani
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Waisak di Borobudur, Magelang. MOJOK.CO
Kilas

Waisak 2025: Puluhan Biksu akan “Pekikan” Perdamaian Dunia di Tanah Magelang

9 Mei 2025
BPKH.MOJOK.CO
Kilas

BPKH Siapkan Nilai Manfaat 8,2 T Penuhi Biaya Haji 1445 H/2024 M

29 November 2023
BPKH
Ekonomi

Siap-siap! Pemerintah Berencana Patok Biaya Haji 2024 Rp105 Juta

14 November 2023
Anang Batas Memotret Burung di Terpanjat Tak Terperanjat. MOJOK.CO
Kilas

Anang Batas Memotret Burung di Terpanjat Tak Terperanjat

13 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.