Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantismenya – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantismenya

Fadlir Nyarmi Rahman oleh Fadlir Nyarmi Rahman
26 Agustus 2020
0
A A
Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantisismenya mojok.co

Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantisismenya mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Barangkali setelah film 5 CM pendakian gunung jadi populer. Apalagi romantisasinya terhadap gunung sebagai pemanis kisah begitu kuat ditambah horor pendakian gunung yang juga ramai. Sehingga, kebanyakan yang menonton film ini, termasuk saya, akan tergiur untuk mendaki gunung.

Kemudian muncul lagi acara televisi My Trip My Adventure yang mengangkat tema keindahan alam Indonesia. Tak lupa juga, Fiersa Besari yang ikut urun dengan mengangkat tema pendakian melalui novel, Instagram, dan YouTubenya. Orang-orang pun makin keranjingan untuk mendaki gunung.

Romantisasi dan glorifikasi terhadap kegiatan mendaki gunung pun bermunculan di media sosial dari para pendaki. Kebanyakan unggahan mereka itu berbentuk quotes, puisi, vlog, atau lainnya. Yang sering diangkat dalam unggahan tersebut yaitu keindahan alam Indonesia, kepedulian pada lingkungan, persahabatan, asmara, nasionalisme, dan solidaritas antarpendaki.

Meski sering terkesan berlebihan, menurut saya keberadaan konten tersebut ada baiknya juga. Tapi dari hal itu pula, nyinyiran muncul pada kelompok pendaki. Dengan romantisasi pada kegiatan mendaki, mereka kerap dilabeli anak indie lah, anak kopi-senja lah, dan sejenisnya oleh warganet. Pokoknya dianggap “garing” jika avatarnya pake foto di gunung. Segaring akun-akun dengan avatar hijab cringe dan oppa korea.


Tentu hal itu hanya stereotipe yang terbentuk sendiri dan kemudian disadari oleh banyak orang bahwa pendaki, ya berlebihan begitu. Ejekan kepada pendaki yang meromantisir gunung menjadi ramai. Jadi semacam tren baru lagi. Seolah-olah kehidupan bermedsos hanya perpindahan dari tren yang satu ke tren lainnya.

Tapi anehnya, saya nggak menemukan ejekan demikian pada konten-konten horor saat pendakian gunung. Alih-alih dinyinyir lambe warganet, konten horor seperti gangguan, penampakan, dan suara-suara dari makhluk halus atau pengalaman menakutkan lainnya saat mendaki justru laris.

Padahal kejadian di gunung dipengaruhi ketakutan dan kepercayaan pada hal gaib yang sebenarnya bisa diterjemahkan dengan sains, kerap berakhir dengan tragis. Contohnya, beberapa waktu lalu ada pendaki yang meninggal di Gunung Lawu karena terkena hipotermia. Tapi karena tingkah pendaki tersebut sedikit aneh, malah dianggap sedang dalam pengaruh makhluk gaib. Sehingga rombongan pendaki yang berpapasan dengan korban nggak mencoba menolongnya. Padahal tidak ada horor pendakian gunung dalam kisah ini.

Hal serupa pernah terjadi juga di Gunung Gede, Jawa barat. Karena hipotermia, korban terus mengigau meminta untuk diseduhkan kopi. Karena panik dan mengira sedang kesurupan, teman-temannya pun menurut menyeduhkan kopi untuknya alih-alih menghangatkan tubuhnya. Dan sangat disayangkan, nyawa korban nggak terselamatkan.

Meski konten horor pendakian gunung mendorong pada sesuatu yang berbahaya macam itu, tapi justru konten ini lah yang lebih laris jika dibandingkan dengan konten yang meromantisasi gunung. Terlepas dari siapa yang mengunggah, pasti jumlah views penonton video dengan tema horor pendakian gunung di YouTube akan lebih banyak. Thread horor di Twitter juga selalu mendulang banyak retweet dan like.

Padahal konten yang meromantisir pendakian gunung itu, hanya lebay aja. Nggak ada bahayanya dan pengaruh pada keselamatan saat mendaki. Malah terkadang ada muatan-muatan pengetahuan tentang kepedulian pada lingkungan, ilmu kependakian, solidaritas, bahkan nasionalisme. Meski hal tersebut memberi sedikit manfaat bagi pendaki dan kehidupan sehari-hari, eh, tapi malah dinyinirin.

Hasilnya, orang-orang yang biasa mengunggah konten romantisisme pendakian gunung, akan berpindah untuk ikut-ikutan mengunggah cerita horornya. Fiersa Besari atau Dzawin Nur, contohnya. Ya, meskipun nggak salah juga, sih.

