MOJOK.CO – Demokrat sudah digandeng Gerindra. Koalisi ini otomatis memunculkan bakal cawapres baru untuk Prabowo Subianto, yakni Agus Harimurti Yudhoyono. Mendengar itu, PA 212 langsung siaga satu.
Gonjang-ganjing langkah Partai Demokrat dalam menghadapi Pemilihan Presiden (2019) usai sudah. Setelah seperti gadis desa yang lagi pilih-pilih pasangan untuk mengajukan calon wakil presiden (cawapres), akhirnya partai bikinan musisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini resmi mendukung Prabowo Subianto.
Kesekapakatan ini tentu menimbulkan nama baru dalam bursa cawapres bagi capres Prabowo. Setelah sebelumnya muncul desas-desus Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, akan dipaksakan naik kasta jadi cawapres, sepertinya arah pilihan Gerindra akan jatuh pada pilihan Partai Demokrat, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Mencium adanya aroma bahwa Prabowo akan disandingkan bersama AHY, Persaudaraan Alumni (PA) 212 langsung pasang kuda-kuda siaga satu. Secara umum PA 212 memang menyambut baik koalisi yang terjalin antara Gerindra dengan Demokrat, tapi agaknya persaudaraan yang terjalin karena andil Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ini meminta Demokrat mendukung dengan tulus, ikhlas, tanpa pamrih. Hm, benar-benar harapan yang keren.
“Kami PA 212 menyambut hangat dengan bergabungnya Demokrat dalam partai koalisi keumatan apalagi dengan jelas SBY sendiri mengatakan bergabungnya tanpa syarat,” kata Novel Bamukmin, Juru Bicara PA 212 seperti diberitakan detik.com.
Sebelumnya AHY sempat mengumbar puja-puji kepada Prabowo. “Beliau pemimpin yang tegas, efektif, hebat. Kita tahu beliau juga mengenyam banyak pengalaman selama militer dan juga sebagai tokoh bangsa, beliau juga selalu mengutarakan hal-hal yang besar tentang negeri ini ya,” kata AHY.
Meski sudah mendengar bahwa hasil Ijtima Ulama tidak merekomendasikan dirinya, AHY memilih tidak ambil pusing. “Setiap kelompok tentunya punya preferensi masing-masing. Ini demokrasi. Semua punya hak dan kebebasan yang sama,” kata AHY.
Hal ini yang kemudian direspons oleh Novel Bamukmin agar Gerindra menuruti hasil Ijtima Ulama. Menurut Novel, Ijtima Ulama tidak hanya berisi dari PA 212, melainkan juga GNPF-Ulama dan merupakan amanat dari umat Islam di Indonesia.
“Nah, masalahnya ini menjadi permasalahan baru karena Ijtima Ulama yang diselenggarakan GNPF-Ulama dan itu merupakan amanat dari umat Islam, yang bukan Alumni 212 saja dan simpatisannya, menghendaki ulama tampil untuk bisa menyelamatkan bangsa dari multikrisis,” katanya.
Oleh sebab itu, karena dianggap sudah jadi keputusan ulama, maka Gerindra harus menerima rekomendasi dari pertemuan yang digagas oleh PA 212 ini. Apalagi Ijtima Ulama sudah memutuskan Salim Segaf Al-Jufri, Ketua Umum PKS, dan Abdul Somad, ustaz yang lagi terkenal belakangan ini. Prabowo tinggal pilih salah satu dari dua nama itu, harapannya PA 212 sih begitu.
“Karena gimana pun juga ulama panutan umat dan yang memang dekat dengan umat, yang tahu keluh kesah umat. Sehingga kami minta agar Demokrat pejuang baru agar legowo untuk nanti AHY tampil 5 tahun lagi,” kata Novel.
Lima tahun lagi memang bukan waktu yang lama. Barangkali Novel bersama PA 212 menilai AHY masih cukup muda, sehingga jika lima tahun lagi jadi capres atau cawapres pada 2024, umurnya masih bisa ngejar. Sedangkan Salim Segaf Al-Jufri sudah cukup berumur, meski Abdul Somad usianya juga tidak terlalu tua-tua amat, tapi pengalaman politiknya masih minim. Lagian Abdul Somad juga sudah mengeluarkan pernyataan dirinya enggan maju ke politik praktis dan lebih memilih berdakwah saja.
Meski begitu, di kesempatan berbeda, AHY menjawab tudingan beberapa pihak yang menilai dirinya terlalu muda sehingga sebaiknya mau ngalah untuk kasih kesempatan pada yang senior-senior dulu. “Ada sebagian kalangan yang mengatakan saya terlalu muda melakukan sesautu. Ya, saya memang muda, so what?” (K/A)