MOJOK.CO – Warga di beberapa daerah mulai melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan mereka sendiri. Baik sih, tapi jebul itu bisa menimbulkan persoalan lain.
Gara-gara takut dengan corona, beberapa kelompok warga kampung di Indonesia mulai melakukan tindakan preventif. Dari memberlakukan akses tunggal masuk ke kampung, mengawasi aktivitas warga sekitar, sampai melakukan penyemprotan disinfektan dari rumah ke rumah.
Untuk penyemprotan disinfektan, tidak hanya menyemprot dari rumah ke rumah, namun beberapa kampung melakukan penyemprotan ke manusia pula. Tindakan itu dianggap sebagai langkah preventif untuk mencegah masuknya virus corona ke kampung.
Kreatif..!! Cukup Tepuk Tangan, Warga Yang Melintas Akan Disambut Disinfektan.
Akses masuk desa Arjosari, Wonokerto, Turi dari arah utara, selain itu ditutup!
Video : @oktaherip
pic.twitter.com/HmYPb0jrOO— Beranda Jogja (@BerandaJogja) March 28, 2020
Nah, persoalan lantas muncul.
Apa kamu tahu, disinfektan tidak disarankan untuk disemprotkan ke tubuh manusia? Yang ada justru menimbulkan efek negatif kepada tubuh. Soalnya disinfektan yang mengenai kulit berpotensi untuk merusak kulit dan menimbulkan iritasi.
Begini. Alkohol, klorin, dan hydrogen peroksida adalah zat yang bersifat karsinogenik jika terhirup. Dalam jangka panjang, zat-zat kayak gitu justru merugikan untuk tubuh.
Oke, oke, meski memang ampuh membunuh virus, tapi efek yang ditimbulkan cukup merugikan untuk tubuh kita. Alkohol, klorin, dan hydrogen peroksida akan mengikis permukaan kulit kita dan menimbulkan iritasi.
Pada dasarnya, semprotan disinfektan memang tidak ditujukan untuk tubuh. Disinfektan tidak ditujukan untuk makhluk hidup, tapi untuk benda mati seperti kursi, bangku, nurani pemerintah, dan kebijakannya Luhut B. Panjaitan.
Sedangkan untuk makhluk hidup, cairan pembersihnya disebut antiseptik. Komposisinya kurang lebih sama, hanya takarannya jauh berbeda. Ya itu lumrah lah, masak kulitmu dipadakne lingiran meja?
“Lha terus bilik penyemprotan disinfektan itu gimana, Ngab? Masak ya nggak boleh?”
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Laksana Tri Handoko, menyatakan bahwa sebenarnya memakai bilik penyemprotan berbasis bahan kimia tidak dianjurkan. Bilik tersebut lebih tepat digunakan untuk laboratorium dengan standar biosafety, di mana orang masuk harus mengenakan baju pelindung macam astronot.
Berarti penggunaan disinfektan selama ini nggak ada faedahnya dong? Ya ada sih, cuma efeknya akan berbahaya jika disemprot langsung ke tubuh manusia. Pun metodenya tidak bisa sembarangan.
Metode paling aman adalah disemprot ke tempat spesifik seperti gagang pintu, gagang pintu ATM, mesin ATM, dan juga wastafel. Penggunaan disinfektan dengan cara fogging pun tidak disarankan, karena bisa terhirup oleh manusia dan meninggalkan residu di mana-mana yang berbahaya untuk manusia.
Hal paling efektif yang bisa kita lakukan adalah mandi, cuci tangan, dan juga mencuci pakaian dengan air hangat. Meski tergolong ribet, tapi memang itulah hal paling efektif yang bisa kita lakukan sekarang. Penggunaan disinfektan tetap boleh dilakukan, hanya metodenya yang perlu diganti.
Sementara ini, memang penyemprotan disinfektan secara berkala adalah hal terbaik yang bisa dilakukan oleh warga dengan swadaya. Bagi kalian yang kebetulan kampungnya nyemprotin disinfektan ke orang macam Kamehameha, mending ikutan ngasih tahu metode yang bener.
Langsung semprot disinfektan + cocote tonggo gus https://t.co/9XJMnuo1eU pic.twitter.com/9lyvkxVAEd
— genaro asaib (@abadidyok) March 30, 2020
BACA JUGA Apa Maksud Darurat Sipil yang Jokowi Usulkan? dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.