ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Saya Bukannya Antimenikah, tapi Punya Pertimbangan yang Kompleks

Taufik oleh Taufik
17 Oktober 2020
A A
Saya Bukannya Anti Menikah, Tapi Punya Pertimbangan yang Kompleks terminal mojok.co

Saya Bukannya Anti Menikah, Tapi Punya Pertimbangan yang Kompleks terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ada satu perkara serius yang akhir-akhir ini menjadi fokus teman-teman Terminator cabang Jogja. Tidak lain adalah keyakinan teman-teman Terminator Jogja bahwa saya antimenikah. Keyakinan mereka soal ini berangkat dari foto profil WhatsApp yang pernah saya unggah beberapa waktu silam bergambar kartun sepasang pengantin dengan icon silang merah yang menutupinya. Macam rambu larangan begitulah.

Oleh karena masalah ini, tiap kali kumpul para Terminator entah di warung yang merakyat di bilangan Banguntapan atau di cafe yang Pak RT-nya oily itu, pembahasan satu ini tidak pernah alpa. Padahal, saya sudah memberikan begitu banyak pleidoi yang menyatakan bahwa saya masih mau beristri, berumah tangga, punya anak, dan sejumput kegiatan yang lazim dilakukan orang yang menjalin pernikahan.

Sepertinya memang dosa besar saya sendiri, berani-beraninya menjadikan gambar keren terlarang itu jadi foto profil. Sebab, sebenarnya bukan hanya teman-teman Terminator yang begitu kritis mencecer saya dengan pertanyaan seputar alasan saya tidak mau menikah atau antimenikah. Teman-teman saya di luar sirkel penulis Terminal Mojok juga mengkritik hal yang sama. Bahkan lebih parah.

Perlu saya luruskan bahwa itu gambar yang saya bicarakan sebenarnya hanya sebuah gambar lama. Saya mendapatkannya dari seorang teman yang (kemungkinan) mengalami tragedi besar dalam dunia percintaan. Saya lantas menyimpannya. Si pemilik gambar yang mengirimkannya kepada saya itu sedang menjalani hari yang sangat berat setelah ia ditinggal untuk menikah. Cerita yang sama juga saya alami dua tahun silam, ketika mantan calon memutuskan menikah dengan orang lain. Saya tidak terlahir langsung sebagai orang yang antimenikah.

Persoalannya adalah saya sedang tidak berada di fase itu. Saya sudah melalui fase pahit itu bahkan sebelum saya memiliki gambar keren laknat yang menyebarkan ideologi antimenikah tersebut. Saya tegaskan sekali lagi, walau sudah tua, mengalami fase jatuh bangun yang sakitnya tiada ampun, tetap tebersit keinginan untuk berumah tangga layaknya manusia normal.

Pencarian saya perkara menikah ini seperti kebanyakan orang, bermula ketika saya merasa sudah cukup matang untuk menjalani hari-hari dengan pasangan serumah. Intinya ketika itu, tidak perlu lagi pacar-pacaran macam anak remaja yang masuk masa puber. Dan itu kejadian sejak masih kuliah. Saya adalah satu di antara sekian orang yang percaya bahwa wajib menikah pada kondisi sudah “merasa” matang macam saat itu. Walau ada fase pacaran barang sebulan atau dua bulan dengan calon, tetap saja komitmen sejak awal adalah berakhir di pelaminan.

Namun, ketika pertama kali mengalami gagal melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, patah hati saya berkepanjangan. Sekira setahun lebih saya tidak mau mengurusi perihal asmara. Intinya bagi saya, no woman no cry.

Setelah mencoba membuka diri, kejadian yang sama berulang. Keraguan perihal menikah lalu muncul dan menghantui. Pada kondisi yang lebih ekstrim, saya masih tetap ingin menikah, tapi tujuannya lebih pada ingin membahagiakan orang tua. Namun, walau sebesar apa tuduhan orang-orang bahwa saya antimenikah, sebesar itu saya menampik. Saya tetap pro menikah. Cuma alasannya aja yang mungkin tidak bisa mereka nalar.

Menurut saya, orang menikah, boleh dengan alasan apapun. Macam saya misalkan, mau menikah karena ingin melihat kebahagiaan ibu saya. Bahkan saya sendiri mendukung orang menikah, walau alasannya sekadar masalah ekonomi.

Ada satu kutipan filsuf besar yang jadi pegangan saya mengenai pernikahan. Socrates pernah mencuit begini (misal dia punya akun Twitter), “Menikah atau tidak menikah, kau akan menyesal. Dengan segala cara. Menikahlah, jika mendapatkan istri baik, kau akan bahagia, jika mendapatkan istri buruk, kau akan menjadi seorang filsuf.” Saya mungkin tidak sedang bersiap dengan kondisi macam kutipannya Socrates. Bagi saya, menikah lalu menjalaninya dengan “baik” atau buruk”, tidak ada bedanya.

Setelah melihat begitu kerasnya dunia, bagi saya, menikah menjadi hal yang sakralnya nggak main-main. Ada begitu banyak kenyataan yang mesti saya hadapi sebelum memutuskan “kapan” benar-benar siap lahir maupun batin. Melihat kenyataan bahwa teman-teman saya memiliki perjuangan mereka masing-masing yang tidak kalah hebat dari sebelum mereka menikah.

