Kalau soal Dzawin Nur, dia malah menyajikan sebuah perjalanan naik gunung yang berbeda. Lebih rock n roll gitu, deh. Dalam konten Ekspedisi Langit Kelabu misalnya, Dzawin bereksperimen mencoba mendaki gunung-gunung di Indonesia yang terkenal angker. Tujuannya tentu saja untuk membuktikan apakah gunung-gunung tersebut memang angker atau hanya dilabeli angker oleh orang-orang. Dzawin juga mengajak orang lain untuk ikut dalam ekspedisinya, orang-orang yang mungkin masih awam dengan naik gunung.
Inilah yang menarik dari konten Dzawin. Mendaki gunung yang angker, Dzawin malah mencoba untuk menantang pantangan yang ada di gunung tersebut. Misalnya, ketika ada larangan naik dengan jumlah pendaki ganjil, maka Dzawin akan tetap naik gunung dengan jumah pendaki ganjil. Dan tentu saja, tidak ada yang terjadi meski pantangan tersebut dilanggar.
Selain itu, Dzawin juga mengajak kita untuk tetap berpikir logis ketika berada di atas gunung. Misalnya, ketika ada suara-suara seperti orang berjalan, maka itu dibuktikan Dzawin bahwa suara tersebut bukan suara orang/makhluk yang sedang berjalan. Suara tersebut muncul dari gesekan ranting pohon akibat tertiup angin. Ya tentu saja, sesekali ada hal mistis yang terekam dan dirasakan Dzawin, seperti suara tertawa atau penampakan mata, tapi hal semacam itu juga disikap dengan biasa saja, malah dia hampiri.
Dan satu hal lagi yang menarik dari konten naik gunung Dzawin adalah stand up comedy. Iya, Dzawin menyajikan “pertunjukan” stand up comedy di atas gunung. Tentu saja yang tampil adalah orang-orang yang diajak oleh Dzawin yang biasanya adalah komika. Yono Bakrie dan Mal Jupri adalah dua orang di antaranya. Yang unik dari pertunjukan stand up comedy tersebut adalah sang penampil dituntut mengajak interaksi makhluk halus. Ya sekadar menyapa, me-riffing, atau membercandai dhemit. Alih-alih takut, penonton malah jadi tertawa.
Inilah kenapa saya bilang konten naik gunung Dzawin Nur lebih menarik dari Fiersa Besari. Dzawin mampu menyajikan sebuah perjalanan naik gunung yang tidak biasa, entertaining, dan bahkan terkesan sembrono. Tapi, justru itu yang menarik. Perjalanan naik gunung yang terkesan seram dan melelahkan, berubah menjadi menyenangkan di tangan Dzawin Nur.
Maka sudah jelas harus diakui konten naik gunung Dzawin Nur lebih menarik daripada konten Fiersa Besari. Kalian boleh sepakat dengan saya, kalaupun tidak sepakat ya tidak masalah.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantismenya.