• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Home Gaya Hidup

Sejarah Berak Duduk ala Barat dan Budaya Berak sambil Bercengkrama

Mohammad Maulana Iqbal oleh Mohammad Maulana Iqbal
4 Agustus 2021
A A
asal usul berak duduk ala barat mojok

asal usul berak duduk ala barat mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Peradaban manusia saat ini terpolarisasi menjadi dua kubu, jika ditinjau dari gaya berak mereka. Ada yang berak sambil duduk dan ada juga yang berak sambil jongkok. Biasanya, mereka yang berak sambil jongkok ini berasal dari masyarakat Timur, termasuk Indonesia. Sedangkan mereka yang berak duduk, berasal dari budaya masyarakat Barat.

Selaku masyarakat pribumi nusantara yang memegang erat budaya berak jongkok, tentunya nggak begitu bertanya-tanya perihal asal muasal budaya berak jongkok ini. Pasalnya, berak jongkok paling kuno yang pernah saya tau sekaligus alami semasa SD yakni berak jongkok di parit belakang rumah.

Justru dalam tulisan ini saya sedikit bertanya-tanya mengenai bagaimana budaya berak duduk ala masyarakat Barat bisa hadir di muka bumi ini. Masak iya, gara-gara dulu itu masyarakat Barat enak-enak duduk, eh tiba-tiba nggak sengaja keluar sesuatu dari lubang dubur mereka. Kan, nggak lucu jadinya kalo sejarahnya semacam itu.

Daripada menduga yang nggak-nggak, saya pun akhirnya melakukan riset kecil-kecilan, dan walhasil saya menemukan fakta menarik mengenai sejarah berak duduk masyarakat Barat. Ternyata, budaya berak duduk ini sudah ditemukan semenjak masa Romawi Kuno, kisaran enam ribu tahun yang lalu hingga tahun 2500 SM. Sebuah zaman di mana Nusantara masih dipenuhi dengan rawa dan hutan belantara.


Di masa Romawi Kuno tersebut, klosetnya masih berbentuk sederhana yakni seperti bangku dari batu yang di tengahnya berlubang layaknya lubang kunci. Tempat berak yang menjadi cikal bakal kloset duduk ini ditemukan di lembah sungai Indus, Mohenjodaro.

Nah, yang membuat unik adalah tempat berak tempo dulu tersebut masih bersifat umum dan terbuka, tanpa ada sekat layaknya toilet masa kini. Jadi, masyarakat kala itu masih memegang erat budaya berak berjamaah, antar-pembuang hajat dapat saling bertatapan satu dengan yang lain. Nggak kebayang bagaimana kuatnya ikatan solidaritas masyarakat dulu, berak saja sampek bareng-bareng begitu.

Tapi, perlu diketahui bahwa tempat berak zaman Romawi Kuno ini memang dirancang terbuka, karena pada masa itu tempat berak juga menjadi ruang santai mereka sembari bercengkrama satu sama lain. Bahkan ada juga yang menjadikannya sebagai tempat menjalankan bisnis mereka sambil berak. Sungguh benar-benar produktif, bukan?

Pasca-peradaban Romawi Kuno runtuh, berlanjut pada abad pertengahan dengan kisaran tahun 500 hingga 1500 Masehi, di belahan bumi yang lain, tepatnya di Inggris, budaya berak masyarakat Barat mengalami perubahan sosial. Kala itu, masyarakat umum melakukan ritual buang hajat menggunakan pispot, dan kotorannya dibuang ke luar jendela.

Sedangkan, untuk masyarakat dengan kelas menengah ke atas yang tinggal di kastil megah, mereka menggunakan “garderobe” untuk buang hajat. Garderobe sendiri semacam ruangan kecil di atas menara dan di dalamnya terdapat semacam bangku berlubang, yang mana lubang tersebut langsung jatuh menuju ke sungai, parit maupun lahan kosong. Jadi, kotoran manusianya langsung jatuh cemplung ke bawah.

Namun, karena alasan kesehatan dan pencemaran lingkungan, model berak ala abad pertengahan ini akhirnya ditinggalkan. Ya, sudah dapat dibayangkan sendiri bagaimana kondisi pembuangan kotoran manusia kala itu yang amat nggak menyehatkan. Bahkan pencemaran lingkungan akibat kotoran manusia ini menjadi problem serius abad itu.

Walhasil, pada tahun-tahun berikutnya, banyak ilmuwan kloset maupun non-kloset berinovasi untuk menciptakan tempat pembuangan kotoran yang baik dan sehat. Seperti Sir John Harington yang menemukan kloset dan diberi nama “Ajax” pada 1596 Masehi. 142 tahun kemudian, tepatnya tahun 1738, J. F. Brandel yang menemukan toilet siram model katup.

Kemudian, pada 1775, Alexander Cummings menemukan sekaligus mematenkan sebuah kloset bilas yang bernama “valve closet”. Kelebihan kloset ala Cummings ini dapat mempertahankan air dalam sebuah cekungan meskipun sedang nggak digunakan. Sehingga kloset ini nggak mengeluarkan bau busuk kotoran.

Nggak hanya sampai situ, pada 1778, seorang tukang kunci bernama Joseph Bramah memberi engsel pada penutup kloset, layaknya kloset duduk yang saat ini sering dijumpai dan cukup nyaman digunakan. Kemudian, pada 1870, S.S. Helior menghasilkan mahakarya berupa sebuah toilet siram yang diberi nama “optims”.

Sedangkan, mulai dari 1890 hingga abad 21 ini, model kloset nggak mengalami perubahan dari mekanisme teknologi yang signifikan. Hanya mengalami perubahan desain keindahannya saja dan penyesuaian dengan selera para penggunanya.

Melihat sejarah terwujudnya kloset dan budaya berak duduk ini, saya sampai nggak habis pikir. Kloset duduk yang kita kenal sekarang mengalami sejarah panjang dan mengalami perubahan berkali-kali. Semua hanya untuk perkara berak duduk yang nyaman.

Siapa sangka, hanya untuk menemukan tempat berak yang nyaman, nikmat dan juga menyehatkan, memerlukan proses yang nggak singkat, sat-set was-wes. Mulai dari masa Romawi Kuno hingga abad 21 kini. Mulai dari budaya bercengkrama sambil berak, hingga inovasi teknologi kloset yang nyaman dan menyehatkan.

BACA JUGA Perbedaan Mendasar Nahan Berak di Bis dan Kapal dan tulisan Mohammad Maulana Iqbal lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2021 oleh

Tags: baratberak dudukberak jongkokHiburan Terminalromawi kunotimurwc

Mengikuti Newsletter

* Wajib Diisi
Mohammad Maulana Iqbal

Mohammad Maulana Iqbal

Terkadang sedikit halu.

Artikel Lainnya

higgs domino spaylater judi mojok

Higgs Domino, SPayLater, dan Kesedihan Teman Saya Setiap Awal Bulan

17 Agustus 2021
lionel messi putuskan bertahan di barcelona tak jadi pindah mojok.co

Kepergian Lionel Messi dan Pentingnya Regenerasi Klub

17 Agustus 2021
Mempertanyakan Kematian Yoon Soo Hyun dalam K-Drama The Devil Judge terminal mojok

Menggugat Kematian Yoon Soo Hyun dalam The Devil Judge

17 Agustus 2021
tipe ibu-ibu tetangga gosip mojok

3 Jenis Ibu-ibu Tetangga yang Harus Anda Hindari

16 Agustus 2021
Mempertanyakan Iklan Susu Real Good yang Asli Ramashok Blas! terminal mojok

Mempertanyakan Iklan Susu Real Good yang Asli Ramashok Blas!

16 Agustus 2021
4 Lagu Indonesia yang Bagus, tapi Video Klipnya Nggak Bangettt terminal mojok

4 Lagu Indonesia yang Bagus, tapi Video Klipnya Nggak Banget

15 Agustus 2021
Pos Selanjutnya
gaji profesional professional fee mojok

3 Alasan Pekerja Profesional Harus Dibayar secara Layak

Terpopuler Sepekan

5 Minuman Meresahkan yang Dijual di Indomaret Terminal Mojok
Kuliner

5 Minuman Meresahkan yang Ada di Indomaret

oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
4 Agustus 2022

Bikin hati ini resah~

Baca selengkapnya
Soal Meresahkan, Kinder Joy Ternyata Nggak Seberapa Dibanding Pororo Drink Terminal Mojok.co

Soal Meresahkan, Kinder Joy Ternyata Nggak Seberapa Dibanding Pororo Drink

23 Mei 2022
Purwokerto, Purwakarta, Purworejo- Dilema karena Sebuah Nama (Unsplash.com)

Purwokerto, Purwakarta, Purworejo: Dilema karena Sebuah Nama

8 Agustus 2022
asal usul berak duduk ala barat mojok

Sejarah Berak Duduk ala Barat dan Budaya Berak sambil Bercengkrama

4 Agustus 2021
5 Kombinasi Mi Instan Paling Enak yang Pernah Saya Cicipi Terminal Mojok

5 Kombinasi Mi Instan Paling Enak yang Pernah Saya Cicipi

9 Agustus 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=-mobv49WnRE&t=1s

Subscribe Newsletter

* indicates required

Satu klik, terbuka nalar kritis.... Satu klik, terbuka nalar kritis....
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .