Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Zina Urusan Umat, KDRT Urus Aja Sendiri

Rika Anastasya oleh Rika Anastasya
20 November 2017
A A
zina-kdrt-netizen-mojok

zina-kdrt-netizen-mojok

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

[MOJOK.CO] “Persekusi itu enak kalo soal kelamin. Kalo soal nalar kekerasan, ya nggak enak.”

Kemarin sempat heboh berita persekusi yang dialami oleh muda-mudi di Cikupa, Tangerang. Tragedi ini berawal dari kecurigaan ketua RT setempat bahwa mereka berbuat mesum. Ketua RT yang kepo ini lantas mengorganisir massa untuk melakukan penggrebekan di rumah kos tersebut, dan yang lebih ngerinya lagi, kerumunan massa barbar tersebut bukan hanya mendobrak paksa, malah juga merundung pasangan muda-mudi malang itu.

Udah gitu aja? Tidak, tindakan keji ini dilanjutkan dengan mengarak pasangan tak bersalah itu keliling kampung. Luar biasa biadab! Manusia kok ya ga ada kemanusiaannya sama sekali. Hih. Meski pihak kepolisian dengan sigap sudah menyelidiki dan menetapkan tersangka atas persekusi membabi buta ini, namun tetap saja luka yang dialami oleh kedua korban terutama secara mental, akan meninggalkan beban moral dan kesulitan pada mereka dalam menjalani hidup ke depannya.

Berita yang berkembang juga kemudian menjelaskan bahwa kedua pasangan itu tidak sedang mesum. Si lelaki datang untuk menyambangi calon istrinya. Tapi, masyarakat yang punya stok moral lebih tapi otak minus itu keburu curiga. Pokoknya tabayun itu nanti kalo ketahuan salah, kalo belum ketahuan salah, hajar dulu. Yang lebih ngeri, mereka dipaksa telanjang, melucuti pakaian si perempuan, dan menuduh mereka berzina. Bahkan dalam dunia binatang perilaku semacam ini tak pernah ditemukan.

Kalau diperhatikan, ini bukan pertama kalinya masyarakat kita melakukan glorifikasi persekusi atau menghakimi sesuka hati berjamaah dalam urusan berbau seksual, mesum, atau apalah namanya. Belum lama ini kasus rekaman video revenge porn juga menjadi topik panas, semua berlomba memaki, menuduh perempuan dalam video tersebut murahan, pecun, namun pada saat bersamaan juga tanpa segan ikut meminta link, melampirkan potongan video, diikuti jokes-jokes receh sampah yang menganggap manusia di dalam video itu sudah tak layak dianggap manusia hanya karena melakukan hubungan seks.

Ada yang salah dengan masyarakat kita.

Seandainya persekusi seperti yang dialami oleh pasangan muda-mudi tersebut, ditelanjangi, diarak keliling kampung, direkam dan disebarluaskan (ah, hatiku masih pedih membayangkannya), atau merundung di media sosial seperti yang dilakukan pada perempuan pemilik video revenge porn kemarin, seandainyalah dilakukan atas dasar agama, maka agama manakah yang mengajar mempermalukan orang lain sedemikian rupa?

Agama mana yang menyuruh pemeluknya bersikap barbar padahal mereka tinggal di negara yang memiliki dasar hukum? Misalnya moral yang dijadikan alasan, maka aduhai, manusia bermoral manakah yang akan berpikir menelanjangi orang lain sebelum duduk berunding saling mendengarkan?

Siapakah yang sebenarnya lebih tidak bermoral? Mereka yang dituduh mesum tanpa bukti kuat atau yang menuduh dan menghakimi dengan ganas? Ini jelas retorika, tapi banyak dari kita seolah lupa kalau otak itu digunakan untuk berpikir bukan berprasangka buruk doang. Atau moral seperti apa yang menyebarluaskan rekaman video seks orang lain, dan saat bersamaan menghujat seolah kita tidak memiliki hasrat seksual yang sama.

Moral seperti apa yang sedang kita jaga sebenarnya?

Akan tetapi, respons masyarakat kita berbeda 180 derajat jika dihadapkan pada kasus kekerasan dalam rumah tangga. Baik terhadap pasangan atau anak. KDRT sama sekali bukan berita baru, saban hari situs berita memuat berita pemukulan, pembunuhan, penganiayaan terhadap pasangan. Menurut data yang dihimpun oleh Komnas Perempuan Indonesia, ada 259.150 kasus kekerasan atas perempuan sepanjang tahun 2016, mencakup kekerasan seksual yaitu pemerkosaan dan pencabulan, kekerasan fisik dan psikis, dan perdagangan orang. Terhadap anak pula KPAI mencatat 116 kasus kekerasan seksual terhadap anak pada tahun ini, itu tidak termasuk kekerasan dalam bentuk fisik seperti memukul, melukai, yang dilakukan oleh orang-orang dekat atau anggota keluarga.

Tapi itu kan cuma angka, statistik belaka, lagian ini bukan Tirto, ini Mojok. Siapa yang peduli berapa anak-anak yang mati dibunuh keluarganya sendiri? Siapa yang peduli berapa banyak istri yang digebukin suaminya sendiri? Siapa juga yang peduli berapa keluarga yang mengalami trauma mental karena mengalami kekerasan menahun? Wong dalam agama memukul istri dan anak itu ada panduannya, situ mau melawan ajaran agama?

Bahwa kita kerap tak adil dalam membaca teks agama, itu kan urusan masing-masing. Kalo zina, itu baru urusan rame-rame.

Namun apa boleh bikin, ini Indonesia, Bung. Saya jarang melihat antusiasme netijen Indonesia beramai-ramai mengutuk, mencaci, menista pelaku KDRT serupa seperti memaki yang terlibat urusan berbau seks. Jangankan di media sosial, bahkan meski terjadi di depan mata dan sudah dalam tahap membahayakan nyawa sekali pun, kita bisa dengan gampang melengos sambil ngomong, “Ah, biarkanlah. Itu urusan rumah tangga mereka. Itu kan anaknya sendiri, kita nggak usah ikut campur.”

Lantas kenapa urusan kelamin orang lain kita merasa berhak ikut campur? Bah, macam mana pula ini? Ingin memaki tapi kok ya kebangetan.

Iklan

Kebanyakan kita memang suka sekali ngurusi urusan remeh dan yang jelas sekali terang benderang bukan urusan kita. Lihat saja bagaimana kita heboh bukan main membahas Sunu dan Umi Pipik yang diduga nikah siri, seolah mereka nggak berhak memiliki apa yang disebut privasi. Banyak yang mencela Umi Pipik sebagai pelakor syar’i, menyuruhnya lepas hijab saja sebab tak sesuai dengan sikap tak bermoralnya yang merebut suami orang.

Ya kekgitulah memang bangsa ini, kalau sama perempuan bukan main dahsyat bencinya. Rina Nose memutuskan lepas hijab dengan alasan pribadi (ya sebetulnya dia nggak perlu ngasih alasan atau jelasin ke siapa pun sih) dihujat, katanya jadikan hijab mainan doang, muslimah jadi-jadian.

Sementara Umi Pipik udah pakai hijab mengikut syariat, malah disuruh buka hijab saja dan dipertanyakan moralnya. Kau tengoklah, perempuan bahkan nggak berhak untuk menentukan apa yang hendak dilakukannya dengan tubuh sendiri, bahkan dalam urusan sesederhana berbusana. Tapi, nggak ada pula yang nyuruh Sunu nggak usah pakai sorban atau jubah, karena nggak sesuai dengan kelakuannya yang nikah lagi tanpa izin istrinya, nggak ada yang mempermasalahkan moralnya yang nggak matching sama penampilannya yang islami. Kelakuan bangsa ini memang

Itulah kubilang, ada yang salah dengan masyarakat kita. Pemikiran kita gagal maju sejalan dengan kemajuan teknologi dalam genggaman kita. Kita lebih memilih memusatkan perhatian pada ranah pribadi paling dasar manusia, mengusik pilihan orang lain dalam soal pindah agama, menjadikan perempuan yang memilih membuka jilbab sebagai bahan cemoohan, membongkar urusan paling pribadi orang lain.

Kita gagal menjadi manusia yang berkemanusiaan. Aib orang lain kita korek habis-habisan, untuk kemudian mengunyahnya beramai-ramai. Ya, kita tak ubahnya bagai burung pemakan bangkai.

Terakhir diperbarui pada 20 November 2017 oleh

Tags: diarakditelanjangijennifer dunnKDRTKekerasan Dalam Rumah TanggapersekusiRina Noseumi pipikVideo TelanjangZina
Rika Anastasya

Rika Anastasya

Artikel Terkait

Program Pasang CCTV Untuk Cegah KDRT Itu Ngawur, Tak Sentuh Inti Persoalan.MOJOK.CO
Ragam

Program Pasang CCTV Untuk Cegah KDRT Itu Ngawur, Tak Sentuh Inti Persoalan

5 November 2024
KDRT di aceh.MOJOK.CO
Ragam

Beratnya Perempuan Muda Aceh Jadi Saksi KDRT di Rumahnya Sendiri

20 Agustus 2024
kasus kdrt mojok.co
Kotak Suara

Anggota DPR dari PKS Terseret Kasus KDRT, Sudah Mundur, Gimana Kelanjutan Kasusnya?

26 Mei 2023
politisi seleb
Kotak Suara

Terjun ke Politik, Anak Venna Melinda Ingin Angkat Isu Milenial hingga KDRT

14 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.