Kan memang, cerita horor di mana pun latar tempatnya, selalu mampu mengundang perhatian banyak orang. Sehingga dapat menaikkan traffic mereka. Barangkali, konten horor pendakian gunung sangat menarik karena kondisi masyarakat kita yang percaya mitos dan takhayul.

Tentu saja kita nggak bisa mentah-mentah menyangkal bahwa hal gaib macam itu, khususnya di gunung, sama sekali nggak ada. Saya juga percaya keberadaannya. Tapi menurut saya, cukup saja dengan menghargainya tanpa membesar-besarkannya. Sudah menjadi kepercayaan masyarakat, eh, masih saja diglorifikasi dengan konten horor di banyak media sosial. Ya, jadinya semakin terawat dong kepercayaan itu. Awet tur ramashook~

Alangkah baiknya, jika ada peristiwa yang seolah-olah nggak masuk akal, mending kedepankan skeptis dan rasionalitas. Jika sudah mampu seperti itu, ada kemungkinan peristiwa seperti di atas nggak akan memakan korban. Karena kita akan mencari solusi dari sesuatu yang lebih masuk akal daripada mengaitkannya dengan hal gaib.

Kekalahan akal sehat oleh ketakutan pada hantu menjadi begitu membahayakan. Sebab ketakutan itu, selain mendorong pada pengambilan keputusan yang salah, juga mampu dijadikan kontrol oleh sesuatu yang menakut-nakuti.

Lebih jauh lagi, kontrol tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alat berkuasa. Mau contoh? Itu hantu komunis, hantu yang setiap tahun langgeng dikabarkan akan bangkit dari kubur. Kita pun ketakutan dan yang menakut-nakuti itu punya kuasa terhadap kita. Hah, kita? Kalian aja, saya nggak takut sama hantu, apalagi hantu yang terus-menerus digoreng.

Sumber gambar: Pexels.com.

BACA JUGA Pengalaman Tersambar Petir saat Mendaki Gunung Slamet dan tulisan Fadlir Rahman lainnya.


Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: Mendaki Gunungpendaki gunung
Fadlir Nyarmi Rahman

Fadlir Nyarmi Rahman

Seorang radiografer yang sedikit menulis, lebih banyak menggulir lini masa medsosnya. Bisa ditemui di IG dan Twitter @fadlirnyarmir.

Artikel Lainnya

Gantungan Kunci dan Stiker Adalah Oleh-oleh Paling Mbois dari Pendakian Gunung pada Masanya Terminal Mojok

Kiat-kiat Menjadi Pendaki Gunung yang Berengsek

5 Oktober 2021
Naik Gunung untuk Mengobati Patah Hati Itu Niat yang Konyol terminal mojok.co

Naik Gunung untuk Mengobati Patah Hati Itu Niat yang Konyol

27 November 2020
Camilan dan Makanan yang Perlu Kamu Bawa Saat Mendaki Gunung terminal mojok.co

Camilan dan Makanan yang Perlu Kamu Bawa Saat Mendaki Gunung

16 Oktober 2020
Naik Gunung untuk Mengobati Patah Hati Itu Niat yang Konyol terminal mojok.co

Rekomendasi Gunung di Jawa Tengah dan Jogja untuk Pendaki Pemula

6 September 2020
8 Rekomendasi Film yang Wajib Ditonton para Pencinta Gunung

4 Tipe Pendaki Toksik yang Ulahnya Bikin Geregetan

4 September 2020
pengalaman tersambar petir ketika mendaki gunung slamet mojok.co

Pengalaman Tersambar Petir saat Mendaki Gunung Slamet

9 Agustus 2020
Pos Selanjutnya
artikel ramalan zodiak dibikin dengan cara mengarang bebas mojok.co

Jangan Kaget, Artikel Ramalan Zodiak Emang Sering Ditulis sambil Ngarang Bebas kok

Terpopuler Sepekan

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo
    by Yvesta Ayu on 22 Mei 2022
  • 46 Tahun PSS Sleman: Masuk Dunia Metaverse tapi Manajemen Masih Lelet 
    by Gusti Aditya on 22 Mei 2022
  • Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri
    by Hammam Izzuddin on 22 Mei 2022
  • Jelang Pilpres 2024, Jokowi Minta Projo Jangan Kesusu Munculkan Nama
    by Yvesta Ayu on 21 Mei 2022
  • Rumah Hantu Malioboro dan Alasan Orang-orang Suka Sesuatu yang Horor 
    by Brigitta Adelia Dewandari on 21 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In