ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Bagaimana Jika Ternyata Rokok itu Baik?

Ade Vika Nanda Yuniwan oleh Ade Vika Nanda Yuniwan
11 Agustus 2019
A A
rokok itu baik

rokok itu baik

Share on FacebookShare on Twitter

Coba pikirkan sudut lain dari seorang perokok aktif, selain kebiasaan merokoknya yang tidak jarang dianggap mengganggu dan menyebabkan munculnya istilah perokok pasif. Entah bagaimana perspektif masing-masing orang, namun bagi saya seorang perokok aktif akan selalu berduit meskipun suka mengeluhkan seret-nya keuangan. Anggapan ini adalah berdasarkan pengamatan saya terhadap orang-orang sekitar saya yang juga perokok aktif.

Ibu saya adalah pemilik toko kelontong. Di toko-toko ibu terdapat satu etalase kecil yang berisi (khusus) dagangan rokok. Rupanya ibu saya sangat melihat peruntungan pasar jika Ibu menjual rokok pada toko kelontongnya. Untuk membantu tenaga Ibu, maka tidak jarang saya ikut melayani pembeli yang datang pada toko kelontong kami.

Berdasarkan perhitungan laba Ibu, barang dagangan yang paling banyak terjual adalah rokok. Lintingan sigaret ini memang selalu cepat habis dalam kurun waktu tertentu, sehingga ketika tengkulak, barang yang selalu banyak dibeli adalah berslop-slop rokok dengan beragam produk. Ya jelas saya heran, pasalnya, kenapa bisa rasa gurih kerupuk kaleng (nan murah meriah) bisa dikalahkan oleh rasa tembakau rokok?

Dan yang lebih mengherankan, para pembeli (yang juga tetangga selemparan batu) Ibu ini lebih milih nge-bon sembako, contohnya telur dan (sebut saja) mi instan! Mereka ini lebih memilih membayar tunai sebungkus rokok yang isinya paling mentok 16 batang. Harga sebatang rokok yang kebetulan rokok (dengan inisial) M* berharga 23.800. Dibanding dengan harga telur 1 kg + 1 mi instan, uang sebegitu masih dapat kembalian gopek. Kok eman sekali, kalau saya.

Ya tidak apa-apa sih, toh uang yang mereka gunakan ya uang mereka sendiri. Selain itu, laba penjualan juga masuk ke kas dompet Ibu hehehe. Saya hanya heran, dengan mereka nge-bon itu berarti mereka adalah kaum bokek, tapi mereka tetap mampu membeli rokok. Apa iya, mereka bisa mengganti nutrisi karbo, protein, dan vitamin, dengan kandungan tar?

Menurut teman saya yang terbilang perokok aktif, rokok itu berdampak baik bagi psikis. Ha gimana, wong sebokek apapun, dia tetap berikhtiar nabung buat beli rokok. Nabung segopek, dua gopek. Segoceng dua goceng ia sisihkan supaya dapat menyesap syahdu rokok favoritnya. Meskipun dari hasil nabung (dalam masa-masa bokek) nya uang hanya terkumpul kurang dari 10.000, setidaknya ia sudah bisa menyesap beberapa batang rokok yang ia beli eceran.

Atau coba pikirkan bagaimana jika ternyata rokok berdampak baik perluasan relasi dan pengganti nutrisi makanan yang selama ini umum kita konsumsi?

Menurut teman saya lainnya yang juga terbilang perokok aktif, dengan rokok ia menjadi remaja yang optimis. Lha, kok? Apa hubungannya? Ternyata (karena rokok) ia jadi lebih termotivasi untuk berpikir optimis bahwa sesungguhnya rezeki itu bisa datang kapan saja. Katanya juga, rokok dapat menjadi media untuk membangun silaturahmi. Yassalam, opo maneh kui hubungane? 

Menurut teman saya, teman seperngopiannya rerata ya didapat dari hasil pinjam meminjam korek, hasil saling berbagi rezeki (rokok), dan sisanya adalah obrolan-obrolan di sela kepul asap rokok yang terasa nyambung. Belum lagi jika obrolan yang nyambung itu ndilalah berujung ke hobi yang sama. Akhirnya terjadilah pertukaran kontak WhatsApp, janjian ngopi bareng, dan terjalinlah pertemanan seperngopian yang baik itu. “Cukup nambah relasi kan?” katanya.

Itu dari teman-teman saya. Beda lagi dengan bapak-bapak (tetangga) yang gemar beli rokok di toko Ibu. Dalam sehari, bapak itu dapat membeli dua bungkus rokok dalam sehari. Padahal catatan ngebonnya nyaris ganti halaman. Dan pada catatan bon itu nyaris tidak ada catatan buat ngebon rokok. Hebat sekali. Akhirnya dengan kekepoan yang tinggi, iseng saya bertanya ke bapak itu saat beli rokok di toko kelontong ibu.

“Pak, njenengan niki rokok’e nggebes nggeh” Pak, anda ini rokoknya ngepul (istilah untuk sering merokok). “Lha iyo Mbak, wong nek ora mangan, gantine kui ngrokok. Iso warek wisan” Lah iya Mbak, orang kalau tidak makan gantinya itu merokok. Bisa kenyang sudah.

