Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Virus Corona: Menghentikan Pertandingan, Menutup Keran Pemasukan

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
29 Maret 2020
A A
virus corona, bundesliga, premier league, serie A mojok.co

virus corona, bundesliga, premier league, serie A mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dampak virus corona terhadap dunia sepak bola makin hari makin besar. Setelah penundaan pertandingan, tim sepak bola harus menghadapi masalah keuangan.

Liga-liga yang ditunda karena wabah corona tidak hanya merugikan kita sebagai penonton, tapi juga tim sepak bola secara keseluruhan. Tim sepak bola Eropa mulai menghadapi masalah keuangan yang memaksa mereka mencanangkan pemotongan gaji pemain. Beban ekonomi yang harus ditanggung tim tak main-main.

Pemotongan gaji ini adalah hal yang tidak bisa dihindari, mengingat pengeluaran terbesar tim adalah untuk menggaji pemain dan pemasukan hampir tidak ada karena virus corona. Gaji pemain yang berada dalam kisaran puluhan hingga ratusan ribu euro per pekan bukanlah nilai kecil. Pemain seperti Gareth Bale yang digaji 600 ribu euro per pekan, dalam satu bulan klub harus mengeluarkan 2,4 juta euro hanya untuk seorang pemain. Tinggal bayangkan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk menggaji satu skuat.

Klub sepak bola butuh menggelar pertandingan untuk mendapat pemasukan dan uang hak siar turun. Tiket yang dijual nantinya akan masuk ke dalam kantong klub yang digunakan untuk menggaji pemain dan pegawai klub. Klub memang mendapat pemasukan dari transfer, hak siar, sponsor, dan juga penjualan merchandise. Dari sumber pemasukan yang lain, hanya penjualan merchandise yang bisa terus jalan selama pertandingan ditunda karena corona.

Apakah penjualan tiket memang sebesar itu? Kita pakai logika dasar saja. Kita asumsikan satu tiket dijual seharga 100 euro dan kapasitas stadion adalah 74 ribu kursi. Jika kursi terisi penuh, maka tim mendapat pemasukan 7,4 juta euro. Dalam satu bulan, klub mendapat 29,6 juta euro lewat tiket. Menunda pertandingan selama 2 bulan bisa menghilangkan potensi pemasukan sebesar 59,2 juta euro.

Tanpa pertandingan, berarti liga tidak selesai. Liga yang tidak selesai berarti uang hak siar tidak akan turun. Klub Serie A terancam bangkrut karena hal ini.

Meski begitu, banyak klub yang pemainnya setuju dengan keputusan klub untuk memotong gaji mereka akibat wabah corona. Pemain Bayern Munchen, Borussia Dortmund, dan Borussia Monchengladbach setuju gaji mereka dipotong untuk membantu keuangan tim. Klub-klub Bundesliga yang bermain di Liga Champions patungan hingga 20 juta euro untuk membantu keuangan tim divisi 2.

Bayern Munchen, Borussia Dortmund, dan Borussia Monchengladbach memberikan contoh bagaimana sebuah klub seharusnya bertindak dalam masa-masa gelap sepak bola. Dengan tidak mengedepankan keuntungan pribadi dan berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, akan membuat klub tidak mengemban beban yang berat. Ini juga bisa menjadi contoh untuk banyak pihak agar mereka bersatu bahu meringankan beban yang dipikul karena virus corona.

Dengan memotong gaji mereka sebesar ribuan hingga ratusan ribu euro, para pemain membantu tim untuk bisa menggaji staf-staf seperti cleaning service dan juga pegawai yang merawat fasilitas klub untuk tetap mendapat pemasukan layak. Pemain-pemain tersebut harus dicontoh oleh para miliuner agar mereka mau berbagi harta mereka untuk orang yang pemasukan mereka terkena dampak parah dari wabah corona. Act of kindness ini harus segera ditiru agar dunia tetap optimis memandang hari esok.

Pertanyaannya adalah, sampai kapan klub kuat menghadapi krisis ini? Belum ada kepastian kapan wabah corona bisa dikendalikan, dan yang bisa dilakukan sekarang adalah tetap mengurung diri di dalam rumah agar semua aman. Klub tak bisa menggaji pemain terus-terusan tanpa ada pemasukan untuk mengganti pengeluaran.

Namun memaksa menggelar pertandingan saat virus corona belum bisa dikendalikan adalah tindakan bunuh diri. Menggelar pertandingan tanpa penonton mungkin bisa menghilangkan resiko penonton tertular, namun yang jadi tumbal justru keamanan pemain dan pegawai klub. Sudah banyak pemain dan staf klub positif terjangkit corona. Meneruskan pertandingan adalah keputusan bodoh.

Untuk waktu dekat ini, klub mungkin masih bisa menggaji pemainnya dengan lancar, namun sampai kapan mereka mampu bertahan?

BACA JUGA Leroy Sane Bukti Kegagapan Strategi Transfer Barcelona, Beda Jauh dengan Real Madrid dan artikel menarik lainnya di BALBALAN.

Terakhir diperbarui pada 29 Maret 2020 oleh

Tags: Bundesligapremier leagueSerie Avirus corona
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Kegilaan Cinta Sejati di Napoli: Antara Sepak Bola dan Maradona MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Kegilaan Cinta Sejati di Kota Napoli: Antara Copet, Kota Bau Pesing, Sepak Bola, dan Maradona

31 Desember 2024
Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan MOJOK.CO
Esai

Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan

13 Juni 2023
Giant Killer Di Serie A: Udinese, Atalanta, Dan Napoli
Video

Giant Killer di Serie A: Udinese, Atalanta, dan Napoli

22 September 2022
Perburuan Scudetto: Inter Milan atau AC Milan yang Akan Juara?
Video

Perburuan Scudetto: Inter Milan atau AC Milan yang Akan Juara?

28 April 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.