MOJOK.CO – Meski namanya kian harum semerbak di dunia internasional, Menteri Susi Pudjiastuti dan komitmennya dalam menghentikan aktivitas ilegal di kelautan Indonesia telah mendapat banyak tantangan dan kritikan.
Pada konferensi PBB mengenai Kelautan yang berlangsung tahun lalu di New York, Amerika Serikat, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pernah dipuji oleh aktor kenamaan, Leonardo DiCaprio. Tak lain dan tak bukan, pujian ini meluncur karena aksi Menteri Susi atas pemberantasan illegal fishing di Indonesia. Leo, dalam kesempatan ini, menyebut langkah Susi sebagai “langkah kepemimpinan yang berani yang kita perlukan di seluruh dunia”.
Menambah deretan panjang pelontar pujian pada menteri kita yang satu ini, Direktur Jenderal Badan Pangan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO) Jose Graziano da Silva secara terbuka menyatakan kekagumannya pada Menteri Susi. Baginya, Susi-lah yang menjadi pihak pertama yang dengan konsisten terus melawan segala bentuk aktivitas ilegal di laut, bahkan tidak hanya terbatas perihal penangkapan ikan secara ilegal.
Pak Jose tidak bercanda. Pujian itu dilontarkan dalam forum besar, tepatnya pada acara pembukaan Hari Internasional IUUF alias Illegal Unreported, and Unregulated Fishing. Dalam bahasa Indonesia, gerakan ini bisa diartikan sebagai Hari Internasional Perlawanan terhadap Penangkapan Ikan Ilegal, Tak Terlaporkan, dan Liar, atau kalau disingkat jadi HIPPIITTL. Acara ini sendiri berlangsung di Markas FAO, Roma, Italia.
Bukan cuma Pak Jose, Komisioner Uni Eropa Urusan Kelautan dan Perikanan Karmenu Vella pun turut andil memuji. Menurutnya, tindakan Susi merupakan kewajiban moral yang muncul dari negara-negara yang memiliki wilayah berupa laut. Melalui adanya HIPPIITTL, Vella berharap ia dan Susi bisa terus bekerja sama dalam mencanangkan pemberantasan illegal fishing. Apalagi, ia merasa bahwa Susi dan dirinya “bersepakat dalam banyak hal”.
Membaca berita bahwa salah satu tokoh politik kita dipuji dunia internasional tentu membanggakan sekali. Apalagi, dalam menjalankan program kerjanya, Menteri Susi disebut-sebut harus menghadapi banyak kesulitan dan tantangan di negaranya sendiri. Memangnya, apa sih tantangan dan kritikan yang telah dan sedang dihadapi Menteri Susi? Bagaimana pula cara Menteri Susi “tahan banting” menghadapi segala cobaan dan ombak ujian ini?
1. Tunjukkan Bahwa Kekuranganmu Tidak Membuatmu Menjadi Bodoh
“Menteri Susi sekolah pun tidak, (tentu dia) tidak tahu bahwa dia melanggar hukum internasional,” tutur Menteri Susi, menirukan kritik yang didapatnya perihal komitmennya menenggelamkan kapal-kapal ilegal yang mencuri ikan. Sudah jadi rahasia umum, Susi Pudjiastuti adalah menteri yang pendidikannya mentok di pertengahan SMA, membuatnya hanya mendapat ijazah SMP sebagai capaian tertinggi edukasi formalnya.
Menanggapi kritik ini, Menteri Susi balas berkomentar, “Apakah pencurian ikan dilindungi di hukum internasional? Tidak.”
“Sebodoh-bodohnya saya,” tambah Menteri Susi, “saya mengerti hukum itu untuk (hal yang) benar, bukan untuk hal yang tidak benar.”
Ya, Bu Susi sedang menegaskan bahwa tidak selesai sekolah tidaklah sama dengan tidak selesainya kerja otak dan moral seseorang. Bravo!!!
2. Pastikan Kamu Berbicara dengan Dasar yang Pasti dan Jelas
Ketua DPR, Bambang Soesatyo, pernah mengungkapkan keberatannya terhadap tindakan Susi Pudjiastuti yang menenggelamkan kapal asing pencuri ikan karena tidak berdampak pada kesejahteraan nelayan secara signifikan. Alih-alih ditenggelamkan, beliau berpendapat lebih baik kapal-kapal ini diberikan kepada para nelayan secara gratis.
Meski terdengar penuh simpati dan juga bertujuan baik, Menteri Susi tetap dengan tegas melaksanakan program penenggelaman kapal yang ia jalankan. Atas kritikan ini, ia menjawab dengan cerdas dan lugas,
“Kalau ada yang berkeberatan atau merasa itu tidak pantas, tentunya harus membuat satu usulan kepada Presiden untuk memerintahkan menterinya mengubah Undang-Undang Perikanan, di mana ada pasal penenggelaman, menjadi tidak ada.” Dalam pernyataan ini, Susi merujuk pada Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan.
Dengan caranya, Menteri Susi menunjukkan bahwa sikap bersimpati memang penting, tapi mematuhi aturan adalah hal yang tak bisa diabaikan urgensinya.
3. Skak Mat!
Melalui akun Twitter-nya, Fadli Zon pernah membuat kultwit saat ia merasa Indonesia terlalu banyak membanggakan jumlah kapal nelayan asing yang berhasil ditenggelamkan serta klaim populasi ikan yang meningkat. Alih-alih menjadi keberhasilan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan, menurut Fadli hal ini tetap membuat para nelayan menjadi kelompok miskin.
Kenyinyiran ini berbuntut pada balasan skak mat dari Menteri Susi yang bertanya, “Ukuran keberhasilan yg telah anda lakukan apa Pak Fadli yth??? Mohon pencerahan.”
Seolah tak mau kalah, Fadli menjawabnya kembali, “Saya tuangkan dalam 3 buku ‘Berpihak Pada Rakyat’. Apa yang saya lakukan (bukan klaim keberhasilan) kurun 2014-2015, 2015-2016, 2016-2017 sebagai DPR RI.” Tak lupa, Fadli Zaon mempersilakan Susi untuk datang ke acara peluncuruan bukunya.
Di sinilah Menteri Susi menjadi Menteri Susi kebanggaan kita meski mendapat undangan eksklusif tersebut: ia memilih tetap bekerja dan menghadiri groundbreaking Pasar Ikan Modern Muara Baru.
Gimana, berani bersikap seperti Menteri Susi?