ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Selain Tahu Bulat, Apakah yang Mendadak Itu Tetap Enak?

Muhammad Syamsul oleh Muhammad Syamsul
31 Mei 2019
A A
mendadak tahu bulat

mendadak tahu bulat

Share on FacebookShare on Twitter

Menjadi tahu bulat yang digoreng dadakan memang enak kalau dimakan ketika cuaca sedang dingin. Apalagi kalau makannya sama kamu. Iya kamuuuu~

Tetapi, apakah menjadi manusia yang serba dadakan adalah sebuah kenikmatan? Belum tentu, Mali. Kecuali kalau kamu menjadi manusia yang mendadak kaya—tiba-tiba di kamar tidurmu di balik bantal ada segepok uang dengan lembaran ratusan ribu rupiah.

Kalau mendadak menjadi serba tahu segala hal yang sedang terjadi di dunia atau minimal di Indonesia, bukan enak atau nikmat—yang ada malah ngeselin.

Suka heran deh sama orang-orang—utamanya anak muda  yang tanpa melalui proses belajar yang panjang—tiba-tiba mengomentari banyak hal yang sebetulnya nggak pernah mereka tahu sebelum-sebelumnya. Apalagi ke-mendadak-an itu membuatnya angkuh dengan melawan segala argumen yang dikeluarkan oleh seorang ahli di bidangnya.

Misalkan lagi ramai politik—tiba-tiba—kita yang adalah seorang manusia yang nggak pernah menyentuh ilmu politik —dan minimal membaca persoalan politik—mendadak mengomentari dan menghina seorang pakar politik yang memiliki perbedaan pendapat dengan kita. Padahal seorang pakar politik itu telah melewati proses belajar yang panjang dan menyebalkan. Ia adalah seorang lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Pemerintahan—atau seorang politikus yang sudah melalang-lintang dalam urusan perpolitikan nasional atau dunia.

Lalu bayangkan siapa kita? Kita adalah seorang pegawai di sebuah toko serba ada yang hanya lulusan Sekolah Menengah Atas tanpa ada pembelajaran yang fokus terhadap persoalan politik—mengenal politik saja hanya karena sedang musimnya dan mendukung salah satu caleg atau capres. Tentu dengan pilihan caleg atau capres yang berbeda dengan pakar politik tadi.

Hanya karena berbeda, kemudian kita merasa lebih hebat daripada seorang pakar politik tadi. Hanya karena kita nggak suka dengan argumennya yang cenderung menyerang caleg atau capres dukungan kita—kita menjadi seseorang yang merasa disakiti dan diserang dengan segala bentuk ketidakadilan.

Halah.. mau nyemplung ke perpolitikan tapi yang digunakan adalah perasaan dan bukan akal pikiran. Kalau sudah pakai perasaan, dihina sama temen sendiri aja kita malah sakit hati—padahal temennya lagi ngajak bercanda. Gitu sih emang kalau orang suka banget mainin perasaan diri sendiri. Dikit-dikit galau—dikit-dikit sakit hati. Hajinguk!

Itu baru soal politik, lho. Nggak terlalu mengerikan meski memang sangat menyebalkan. Belum lagi kalau soal agama. Haduh.. haduh.. Udah gitu bicaranya soal tafsir Alquran lagi. Mampus dah kita keselnya—bukan main lagi soalnya.

Sudah mendadak menjadi pengamat politik—udah gitu mendadak menjadi penafsir Alquran pula. Yang mendadak itu memang menyenangkan yhaaa~

Nggak perlu melalui proses belajar yang menyebalkan dan membosankan. Semangat mendadak kita bahkan lebih baik dari rasa keingitahuan kita tentan itu semua.

Kalau sudah soal agama, urusannya bukan cuma sama manusia, tapi sudah menjadi urusan Tuhan juga. Orang yang dia tafsir secara asal-asalan karena teks dan terjemahannya yang ‘kebetulan’ sesuai dengan sebuah peristiwa yang nggak pernah dia dukung itu adalah sabda Tuhan kok—ya jelas urusannya juga dengan Tuhan.

Kenapa sih kita tuh nggak nyoba mencari tahu dulu soal asbabul nuzul-nya tentang ayat-ayat Alquran yang sebetulnya sedang kita korupsi itu? Ada banyak lho kitab-kitab yang menjelaskan tentang sebab-turunnya suatu ayat. Ada Tafsir Ibn Katsir, Tafsir Jalalain, dan seterusnya.

Saya sepakat jika ada yang bikin ide kalau Alquran nggak usah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Soalnya nanti akan digunakan oleh orang-orang yang nggak bertanggung jawab dan memiliki kepentingan saja. Sebab mereka mempermainkan tafsir Alquran sesukanya karena ada teks terjemahan yang bisa mereka baca dalam bahasa sehari-hari.

