Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

3 Tipe Penonton Jathilan di Kampung Halaman Selain Pura-pura Kesurupan

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
3 Juli 2021
A A
Berkat Pagebluk, Jaranan Turonggo Yakso Lahir dan Berkembang di Trenggalek jathilan dongko trenggalek terminal mojok.co

Berkat Pagebluk, Jaranan Turonggo Yakso Lahir dan Berkembang di Trenggalek jathilan dongko trenggalek terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Lahir dan besar di Gunungkidul, membuat saya cukup akrab dengan kesenian jathilan. Sebelum pandemi, hampir setiap minggu pagelaran jathilan tidak pernah lelah untuk menghibur masyarakat. Tak heran, jika jathilan menjadi salah satu kesenian rakyat yang paling dirindukan oleh masyarakat Gunungkidul di tengah pandemi seperti sekarang.

Jathilan sendiri merupakan pertunjukan tari yang terdiri atas penari laki-laki maupun perempuan, dengan bentuk tarian melingkar. Biasanya, para penari akan memegang kuda kepang dan kaki berjingkrak-jingkrak menirukan gerakan kuda. Adapun penggunaan kuda dalam kesenian jathilan sendiri didasarkan pada keyakinan masyarakat bahwa binatang ini memiliki semangat tinggi dan dapat berfungsi sebagai penunjuk jalan.

Konon, jathilan menceritakan kisah perjuangan Raden Patah dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Dalam menjalankan misinya tersebut, mereka banyak diganggu oleh jin dan syaitan yang membuat mereka kesurupan kemudian disembuhkan oleh para wali.

Kesenian yang identik dengan kerasukan jin atau syaitan yang kemudian disebut masyarakat edan-edanan ini, biasa digelar di berbagai acara, seperti hajatan, rasulan, kawulan, hingga ritual minta turun hujan. Hampir semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga manula, selalu antusias menyaksikan kesenian ini. Hal ini bukan tanpa alasan, selain suara gending gamelan yang suka bikin goyang, aksi ndadi atau edan-edanan di dalam setiap pertunjukan juga menjadi alasan seni jathilan selalu berhasil menyedot perhatian masyarakat pedesaan.

Di balik kemeriahan suasana jathilan, ada saja oknum penonton yang pura-pura kesurupan dan susah disembuhkan. Selain merepotkan para pawang, oknum penonton tersebut juga kerap usil meminta untuk dimasukkan ke dalam barisan para penari, yang tentu sangat mengganggu dan mengacaukan pementasan. Selain itu, ada beberapa tipe penonton jathilan yang susah ditemukan dari jenis kesenian lainnya, di antaranya:

Tipe penonton jathilan #1 menonton para penonton

Ada banyak motivasi ketika seseorang datang di arena jathilan, salah satunya ingin menonton orang yang sedang menonton. Iya, menonton orang yang sedang menonton tontonan.

Biasanya, kasus ini dilakukan oleh para pencari jodoh yang sedang dalam keadaan gabut, segabut-gabutnya. Tipe seperti ini tidak peduli dengan lenggak-lenggok para penari atau irama gamelannya, yang paling penting adalah memantau, melirik, dan menilai tingkah laku orang-orang yang tengah asik menonton Jathilan.

Selain itu, tipe penonton seperti ini juga aktif bergerilya dari satu tempat ke tempat lainnya. Tujuannya jelas, meminta nomor WA dan berharap bisa menjadi pacarnya.

Tipe penonton jathilan #2 penjebol kalangan

Dalam dunia seni jathilan, ada pagar pembatas antara penari dan penonton yang disebut dengan Kalangan. Pagar pembatas yang terbuat dari bambu itu, berperan penting untuk menjaga stabilitas keamanan para penonton agar tidak kesrawu penari saat sudah ndadi atau kerasukan.

Sayangnya, banyak oknum penonton yang kerap iseng mengoyak-oyak pagar pembatas hingga jebol. Biasanya, aksi tidak terpuji ini dilakukan oleh anak-anak usia dini yang berdiri paling depan atau seat VIP. Tak hanya mengoyak-oyak, bahkan di antara mereka juga ada yang menduduki dan menaiki standar keamanan jathilan tersebut.

Kurangnya literasi perihal adab menonton jathilan, menjadi faktor utama lahirnya generasi yang hobi encot-encot kalangan.Untuk itu, bagi orang tua yang membawa anak usia dini, ada baiknya memberikan edukasi tentang protokol keamanan menonton jathilan terlebih dahulu.

Tipe penonton jathilan 3# pasukan goyang maut

Setiap ada suara musik, di situ ada tubuh yang bergoyang. Pepatah tua tersebut juga berlaku untuk para pecinta jathilan. Di mana selalu ada pasukan joget bergerombol yang konsisten untuk selalu bergoyang.

Biasanya, pasukan goyang bergerombol ini dilakukan para ABG yang suka nyemir rambut warna-warni dan akan berdiri di pojok paling belakang. Sambil merokok dan teriak-teriak, mereka terlihat sangat menikmati alunan musik yang memang enak banget untuk bergoyang.

Bisa dibilang, pasukan goyang ini menjadi penggemar paling berat dari seni jathilan. Tanpa mereka, mungkin suasana jathilan kurang greget dan tidak semarak. Alasannya jelas, mereka betah teriak-teriak request lagu dari awal hingga akhir pertunjukan.

