Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Djarum Itu Rokok atau Alat Menjahit?

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
9 September 2019
A A
pb djarum

pb djarum

Share on FacebookShare on Twitter

Saat ini musimnya batas-batasan, ya?  Semuanya serba dibatasin gitu. Sudahnya menyoal sensor di TV oleh KPI yang patut diacungi jempol yang katanya komisi tersebut juga mau jadi wasit di Netflix. Sudahnya juga pembatasan internet di Papua kemarin.

Baru-baru ini, info update yang saya baca dari Tirto.id menyoal mundurnya PB Djarum sebagai pelaksana audisi seolah menjadi pelengkap bahwa saat ini musimnya pembatasan. Bahkan saat hajat memilih pendidikan yang kita mau nyatanya sudah dibatasi dengan sistem zonasi. Menarik sekali jika suatu saat yang namanya cinta juga harus dibatasi. hadeh

Menyoal berita terbaru yang saya baca saya sendiri sempat dibuat berpikir atas tindakan KPAI yang bisa saya sebut cukup revolusioner dan berani—mantap! Saya yakin KPAI diisi oleh orang-orang yang sangat kompeten dalam hal melindungi hak dan kepentingan anak-anak, apalagi mencintai anak-anak. Pasti pro. Ketika unsur ekploitasi anak-anak menjadi batu sandungan PB Djarum untuk didesak menghentikan penyelenggaraan audisi anak-anak usia 11 dan 13 tahun karena adanya unsur bias bernama “kalau ngeliat logo Djarum otomatis mau ngerokok.” Tentu saya yakin hal tersebut menjadi sesuatu yang menampar muka PB Djarum. Bayangkan, PB Djarum yang sudah berdiri sejak 1969 tidak pernah memikirkan hal unik tersebut dalam sistem kerja otak mereka.

Baju yang digunakan para atlet binaan yang rasa-rasanya akan mengundang orang untuk merokok dan mengenal rokok itu memang pembenaran yang unik. Sah-sah saja ketika PB Djarum yang nama perusahaannya Djarum ngasih nama di baju atletnya nama perusahaan mereka, kok. Wong yang ngadain mereka, dananya dari mereka dan yang mengelola mereka. Masa sih mau pake nama PB Pluto atau PB Uranus. Ini seperti ketika  tim olimpiade kita berlaga di ajang internasional. Bajunya pasti ada tulisan Indonesianya, kan? Orang mereka dilatih sama Indonesia, didanain sama Indonesia dan dikelola sama Indonesia. Masa mau baju olimpiadenya tulisan Kongo? Mau bajunya tulisa Nigeria? Ya tidaklah. Simbolisasi tulisan itu adalah apa yang merepresentasikan asal dan siapa yang menyokong mereka. Hal ini sama kasusnya dengan gengsi-gengsian almameter kampus. Kalau kuliah S1 di UI ya pakai almemeter UI lah. Kalau S1 di ITB ya mboh pakai almameter ITB. Sebegitu sederhananya.

Namun saya yakin KPAI punya penelitian yang bejibun menyoal harapan mereka yang mendesak penghentian sementara kegiatan audisi yang salah satunya telah melahirkan pemain bulu tangkis kelas dunia seperti Kevin Sanjaya .

Dan akhirnya desakan-desakan itu dijawab oleh PB Djarum dengan menyebut bahwa mereka akan pamit undur diri. Mereka mengatakan akan berhenti melakukan audisi atlet-atlet bulu tangkis usia muda mulai tahun depan. Suatu keputusan yang pada akhirnya harus kita sadari adalah sebuah kekecewaan atas niat baik untuk memajukan dunia perbulutangkisan di Indonesia.

Tentu kita tidak bisa menyalahkan siapa pun. Ada UU 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak maupun PP No 109 Tahun 2012. PP tersebut telah melarang bahwa perusahaan rokok dalam menyelenggarakan kegiatan dilarang menampilkan logo, merk, atau brand image produk tembakau. Bagi KPAI, PB Djarum tidak berhadapan dengan mereka tapi berhadapan dengan undang-undang yang sudah jelas.

Berat memang rasanya jadi PB Djarum, niat hati mau mengangkat prestasi tapi ternyata bisa lupa dengan hal semacam Undang-Undang.

Baca Juga:

Tulungagung, Kota yang Siap Bersaing dan Menggeser Kudus sebagai Pemilik Takhta Kota Kretek

Kemasan Rokok Polos Bukti Pemerintah Tidak Mengenal Rakyatnya. Pasti Gagal, dan yang Untung Justru Rokok Ilegal!