Tentu jika ada seseorang atau kelompok yang sudah berani mempermainkan suara Tuhan seenak jidat, maka jangan pernah percaya dengan kata-kata mereka yang ingin memperjuangkan nasib kita. Suara kita—bagi mereka—sebetulnya hanya jalan mulus bagi kendaraan mewah milik mereka. Sedangkan nasib kita masih tetap milik kesunyian masing-masing.

Saya berharap kita semua mau belajar sebelum berkomentar—mau membaca sebelum berbicara. Agar kita tidak menjadi manusia menyebalkan karena ke-sok-tahu-an kita tentang segala hal—apalagi soal agama atau apapun itu yang bukan menjadi kapasitas kita.

Di sini gunung dan di sana gunung
Di tengah-tengah pulau Jawa
Jangan pernah membuat bingung
karena itu tidak membuat kita bahagia

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Kritik SosialMendadakPolitik IndonesiaTahu Bulat
Muhammad Syamsul

Muhammad Syamsul

ArtikelTerkait

sudah merdeka

Yakin Sudah Merdeka? Nyinyiran Tetangga dan Kenangan Mantan Saja Masih Sering Menjajah

20 Agustus 2019
Belajar Memaknai Hidup, Uang, dan Public Relations dari Operator Depot Galon Isi Ulang terminal mojok.co

Shoplifter Sebagai Manifestasi Para Pengutil di Hari Lebaran

6 Juni 2019
membalas pesan

Malasnya Berurusan Dengan Orang yang Online Tapi Enggan Membalas Pesan

2 Agustus 2019
Mohon Dimengerti, Indie Itu Bukan Aliran Musik! terminal mojok.co

Mendengarkan Musik Mainstream Tanpa Prasangka

17 Mei 2019
merantau

Kampung PNS dan Pudarnya Pesona Merantau

21 Agustus 2019
ngajak makan

Tentang Basa Basi Ngajak Makan yang Perlu Kita Tahu

12 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
aib kekerasan seksual kekerasan ekonomi dalam hubungan

Perempuan dan Segala Aib yang Melekat Pada Kami

prabowo ziarah

Apa Salahnya Prabowo Ziarah Ke Makam Pak Harto?

Seni Mencintai Ala Erich Fromm yang Bagus buat Rujukan Yang-yangan terminal mojok.co

Soal Cinta Kita Semua Biadab

Terpopuler Sepekan

3 Wisata di Jogja yang Kelihatan Menarik di TikTok, tapi Aslinya Biasa Saja kuliah di Jogja

Jogja Tetaplah Kota Terbaik untuk Ditinggali, sekalipun Mukanya Berair karena Banjir, dan Penuh Jerawat Berbentuk Tukang Parkir Liar

18 Mei 2025
Ironi Kabupaten Blora: Menerima Mie Gacoan dengan Tangan Terbuka, tapi Mati-matian Menolak UNY, Lebih Penting Hiburan ketimbang Pendidikan!

Ironi Kabupaten Blora: Menerima Mie Gacoan dengan Tangan Terbuka, tapi Mati-matian Menolak UNY, Lebih Penting Hiburan ketimbang Pendidikan!

18 Mei 2025
Cuan Investasi Tanah di Bondowoso Lebih Menggiurkan Dibanding Investasi Emas Mojok.co

Cuan Investasi Tanah di Bondowoso Lebih Menggiurkan Dibanding Emas

21 Mei 2025
Pantai Gajah Kebumen, Tempat Wisata Kebupaten yang Bikin Orang Kota Terheran-heran Mojok.co

Pantai Gajah Kebumen, Tempat Wisata Kebupaten yang Bikin Orang Kota Terheran-heran

19 Mei 2025
Jakarta Itu Menyebalkan dan Toxic, tapi Perantau Sulit Meninggalkannya Mojok.co

Jakarta Itu Menyebalkan dan Toxic, tapi Perantau Sulit Meninggalkannya

23 Mei 2025
5 Rekomendasi Menu MAKO Bakery yang Wajib Dibeli

5 Rekomendasi Menu MAKO Bakery yang Wajib Dibeli

22 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Sarjana Jadi Ojek LC dan PSK di Jakarta Barat karena Ijazah S1 Tak Guna, Ngaku Kerja Kantoran agar Orangtua Bangga
  • Setelah Lulus Kuliah Buka Grup WA Jurusan Terasa Menyebalkan, Isinya Info Loker Nggak Jelas dan Orang Pamer Pencapaian
  • Kampus di Bawah Kementerian Pertahanan Tak Membuat Saya Menyesal Melepas Beasiswa S2 dari UGM buat Jadi Dosen
  • Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu
  • Siswa “Terpintar” SMA Sombong Bakal Lolos Mudah ke PTN, Berakhir Kuliah di Kampus Tak Terkenal setelah Dua Tahun Gagal UTBK
  • Butuh Gaji Rp15 Juta untuk Hidup Nyaman di Jakarta, Perantau yang Miskin Kudu Rela Tinggal Bersama Kecoa-Tikus dan Melahap Makanan Sisa

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.