Tipe penonton jathilan #4 mendadak jadi pawang

Di balik kemeriahan suasana jathilan, selalu ada penonton yang mendadak menjadi pawang. Biasanya, mereka akan muncul tiba-tiba saat ada penonton lain yang kesurupan atau kerasukan jin. Dengan gaya bak satria baja hitam, sang pawang dadakan seolah-olah akan mengeluarkan jurus-jurus yang susah dipahami.

Fenomena pawang amatir ini pernah dilakukan oleh teman saya sendiri. Saya kaget ketika dia tiba-tiba garuk-garuk tanah seperti siluman macan. Dengan kekuatan penuh, dia langsung “merapal” jurus-jurus entah berantah. Bukannya sehat walafiat, orang yang kesurupan justru semakin sulit dikendalikan dan teriak tidak karuan.

Teman saya yang tadinya jadi pendekar, pelan-pelan mulai mundur alus. Dengan penuh kesadaran tinggi, akhirnya dia menyerahkan persoalan pelik itu ke pawang asli yang ada di belakangnya. Setelah itu, saya pamit pulang dengan wajah menunduk, meninggalkan teman yang masih berurusan dengan panitia dan para pawang original.

BACA JUGA Cerita dari Fans Garis Keras Pertunjukan Jathilan dan tulisan Jevi Adhi Nugraha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Tags: GunungkidulHiburan Terminaljathilankesurupanpenonton
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

Jerome Polin dan Waseda Boys Adalah Cerita 1% dalam Perkuliahan di Jepang terminal mojok

Jerome Polin dan Waseda Boys Hanyalah Cerita 1% dalam Perkuliahan di Jepang

9 Agustus 2021
move to heaven drakor

‘Move to Heaven’, Drama Korea yang Sarat akan Pelajaran Hidup dan Nggak Cocok Ditonton Orang Cengeng seperti Saya

1 Juni 2021
reuploader konten youtube snackvideo video alur cerita time code youtube MOJOK.CO

Reuploader Konten YouTube: Profesi Paling Gampang Sekaligus Paling Nggak Tahu Diri

26 Juni 2021
Elsa 'Ikatan Cinta' Adalah Bukti Lagu Suket Teki Itu Nyata terminal mojok

Elsa ‘Ikatan Cinta’ Adalah Bukti Lagu ‘Suket Teki’ Itu Nyata

8 Juli 2021
sinetron gerhana mojok

‘Gerhana’, Sinetron Supranatural Paling Sangar pada Masanya

29 Juni 2021
4 Alasan Gunungkidul Nggak Perlu Bangun Mal, Salah Satunya Merugikan Warga Bumi Handayani!

4 Alasan Gunungkidul Nggak Perlu Bangun Mal, Salah Satunya Merugikan Warga Bumi Handayani!

12 Mei 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

UIN Jakarta, Kampus Islam yang Hobi Melahirkan Orang Terkenal. Kampus Lain Mana Bisa?

UIN, Kampus yang Tetap Dianggap “Surga” oleh Masyarakat, sekalipun Mahasiswanya Tidak Islami Amat

7 Juli 2025
Admin Medsos KAI Sigap dan Komunikatif, Humas Pemerintah Harusnya Belajar dari Mereka

Admin Medsos KAI Sigap dan Komunikatif, Humas Pemerintah Harusnya Belajar dari Mereka

10 Juli 2025
Alasan Emak-emak Cikarang Memenuhi dan Jadi Raja KRL Tujuan Tanah Abang jawa timur

KRL Jabodetabek Bikin Iri Pekerja yang PP Jombang-Surabaya Naik Commuter Line Dhoho Setiap Hari

10 Juli 2025
Selamat Datang di Purwokerto, Kota Tanpa Ojol di Stasiun

Selamat Datang di Purwokerto, Kota Tanpa Ojol di Stasiun

6 Juli 2025
Benang Layangan Melintang di Jalan, Bahaya Mematikan yang Tak Terlihat dan Sayangnya Kerap Diabaikan Mojok.co

Benang Layangan Melintang di Jalan, Bahaya Mematikan yang Tak Terlihat dan Sayangnya Kerap Diabaikan

12 Juli 2025
Ngaglik Sleman Surga Dunia, Bikin Kecamatan Lain Merasa Miskin

Ngaglik Sleman Surga Dunia, Bikin Kecamatan Lain Merasa Miskin

10 Juli 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=ek8g_0FrLQM

DARI MOJOK

  • Begini Penderitaan Saya Tertipu Polisi Gadungan Jelang KKN: Baru Mau Berangkat Dijadikan Tersangka Pencucian Uang dan Ikut “Sidang PPATK” via Aplikasi Zoom
  • Dosa Besar Pedagang Soto Adalah Merusak Kesegaran Kuah Demi Mempertebal Margin Keuntungan 
  • Iseng Jadi Pengamen Liar di Jogja: Sehari Dapat Cuan Menggiurkan, Tolong Saya saat Luntang-lantung karena Puluhan Kali Gagal Kerja
  • Warga Desa Sebenarnya Kasihan dengan Mahasiswa KKN: Duit Tipis, Hidup Susah, tapi Dituntut untuk “Mengentaskan Kemiskinan”
  • Tiga Tahun Jadi “Calo” Tiket Konser demi Bayar UKT di UNY, Modal Orang Dalam dan Sasar Penonton Kepepet
  • Repotnya KKN sama Mahasiswa Kupu-kupu Tak Paham Organisasi: Bingung Mau Ngapain, Jadi Nggak Guna hingga “Diusir” Warga

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.