Saya bahkan berandai-andai, apakah kelak saya akan tetap berpikir dan bertindak secara waras (walau kadang orang bilang saya nggak waras) setelah memiliki pendamping hidup. Perkaranya, tidak lain, karena saya melihat hal serupa terjadi kepada teman-teman saya yang telah menikah. Begitu besar tekanan hidup yang mereka hadapi dan perjuangkan. Banting tulang untuk memenuhi kebutuhan susu anak juga tetap tidak berkurang tantangannya.

Belum lagi aturan berbeda yang mungkin bisa saja saya temui kelak dari pihak keluarga bakal istri. Apakah ibunya mirip Bu Tejo yang mulutnya nggak bisa ngerem kalau ngomong? Apakah saudara lelakinya posesif pada adik perempuannya? Atau apakah bapaknya oily, mirip RT di dekat “cafe yang kerja terus” itu?

Intinya, pertimbangan untuk menikah sekarang ini begitu banyak dan muter-muter di kepala saya. Bukan perkara foto profil seperti yang dialamatkan teman-teman Terminal cabang Jogja kepada saya. Saya bukan kaum yang antimenikah.

BACA JUGA Sebagai Anak Kampung yang Kuliah, Saya Dianggap Master of Everything dan tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2020 oleh

Tags: menikahRumah Tangga
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

5 Soft Skill yang Harus Dikuasai Sebelum Menikah Terminal Mojok

5 Soft Skill yang Harus Dikuasai Sebelum Menikah

15 Januari 2022
5 Provinsi di Indonesia dengan Kasus KDRT Tertinggi Terminal Mojok

5 Provinsi di Indonesia dengan Kasus KDRT Tertinggi

11 Januari 2023
Batal Nikah Gara-gara Perabotan

Pilunya Batal Nikah Gara-gara Perabotan

8 Februari 2023
Tak Perlu Berlebihan Romantisisasi KKN, Bukan Ajang Cari Jodoh apalagi Simulasi Rumah Tangga

Tak Perlu Berlebihan Diromantisisasi, KKN Bukan Ajang Cari Jodoh apalagi Simulasi Rumah Tangga

21 Juli 2024
5 Rekomendasi Suvenir Pernikahan biar Nggak Berakhir di Tempat Sampah terminal mojok

5 Rekomendasi Suvenir Pernikahan biar Nggak Berakhir di Tempat Sampah

17 November 2021
Menikah Itu Emang Nggak Mudah dan 4 Drama Korea Ini Membuktikannya terminal mojok

Menikah Itu Emang Nggak Mudah dan 4 Drama Korea Ini Membuktikannya

12 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Kesal dengan Teman yang Jualan di Akun Instagram Pribadi. Norak Sumpah terminal mojok.co

Kesal dengan Teman yang Jualan di Akun Instagram Pribadinya. Norak Sumpah

3 Kesamaan Garut dan Madura Selain Dikenal sebagai Penghasil Tukang Cukur terminal mojok.co

Seharusnya Tarif Cukur Rambut Nggak Dibedakan Antara Pelajar dan Umum

ikea ace hardware informa furnitur mojok

IKEA, Ace Hardware, Informa, dan JYSK: Mana yang Paling Lengkap dan Memenuhi Selera Pelanggan?

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Saya Mengunjungi THR IT Mall Surabaya: Nuansanya Suram dan Hampir Kena Tipu

Pengalaman Saya Mengunjungi THR IT Mall Surabaya: Nuansanya Suram dan Hampir Kena Tipu

22 Mei 2025
Kelebihan dan Kekurangan Bus Harapan Jaya, Si Raja Jalanan dari Tulungagung

Kelebihan dan Kekurangan Bus Harapan Jaya, Si Raja Jalanan dari Tulungagung

21 Mei 2025
4 Penyesalan yang Akan Kalian Rasakan jika Kuliah di Bangkalan Madura, Pikir-pikir Lagi

4 Penyesalan yang Akan Kalian Rasakan jika Kuliah di Bangkalan Madura, Pikir-pikir Lagi

19 Mei 2025
Hutan Blora Sudah Tak Mistis, Kini Malah Kritis Akibat Alih Fungsi Lahan

Hutan Blora Sudah Tak Mistis, Kini Malah Kritis Akibat Alih Fungsi Lahan

23 Mei 2025
4 Pertanyaan yang Sebaiknya Nggak Ditanyakan kepada Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) karena Bikin Emosi

UM Malang Adalah Kampus Paling Ramah Perantau di Malang: Asrama Memadai, Kos Murah, Lokasi Strategis!

21 Mei 2025
Jurusan Agroteknologi Terbentuk dari Sederet Kesalahapahaman yang Perlu Diluruskan Mojok.co

Jurusan Agroteknologi Terbentuk dari Sederet Kesalahapahaman yang Perlu Diluruskan

21 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Kampus di Bawah Kementerian Pertahanan Tak Membuat Saya Menyesal Melepas Beasiswa S2 dari UGM buat Jadi Dosen
  • Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu
  • Siswa “Terpintar” SMA Sombong Bakal Lolos Mudah ke PTN, Berakhir Kuliah di Kampus Tak Terkenal setelah Dua Tahun Gagal UTBK
  • Butuh Gaji Rp15 Juta untuk Hidup Nyaman di Jakarta, Perantau yang Miskin Kudu Rela Tinggal Bersama Kecoa-Tikus dan Melahap Makanan Sisa
  • Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir
  • Terkucilkan dari Acara Kelulusan Sekolah karena Nunggak SPP, Lemah Ekonomi Jadi Objek Diskriminasi

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.