Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Siapa sih yang Memulai Tradisi Beli Baju Baru Menjelang Lebaran?

Nita Maediana Rusmawati oleh Nita Maediana Rusmawati
20 Mei 2020
A A
asal-usul tradisi beli baju baru lebaran di banten mojok.co

asal-usul tradisi beli baju baru lebaran di banten mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Tulisan ini berangkat dari keresahan saya saat sedang scroll timeline Twitter. Ada sebuah akun yang membagikan video dengan takarir, “Mal Ciledug udah dibuka.” Video tersebut menggambarkan kondisi di pelataran Mal CBD Ciledug yang disesaki pengunjung. Ketika pintu mal dibuka, pengunjung yang berdesakan langsung berlari-lari masuk. Ketika tulisan ini dibuat, sudah beredar berita terbaru bahwa Mal CBD Ciledug akhirnya disegel.

Sebenarnya bukan Mal CBD Ciledug saja yang mulai dipadati pengunjung. Mal lain di sekitar Jabodetabek juga mulai diincar. Bukan hanya itu, pasar tradisional pun telah kembali padat. Penyebabnya adalah sebentar lagi Idul Fitri tiba. Sebagaimana tradisi yang berkembang di masyarakat, Idul Fitri identik dengan beli baju baru. Sampai ada lagu yang fenomenal dengan lirik, “baju baru alhamdulillah, untuk dipakai di hari raya, tak punya pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama.” Ciye yang baca sambil nyanyi.

Dari situlah pertanyaan muncul dalam benak saya. Jadi, siapa, sih, yang memulai tradisi beli baju Lebaran? Kalau kondisi tidak sedang pandemi sih, mau jedogan sampai kecopetan untuk cari baju Lebaran juga nggak apa-apa. Tapi, sekarang, kan, kondisinya beda. Lirik dari lagu fenomenal tersebut juga sudah menjelaskan dengan gamblang bahwa tak punya baju baru pun tak apa-apa karena masih punya baju yang lama.

Konon tradisi beli baju Lebaran dimulai pada abad ke-16 di Banten. Sejarah ini dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia karya Poesponegoro dan Notosusanto. Pada waktu itu, keluarga Kesultanan Banten selalu ingin menyambut hari raya Idul Fitri dengan keadaan yang suci, bersih, dan seperti terlahir kembali, salah satunya disimbolkan dengan memakai baju baru. Ya, namanya juga sultan, lho. Hingga akhirnya kebiasaan ini menyebar luas di masyarakat Banten. Menjelang Idul Fitri, masyarakat Banten yang mampu berbondong-bondong membeli baju baru, sementara kalangan biasa hanya membeli kain untuk dijahit menjadi baju baru.

Tradisi tersebut rupanya mengakar kuat hingga saat ini. Terbukti pada diri saya sendiri. Sejak kecil sampai usia ke-22 tahun ini, orang tua saya selalu membelikan baju baru menjelang Lebaran. Maklum, dari lahir sampai kepala dua saya tinggal di Kota Serang, ibukota dari Provinsi Banten itu sendiri. Kata orang tua saya, bukan Lebaran kalau nggak pakai baju baru.

Di Kota Serang sendiri muncul satu tradisi paling nyeleneh menjelang Lebaran tiba, yaitu jedogan di Royal. Katanya, bukan orang Serang namanya kalau belum pernah merasakan jedogan untuk beli baju Lebaran di Pasar Tumpah Royal. Duh, saya belum pernah jedogan di sana seumur hidup tapi alhamdulillah KTP saya jadi. Pasar Tumpah Royal ini semacam pasar kaget yang ada di sekitaran daerah Royal menjelang Lebaran dan puncaknya adalah malam takbir. Nggak kebayang, kalau di tengah pandemi ini tradisi jedogan tetap berjalan.

Belum lagi tradisi beli baju Lebaran ini membuat banyak mal dan brand fashion terkini memangkas harganya dengan diskon besar-besaran untuk menarik sebanyak mungkin pembeli. Ini godaan terberat kaum hawa. Perasaan “Kapan lagi diskon sebesar ini” selalu menghantui. Padahal sebenarnya baju sudah menumpuk di lemari. Paling-paling tinggal menunggu ada ceramah tentang “Bajumu Akan Bersaksi di Akhirat Nanti”.

Pada akhirnya beli baju Lebaran tidak pernah dilarang, namun untuk saat ini caranya saja yang berbeda. Manusia 4.0 sudah dimudahkan dengan kehadiran toko online. Saya sampai mabuk sendiri lihat baju-baju yang dijajakan di Instagram sampai marketplace karena banyak sekali pilihan modelnya. Dari yang syar’i sampai yang tidak sya’ri. Ah, jadi ingat tulisan Mbak Kalis.

Baca Juga:

Bukan karena Rasanya Enak, Biskuit Khong Guan Dibeli karena Bisa Memberi Status Sosial

Nostalgia Masa Kejayaan Bata, Sepatu Jadul yang Membuat Saya Sombong saat Lebaran

Karena hari raya adalah hari kemenangan, kemenangan seperti apa yang ingin diraih kalau melawan hawa nafsu sendiri untuk beli baju Lebaran ke pasar saja tidak bisa?

BACA JUGA Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Bulan Syawal

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Mei 2020 oleh

Tags: baju baruLebaranwabah corona
Nita Maediana Rusmawati

Nita Maediana Rusmawati

Mahasiswi gabut yang suka baca, nulis, dan jalan-jalan.

ArtikelTerkait

Belajar Sabar Layaknya Nadiem Makarim POP muhammadiyah NU setuju sampoerna terminal mojok.co

Nadiem Makarim Layak Diprotes Bukan karena Kebijakannya yang Buruk

15 Juli 2020
mohon maaf lahir batin

Ingat! Mohon Maaf Lahir Batin Jangan Hanya Saat Lebaran

6 Juni 2019
oleh-oleh dan traktiran

Meminta Oleh-oleh dan Traktiran adalah Budaya Kita

21 Mei 2019
5 Tanda Lebaran Sudah Dekat di Cikarang Terminal Mojok

5 Tanda Lebaran Sudah Dekat di Cikarang

26 April 2022
THR PNS Cair, Ini 6 Hal yang Biasanya Harus Mereka Bayar Terminal Mojok.co

THR PNS Cair, Ini 6 Hal yang Biasanya Harus Mereka Bayar

19 April 2022
Ciri-ciri Tempat Pangkas Rambut Red Flag. Hindari kalau Nggak Ingin Jadi Bahan Percobaan Tukang Cukur Mojok

Ciri-ciri Tempat Pangkas Rambut Red Flag. Hindari kalau Nggak Ingin Jadi Bahan Percobaan Tukang Cukur

7 April 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.