MOJOK.CO – Gibran Rakabuming tidak perlu jadi politisi dan melakukan KKN (setidaknya ngakunya gitu) untuk punya jaringan usaha di mana-mana. Kami mencoba menghitung omzetnya.
Ide membahas omset usaha bapaknya Jan Ethes muncul setelah beredar hasil survei bursa pemilihan wali kota Surakarta 2020-2025 yang mendudukkan Gibran Rakabuming sebagai calon paling difavoritkan nomor satu. Menanggapi hasil survei itu, bapaknya Gibran bilang dia sih merestui ya anaknya masuk politik. Pokoknya, kata Jokowi, suka-suka anaknya lah, mau jualan martabak kek, mau jadi wali kota kek.
Terus kami jadi mikir, maju pemilihan wali kota kan butuh duit banyak, emang Gibran mampu? Soalnya KPK pernah menganalisis biaya nyalon di pemilu dan hasilnya, untuk jadi bupati atau wali kota ongkosnya bisa mencapai Rp20-30 miliar, dan kalau maju jadu gubernur, butuh biaya sampai ratusan miliar. Niat mengembalikan modal kampanye, menurut KPK, yang bikin banyak pejabat daerah tersandung korupsi.
Gibran tidak diragukan lagi adalah orang kaya. Kami mau beli martabaknya aja suka mikir saking mahalnya. Tapi, sesungguhnya sekaya apa sih dia?
Ada dua usaha Gibran Rakabuming yang sangat populer, yakni katering Chilli Pari dan martabak Markobar. Menurut cerita suami Selvi Ananda ini, ia memulai bisnis katering bukan dengan modal dari orang tua, melainkan mengandalkan pinjaman bank. Saat itu tahun 2010 dan Chilli Pari memulai perjalanannya dengan bertarung di pesanan 50 orang saja.
Lambat laun bisnis katering ini makin jaya. Menurut penuturun Gibran, bisnis makanan bisa berkembang dengan cepat. Gibran kemudian melebarkan sayap dengan menerima pesanan pembuatan suvernir dan foto pernikahan serta perancang acara (wedding organizer).
Kini, sembilan tahun setelah berdiri, dalam sebulan Chilli Pari bisa menangani 5-6 hajatan kawinan. Jumlah tamu maksimal dalam satu bulan dibatasi 10 ribu saja. Per seribu tamu, tarifnya Rp69 juta. Kalau yang dilayani 10 ribu tamu, artinya Chilli Pari dapat pemasukan kotor Rp690 juta per bulan. Artinya, dalam setahun omset Chilli Pari mencapai Rp8,2 miliar.
Setelah Chilli Pari moncer, Gibran Rakabuming bersama beberapa temannya mendirikan gerai martabak yang dinamai Markobar, singkatan dari Martabak Kota Barat. Kini jumlah gerainya sudah mencapai 35 buah, tersebar di beberapa kota di Indonesia. Per loyang, martabak Markobar dibanderol Rp40-Rp100 ribu, tergantung ukuran dan taburan (topping).
Berapa jumlah pemasukan Gibran dari berdagang martabak? Jika dipukul rata setiap gerai punya omset Rp5 juta per hari, dalam setahun 35 gerai itu akan memberi pemasukan kotor sampai Rp60 miliar. Sehingga jika ditotal, dari dua usaha saja uang yang berputar dalam setahun sekitar Rp68,2 miliar. Untuk ukuran bisnis yang pernah diledek kampungan, duit segini jelas lumayan banget.
Balik ke soal bursa pilwakot, Gibran sebagai WNI sangat sah untuk masuk politik. Tapi sebaiknya jangan karena kalau kepilih, kasihan fans-fansnya. Waktu Gibran bakal sangat tersita. Fans bakal kecewa nggak bisa lihat dia nge-like twit-twit anti-Jokowi atau ngobrol sampah sama adiknya di medsos lagi.