MOJOK.CO – Unggahan Fadli Zon soal lagu Ternyata Mereka PKI atau Goyang Bebek Angsa menuai badai. Konon, minggu depan, PSI siap mempolisikan Fadli Zon.
Saya penasaran. Kira-kira, apa yang dipikirkan Fadli Zon ketika bangun pagi? Hmm…tiada keseruan tanpa kontroversi. Mungkin saja begitu. Namanya juga mengira-ngira. Bukankah mengira-ngira masih lebih baik ketimbang memfitnah?
Pagelaran Pilpres 2019 sudah siap sepak mula. Setelah masing-masing calon presiden dan wakilnya mendapatkan nomor urut, saatnya menyambut masa kampanye. Yang resmi tentu saja sudah ditentukan oleh KPU. Namun, yang namanya kader progresif, kampanye sudah Fadli Zon lakukan sejak jauh-jauh hari. Bahkan, kamu bisa menyebutnya sebagai kampanye hitam.
Beberapa waktu yang lalu, Fadli Zon menyebarkan sebuah tautan video lagu. Oleh banyak media, video berisi lagu tersebut diberi judul Ternyata Mereka PKI. Sementara itu, kader Partai Gerindra yang kondang tersebut memberi judul Goyang Bebek Angsa. Kurang lebih, begini liriknya:
Potong bebek angsa masak di kuali
gagal urus bangsa maksa dua kali
fitnah HTI fitnah FPI
ternyata mereka lah yang PKI
fitnah HTI fitnah FPI
ternyata mereka lah yang PKI
Potong bebek angsa masak di kuali
gagal urus bangsa maksa dua kali
takut diganti Prabowo-Sandi
Tralalalala lala
takut diganti Prabowo-Sandi
Tralalalala lala
Allahu Akbar
Ketika menyebarkan video tersebut, Fadli Zon menambahinya dengan kalimat, “Sekedar info, sy terima video tsb via WA, kreatif sekali. Sy menamakan sj video kreatif itu “Goyang Bebek Angsa”. #Pilpresgembira.”
Kreatif? Ya mungkin saja. Tapi kalau tagar #Pilpresgembira tentu sangat bisa dipertanyakan. Mengapa? Karena video yang kali pertama diunggah oleh akun bernama Racinka Official tersebut sudah menjurus ke fitnah. Apalagi dengan membawa tema-tema yang sangat sensitif di Indonesia seperti agama dan PKI.
Masih ingat dengan kasus koran Obor Rakyat? Fitnah seperti di dalam video tersebut bisa dipidanakan. Bagaimana dengan posisi Fadli Zon? Seiring semakin viralnya plesetan lagu Potong Bebek Angsa ini, posisinya bakal semakin terang.
Namun yang pasti, kritikan kepada Bapak Fadlo Zon langsung membanjiri lini massa. Ace Hasan, Jubir Timses Jokowi dan Ma’ruf Amin, menyebut unggahan Fadli Zon itu sebagai aksi yang “sangat tidak kreatif banget”. Sebagai bentuk respons kedua, Ace pun mencoba menulis lirik versinya sendiri:
Potong bebek angsa
Masak di kuali
Ngaku beragama fitnah sana sini
Demi kuasa, pakai ijtima
Pengusaha pun dipanggil ulama
Lala la la la la la la la….
Teguran yang lebih halus dilontarkan oleh Sandiaga Uno, lawan Jokowi dan Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. Calon wakil presiden pendamping Prabowo tersebut mengingatkan bahwa rakyat itu sudah lelah dengan cara-cara kampanye seperti ini. Sandiaga Uno juga mengingatkan para kader pendukung oposisi untuk berkampanye secara cerdas dan menyenangkan. Kita cc-kan ke Fadli Zon.
“Harapan kita dan Bang Zul (Zulkifli Hasan), masyarakat sudah lelah terpecah belah, masyarakat ingin rukun damai dan saling meningkatkan toleransi,” tegas Sandiaga Uno. Beliau lantas mengingatkan lagi bahwa kampanye itu sebaiknya, “Yang mencerahkan, mencerdaskan, menggerakkan, dan menggembirakan, harus menggembirakan.”
Kira-kira, dengan kirik Ternyata Mereka PKI itu, siapa yang menjadi “tergembirakan”? harusnya, sih tidak ada. Jeweran Sandiaga Uno juga seharusnya cukup telak menarik kuping kader-kader oposisi.
Jika Ace Hasan dan Sandiaga Uno masih “cukup halus” ketika mengingatkan Fadli Zon, lain soal dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Minggu depan, PSI sudah berencana untuk melaporkan Fadli Zon ke kepolisian. Apa alasannya?
Rian Ernest, Juru Bicara DPP PSI mengatakan bahwa landasan pelaporan Fadli ada pada pidato capres-cawapres Prabowo dan Sandiaga Uno yang berharap pemilu ini berjalan damai.
“Mendengar pidato sambutan Pak Prabowo Subianto bahwa pemilu kita mesti berjalan dengan damai, sejuk, dan semangat kekeluargaan, maka PSI akan melaporkan Fadli Zonk e kepolisian dan/atau Bawaslu minggu depan,” tegas Rian.
PSI sendiri menambahkan bahwa niatan melaporkan Pak Fadli akan diurungkan apabila yang bersangkutan mau menurunkan video tersebut dan berjanji tidak bikin gaduh lagi selama pemilu.
Nah, sudah jelas, bukan. Supaya jari tidak lagi gatal dan ingin bikin gaduh, kami menyarankan Fadli Zon menutup akun Twitter dan media sosial lainnya. Ya ini cuma saran saja, pak. Kami ini prihatin kalau sampai bapak dicokok polisi di masa depan. Nanti kami bisa kehabisan konten. Tolong dimengerti. (yms)