Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

SUCI Layak Dinobatkan sebagai Ajang Pencarian Bakat Terbaik

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
20 Juli 2020
A A
7 Penampilan Komika Paling Kompor Gas di Panggung SUCI Kompas TV terminal mojok dodit fico indra jegel ryan adriandy

7 Penampilan Komika Paling Kompor Gas di Panggung SUCI Kompas TV terminal mojok dodit fico indra jegel ryan adriandy

Share on FacebookShare on Twitter

Stand Up Comedy Indonesia? Let’s make laugh! Teret tet-tet jeng-jeng.

Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV (SUCI) adalah tonggak awal meluasnya stand-up comedy di Indonesia, selain peran komunitas Stand Up Indo dan para komika senior. Sebagai ajang pencarian bakat, SUCI telah melahirkan banyak bintang di dunia hiburan sejak pertama kali tayang di tahun 2011. Misalnya, siapa yang tidak kenal Dodit Mulyanto? Kalian kenal? Iyaaa, kalian.

SUCI juga menambah khazanah komedi Indonesia dengan komedi tunggalnya, yang dulu identik dengan komedi grup. Selain melawan arus di dunia komedi, sejatinya SUCI sendiri menjadi pembeda di antara ajang pencarian bakat lain. Konsep acara yang beda inilah yang membuatnya layak dinobatkan sebagai salah satu ajang pencarian bakat terbaik, tentu dengan sejumlah alasan.

#1 Tidak menggunakan sistem vote penonton

Setiap keputusan diambil langsung dari juri, inilah perbedaan yang paling kentara dari ajang pencarian bakat lain. Siapa yang masih ingat dengan close mic-nya (eliminasi) Dodit Mulyanto dan Sadana Agung di SUCI 4 dan 6? Tidak peduli berapa banyak fans mereka serta cacian setelah keputusan diambil, keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. Setiap show terasa seperti final karena yang bisa mengubah keputusan juri hanyalah penampilan si komika sendiri.

Selain dipaksa tampil lucu, peserta juga harus mematuhi peraturan di setiap show. Di SUCI 5 misalnya, Rachman saat itu harus close mic bukan karena penampilannya buruk, tapi saat show tersebut tidak menambahkan teknik callback (menggunakan punchline lagi) di penampilannya, yang pada saat show tersebut memang diwajibkan. Kalau di pencarian bakat lain? Tidak peduli salah atau benar, selagi masih di-vote banyak orang akan tetap lanjut.

#2 Minim gimmick

Entah kenapa beberapa ajang pencarian bakat lebih kerasa seperti variety show dengan gimmick-nya. Saya bisa menebak di salah satu show pasti ada adegan seperti ini, “Kamu sayang nggak sama keluarga kamu? Kalau mereka ada di sini mau ngomong apa?” ujug-ujug keluarga peserta tiba-tiba masuk studio. Saya yakin saking seringnya, si peserta sudah menebak kedatangan keluargannya lalu mikirin abis itu mau ngapain ya.

Di SUCI bukannya tidak ada gimmick, paling mentok gimmick-gimmick tipis seperti perseteruan Raditya Dika dan kumis Dodit di SUCI 4, Pandji dengan Fajar Nugra di SUCI 6, atau Indra vs Pakde Indro di SUCI 5. Itu pun terjadi alamiah lalu dijadikan gimmick dan tidak membuat acara menjadi gemuk karena dimasukkan dalam penampilan serta penjurian. Satu lagi, gimmick di SUCI juga tidak menentukan penjurian.

#3 Mementingkan kualitas daripada kuantitas

Di saat pencarian bakat lain berusaha sesering dan selama mungkin tayang, SUCI konsisten hanya tayang seminggu sekali. Itu pun tidak live dan telah melewati proses editing yang panjang hingga terpangkas menjadi sekitar dua jam durasi tayang. Hal yang membuat kita tidak akan menyaksikan momen-momen tidak berfaedah, seperti peserta tampil 5 menit, juri komentar 1 jam.

Baca Juga:

Komedi Norak di Tongkrongan yang Seharusnya Musnah dari Peradaban

Anak UIN Juga Manusia, Bisa Salah, Bisa Khilaf

#4 Penonton betulan

Meskipun gratis, panggung SUCI selalu terasa seperti sebuah show berbayar. Satu hal yang menyamakan adalah karena penonton yang datang memang penikmat stand-up comedy betulan. Di beberapa ajang pencarian bakat misalnya beberapa penonton kadang datang dari instansi, atau malah-malah penonton bayaran yang kadang tidak tahu yang sedang mereka tonton apaan. Selain mendapat panggung yang sesuai, peserta juga mendapatkan apresiasi secara natural dari penonton.

#5 Konsisten

Tidak peduli seberapa tinggi rating, SUCI hanya mau menghadirkan yang terbaik tahun ke tahunnya. Dari 2011 SUCI hanya vakum di 2019 dan seharusnya SUCI IX di tahun ini dan terhalang pandemi. Dari pasar penonton yang awam hingga meledak lalu mulai disaingi acara-acara serupa, SUCI tidak mengubah konsep acara hingga delapan season bergulir.

Ini beda dengan Indonesian Idol, misalnya, yang hanya mampu bertahan lima tahun berturut-turut dengan jeda yang panjang. Sedangkan SUCI, dari dulu ya gitu-gitu aja, tidak peduli laku nggak laku. Yang berganti paling komposisi juri, venue, dan host. Sedangkan jumlah juri dan host, serta konsep garis besar SUCI selalu dipertahankan.

BACA JUGA Indonesia Sudah Tidak Butuh Standup Comedy dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Juli 2020 oleh

Tags: stand up comedySUCI
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

dark comedy panduan memahami mojok.co

Dark Comedy, Genre Kontroversial yang Digeluti Gus Dur, Haji Bolot, hingga Para Komika

27 Agustus 2020
Dari Sultan Sampai Luhut: Kiky Saputri Perlu Roasting Pejabat Ini terminal mojok.co

Dari Sultan Sampai Luhut: Kiky Saputri Perlu Roasting Pejabat Ini

11 November 2021
SUCI IX Kompas TV Layak untuk Dinanti karena 5 Alasan terminal mojok.co

SUCI IX Kompas TV Layak untuk Dinanti karena 5 Alasan

9 Januari 2021
jokes ala bapak-bapak

Menerima Sepenuh Hati Jokes Ala Bapak-Bapak yang Menyebalkan

9 Juli 2019
Membayangkan kalau Artis Indonesia Dibuatkan Acara Roasting kayak 'Comedy Central Roast' terminal mojok.co

Membayangkan kalau Artis Indonesia Dibuatkan Acara Roasting kayak ‘Comedy Central Roast’

2 Mei 2021
Kuliah di UIN (Unsplash.com)

Anak UIN Juga Manusia, Bisa Salah, Bisa Khilaf

12 Maret 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Mensiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.