Kasus ekploitasi anak lewat baju yang berlogo dan bertulisan Djarum ini memang terlihat sepele. Tapi nyatanya memang berbahaya. Takutnya nanti semua orang yang mendengar kata Djarum dan logo Djarum jadi terkoneksi ke satu arah, rokok dan pengen ngerokok. Nanti kalau ada yang mau ngejahit baju terus mau beli jarum di pasar dan nanya ke abang-abang yang jual, “Bang, ada jual jarum?” Terus abangnya bingung dan berkata, “ini jarum yang mana ya? Rokok atau jarum jahit?”

Dan yang paling saya takutkan seandainya PB Djarum tidak ditegur oleh KPAI dan terus melakukan audisi selama lebih dari 70 tahunan. Bisa-bisa PB Djarum telah merubah sejarah.perbendaharaan kata dan makna. Tidak berkaitan dengan olahraga tapi mengaburkan makna Djarum sebagai rokok atau sebagai alat menjahit. Duh! (*)

BACA JUGA Bagaimana Jika Ternyata Rokok itu Baik? atau tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: alat menjahitbadmintonbulu tangkisdjarumeksploitasi anakpb djarumRokok
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia

ArtikelTerkait

Mengenal Tembakau Tambeng, Si Raja Tingwe dari Besuki terminal mojok.co

Mengenal Tembakau Tambeng, Si Raja Tingwe dari Besuki

29 Januari 2021
harga rokok naik cukai rokok perokok di kafe buang puntung sembarangan padahal udah ada asbak mojok.co

Kenaikan Cukai Rokok Adalah Satu-satunya Hal yang Bisa Membuat Proletar dan Borjuis Bersatu

15 Desember 2020
Alasan Saya Tak Mau Beli Korek di Alfamart

Alasan Saya Tak Mau Beli Korek di Alfamart

20 Februari 2023
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Membangun Bisnis Bersama Saudara

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Membangun Bisnis Bersama Saudara

17 Juli 2022
ICJ satuan waktu sak ududan perokok anak kecil djarum super mojok mulut asbak

Kalau Kena Abu Rokok Pengendara di Jalanan Jogja, Sebaiknya Nggak Usah Lapor ke ICJ

27 September 2021
Pengalaman 2 Tahun Mengisap Rokok Herbal: Lho kok Sehat Beneran?

Rokok Sehat Tentrem Ternyata Bikin Sehat Beneran

13 Juni 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Semua Cocok Makan Mie Ayam Pakde Wonogiri, Salah Satunya Orang dengan Lidah Surabaya seperti Saya Mojok.co

Nggak Semua Orang Cocok Makan Mie Ayam Pakde Wonogiri, Saya Salah Satunya

7 November 2025
Akibat Menyandang Nama Aneh, Seumur Hidup Nama Saya Dikira Typo: Sekali Lagi, Saya Dinas, Bukan Dimas!

Akibat Menyandang Nama Aneh, Seumur Hidup Nama Saya Dikira Typo: Sekali Lagi, Saya Dinas, Bukan Dimas!

6 November 2025
3 Hal yang Membuat Saya Tidak Bisa Melupakan Malang (Unsplash)

5 Hal Menjengkelkan di Malang yang Nggak Kalian Temukan di Feed Instagram

1 November 2025
5 Hal Menarik di Malang yang Bikin Betah Nggak Mau Pulang

5 Hal Menarik di Malang yang Bikin Betah Nggak Mau Pulang

2 November 2025
Kafe Kalcer di Lamongan Jelas Bukan Hal Buruk, karena Anak Muda Lamongan Butuh Ruang Berekspresi

Kafe Kalcer di Lamongan Jelas Bukan Hal Buruk, karena Anak Muda Lamongan Butuh Ruang Berekspresi

6 November 2025
Derita Jadi Orang Jakarta Selatan di Perantauan: Dicap Anak Gaul, padahal Aslinya Biasa Aja Mojok.co

Cerita Orang Jakarta Selatan di Perantauan: Dicap Anak Gaul, padahal Aslinya Biasa Aja

5 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=rrP1NPUFHS0

DARI MOJOK

  • Sisi Lain Rajin Tilik (Menjenguk Orang), Menanam Investasi di Balik Tradisi dan Rasa Peduli
  • Awalnya Tak Tega Lihat Anak Sakit hingga Dampingi Istri ke Puskesmas, Lalu Sadar Pentingnya Peran Seorang Bapak
  • Pekerja di Semarang bakal Dapat Jaminan Kesejahteraan Sosial
  • Ketika Influencer Dibayar Belasan Juta, Dosen Cuma dapat 300 Ribu? Dosen Memang Sudah Sering Ikhlas dan Terbiasa Kecewa
  • Pembuka Campus League Futsal Yogyakarta: UNY Pesta Gol, Putri UGM Tak Terbendung
  • Doktor Termuda UGM Usia 25 Tahun Ingin Jadi Presiden RI, Meneruskan Sepak Terjang BJ Habibie di Bidang Eksakta

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.