Mari kita bersama-sama berkontemplasi sejenak. Apa benar kandungan 1.4 MG TAR – 1,0 MG NIKOTIN, 31 MG TAR – 2.2 NIKOTIN, 38 MG TAR – 2.4 MG NIKOTIN (dan entah berapa lagi kandungan tar—nikotin itu pada produk rokok yang lain), dapat menggantikan rasa kenyang karena kandungan protein, vitamin, natrium, asam folat, zat besi, omega (atau entah kandungan apa lagi yang kurang saya sebutkan)?

Kalau pun iya, itu berarti rokok dapat masuk sebagai salah satu jenis sembako, dong? Tapi ya saya tetap pada pendirian saya sih, baik itu iklan komersil di televisi yang suka menampilkan dampak buruk merokok, atau tidak. Bagi saya, rokok tetap tidak bisa menggantikan lezatnya mi ‘segera’ Indomie, atau susu Ultramik, media sosial WhatsApp, Instagram, dan rokok tidak dapat mengalahkan motivasi nabung saya buat beli ponsel baru! (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: KopiKritik SosialPenyakitperokok pasifRokok
Ade Vika Nanda Yuniwan

Ade Vika Nanda Yuniwan

ArtikelTerkait

Kopi Hitam Tidak Ada Sangkut Pautnya Dengan Kejantanan Seseorang terminal mojok.co

Menjawab Apakah Harga Kopi Mahal Itu Sepadan

14 September 2020
Rokok Country Merah: Rokok Alternatif untuk Pencinta Marlboro Merah, tapi Bujetnya Rendah

Rokok Country Merah: Rokok Alternatif untuk Pencinta Marlboro Merah, tapi Bujetnya Rendah

2 April 2022
kedai kopi

Nasib Kedai Kopi di Bulan Ramadan

7 Mei 2019
feminisme

Ngobrolin Feminisme di Tengah Gelombang Penolakannya

25 Juli 2019
4 Tipe Pembeli di Warung Sembako yang Nano-nano terminal mojok.co

Indomaret dan Alfamart Sama Saja: Apalagi Dalam “Melibas” Warung di Sekitarnya

6 Juli 2019
Kedai Nescafe: Rasanya Lebih Enak dari Kopi Sachet, Harganya Lebih Murah dari Kopi Keliling Kekinian

Kedai Nescafe: Rasanya Lebih Enak dari Kopi Sachet, Harganya Lebih Murah dari Kopi Keliling Kekinian

26 April 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
dendam

Seperti Dendam, Utang Harus Dibayar Lunas

Pengalaman Berkunjung ke Desa Langau di Perbatasan Indonesia-Malaysia terminal mojok.co

Hal-Hal yang Bakal Kamu Temui dan Rasakan Ketika Berada di Desa

hantaran

Salah Satu Indahnya Keberagaman: Dapat Hantaran dan Menikmati Makanan saat Hari Raya Agama Lain

Terpopuler Sepekan

Mahasiswa Fakultas Peternakan Unsoed Terdiskriminasi karena Dianggap Nggak Punya Masa Depan dan Bau  Mojok.co

Membiarkan Diskriminasi terhadap Mahasiswa Fakultas Peternakan Menjadi Salah Satu Aib Unsoed

14 Juni 2025
Ironi Liburan di Teluk Hijau Banyuwangi, Disuguhi Pemandangan bak Raja Ampat dan Kehancuran Lingkungan Akibat Tambang

Ironi Liburan di Teluk Hijau Banyuwangi, Disuguhi Pemandangan bak Raja Ampat dan Kehancuran Lingkungan Akibat Tambang

19 Juni 2025
Sisi Suram Sekolah Kedinasan, Senioritas Masih Kental hingga Tidak Bisa Bersuara Kritis ke Negara Mojok.co

Sisi Suram Sekolah Kedinasan, Senioritas Masih Kental hingga Nggak Boleh Kristis sama Negara

15 Juni 2025
Pantai Gunungkidul (Memang) Menawan, tapi Menyimpan Bahaya yang Nggak Boleh Disepelekan oantai di gunungkidul

Pantai Gunungkidul Itu Punya Tipe Masing-masing, Kenali Dulu biar Liburan Nggak Berakhir Nangis di Pojokan

18 Juni 2025
3 Barang dan Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Instagram, Salah Satunya Jasa Detektif Kasus Perselingkuhan

3 Barang dan Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Instagram, Salah Satunya Jasa Detektif Kasus Perselingkuhan

17 Juni 2025
Julukan Kota Sejuta Bunga Masih Pantas Disematkan pada Magelang, tapi Ada Syaratnya

Julukan “Kota Sejuta Bunga” Masih Pantas Disematkan pada Magelang, tapi Ada Syaratnya

18 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Sepatu Rusak: Saksi Bisu dari Atlet Sepak Bola Putri di Jogja yang Penuh Nyali dan Nilai Mahal yang Mereka Pelajari
  • Anak Jadi PNS Bikin Ortu Suka Pamer Pencapaian, Padahal Sang Anak Tersiksa karena Gaji Kecil dan Sering “Dipalak” Teman
  • Tinggalkan Skripsi Gara-gara Urusan Asmara, Berujung DO dan Sakiti Ibu hingga Susah Cari Kerja
  • Nyesel Ikuti Perintah Ibu Kuliah Jurusan Guru, Setelah Lulus Jadi Susah Cari Kerja
  • Coba-coba Boker di Toilet Bus Patas, Niat Legakan Perut Malah Dibikin Waswas hingga Repot saat Cebok
  • Saya Resah Melihat Palembang ketika Budaya Bodoh Bernama Sound Horeg dan Organ Tunggal Dianggap Pesta Rakyat Seperti Lomba Perahu Bidar

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.