Mitos seputar olahraga yang selama ini beredar bikin kita kadang jadi malas olahraga nggak, sih?
Ada banyak mitos yang berkembang di masyarakat. Mitos-mitos tersebut kadang ada yang masuk akal, tapi nggak sedikit juga yang di luar nalar.
Ada satu akun Instagram seorang dokter spesialis olahraga yang saya ikuti dan kebetulan rutin menjawab pertanyaan menarik netizen mengenai hal-hal seputar olahraga. Akun dokter yang biasa disapa dr. Andhika Raspati, SpKO itu banyak memberi edukasi terkait mitos ngawur yang beredar di masyarakat seputar olahraga. Berikut beberapa jawaban blio yang dirangkum dari akun Instagram pribadinya @dhika.dr:
#1 Habis olahraga dilarang minum air es atau air dingin karena bisa menyebabkan gendut, penyakit kanker, merusak jantung, dll.
Di masyarakat, ada mitos terkait minum air es atau air dingin setelah olahraga. Katanya, setelah berolahraga, kita dilarang minum air es karena bisa menyebabkan gendut dan ragam penyakit lainnya. Dengan gaya khasnya yang mengedukasi dengan bumbu komedi, dr. Dhika memberi tahu bahwa mitos tersebut nggak benar.
Dr. Dhika menjelaskan bahwa air dingin yang masuk ke lambung kita otomatis menjadi hangat. Suhu air yang kita minum akan mengikuti suhu lambung. Nggak ada istilahnya organ tubuh kaget atau jantung kaget karena minum air dingin. Setelah berolahraga, dr. Dhika justru menganjurkan agar kita minum air yang suhunya lebih rendah daripada suhu ruangan. Suhu air minum yang disarankan oleh sang dokter dengan 130 ribu followers tersebut sekitar 15 hingga 20 derajat Celcius. Jadi, air minum yang sebaiknya dikonsumsi setelah berolahraga adalah air sejuk dan nggak terlalu dingin. Fungsinya untuk menetralkan suhu tubuh kita sehabis berolahraga, Gaes.
#2 Langsung mandi selesai olahraga bisa bikin panuan
Mitos sesat lainnya yang beredar di masyarakat adalah larangan mandi setelah berolahraga lantaran bisa bikin panuan. Dalam akun Instagramnya, dr. Dhika membantah mitos ini bersama rekan blio yang merupakan seorang dokter spesialis kulit bernama dr. Agassi Suseno Sutarjo.
Dalam postingan mereka, dr. Agassi menjelaskan nggak ada istilahnya keringat buntet membuat badan lembap. Justru sebaliknya, kalau kita langsung mandi setelah berolahraga, kotoran tubuh akan langsung hilang. Makanya sangat disarankan langsung mandi setelah selesai berolahraga.
#3 Mandi air dingin setelah berolahraga bikin masuk angin
“Masuk angin itu nggak ada,” tutur dr. Dhika.
Masuk angin adalah istilah awam dan nggak ada dalam istilah kedokteran. Istilah “masuk angin” ini sebenarnya menggambarkan kondisi nggak enak badan yang dirasakan seseorang dan biasanya merupakan gejala awal dari flu atau penyakit infeksi. Selain itu, nggak ada hubungannya antara mandi air dingin setelah berolahraga dengan masuk angin, Gaes.
#4 Menekuk kaki setelah berolahraga bikin varises
Mitos ini juga dibantah dengan gaya kocak dr. Dhika yang menjawab bahwa kemungkinan kaki bisa varises apabila ditekuk kelamaan selama 2 jam 30 hari. Kita justru lebih mungkin kena varises karena sering berdiri terlalu lama. Jadi, nggak perlu takut menekuk kaki setelah berolahraga, ya, karena itu cuma mitos!
#5 Keringat menggambarkan jumlah kalori yang terbakar
Keringat adalah salah satu cara tubuh kita mengatur suhu tubuh. Bila produksi panas di dalam tubuh meningkat karena metabolisme tubuh meningkat atau suhu lingkungan sekitar yang panas, tubuh kita akan menyesuaikan dengan mengeluarkan keringat. Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita nggak ikut panas. Jadi, keringat yang keluar setelah berolahraga nggak ada hubungannya dengan jumlah kalori yang terbakar. Kalori bisa terbakar tanpa harus mengeluarkan keringat tergantung jenis olahraga dan lokasi olahraga kita.
Hati-hati, Gaes, keringat yang berlebihan malah bisa menyebabkan dehidrasi, tekanan darah turun, dan pusing.
#6 Semakin lama berolahraga, semakin baik
Katanya, semakin lama kita berolahraga, maka semakin baik bagi tubuh. Gaes, berolahraga terlalu lama malah bisa bikin tubuh kita jadi bermasalah, apalagi kalau kita memang nggak terbiasa. Bisa-bisa bukannya sehat, kita malah cedera atau mengalami gejala overtraining.
Terlalu lama berolahraga nggak membuat manfaatnya jadi lebih baik, sebab yang paling penting dalam berolahraga adalah konsistensi. Olahraga yang terlalu berat atau terlalu lama akan meningkatkan risiko terjadinya peradangan atau justru mengganggu sistem imun tubuh kita sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
#7 Pagi hari adalah waktu yang paling tepat untuk berolahraga
Mitos olahraga yang beredar di masyarakat dan kita percayai hingga kini adalah soal waktu berolahraga. Katanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berolahraga. Berolahraga di pagi hari memang memberi banyak manfaat. Kita bisa mendapat asupan sinar matahari pagi yang baik bagi tubuh hingga udara yang masih segar. Tapi, bukan berarti kita nggak boleh berolahraga di waktu lainnya.
Intinya, nggak ada waktu khusus yang paling tepat untuk berolahraga. Konsistensi tetap yang utama. Jika kita nggak terbiasa bangun pagi, kita bisa juga kok olahraga di siang hari atau sore hari.
#8 Beres-beres rumah termasuk olahraga
Sering merasa sudah berolahraga setelah beres-beres rumah? Jadi gini, Gaes, beres-beres rumah ternyata nggak bisa dikategorikan sebagai olahraga karena nggak terstruktur dan nggak bisa diukur.
Kegiatan beres-beres rumah seperti nyapu dan ngepel memang bisa mengeluarkan banyak keringat, tapi nggak menjaga kebugaran jantung kita. Makanya kita tetap disarankan untuk berolahraga walaupun hanya 30 menit sehari asalkan dilakukan dengan konsisten.
Delapan mitos seputar olahraga di atas memang sering kita dengar, kan? Dan dr. Dhika membantah mitos-mitos tadi. Jadi, mulai sekarang jangan percaya mitos-mitos yang beredar begitu saja, ya? Mitos seputar olahraga apa lagi yang sering kamu dengar?
Penulis: Della Helfia
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mitos Itu Jangan Ditelan Mentah-mentah, tapi Digali Maknanya.