Anies Baswedan agaknya semakin dekat menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo di Pilpres 2019 nanti.
Seperti diketahui, Anies memang menjadi salah satu nama yang muncul dalam daftar usulan calon wakil presiden mendampingi Prabowo. Beberapa nama lain yang juga muncul selain Anies antara lain Agus Harimurti Yudhoyono, Muhaimin Iskandar, sampai Gatot Nurmantyo.
Namun begitu, sampai sejauh ini, sosok yang punya peluang paling besar untuk maju sebagai cawapres Prabowo di Pilpres 2019 mendatang masih dipegang oleh Anies Baswedan.
Sejauh ini, bersama gatot Nurmantyo, elektabilitas Anies memang masih menjadi yang tertinggi.
“Ya banyak nama lah. Kalau kami kan mungkin dari beberapa nama yang sekarang hasil surveinya relatif tinggi itu kan nama Pak Gatot Nurmantyo, Pak Anies Baswedan, ya itu lah dan beberapa nama yang lain,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono
Peluang Anies semakin terbuka lebar setelah pintu untuk Gatot Nurmantyo semakin tertutup.
Partai Gerindra kemungkinan besar tidak akan mengusung gatot Nurmantyo sebagai calon wakil presiden karena memiliki latar belakang yang sama dengan Prabowo, yaitu sama-sama militer.
“Bangsa ini kan banyak ya, ada birokrat, alim ulama. Kalau dua-duanya militer, itu juga akan dipertanyakan,” kata Ketua DPP Gerindra Habiburokhman.
Prabowo sendiri, walaupun belum resmi mendeklarasikan diri sebagai capres di Pilpres 2019 nanti, namun dirinya hampir dipastikan akan maju di Pilpres 2019 sebagai capres, sebab Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra dari 34 Provinsi seluruh Indonesia sudah mendeklarasikan ketua umum mereka Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019 beberapa waktu yang lalu.
Sementara itu, Sandiaga Uno, wakil Anies Baswedan di DKI Jakarta hanya tertawa ketika kembali ditanya soal kemungkinan Anies melangkah ke Pilpres dan menyerahkan jabatannya pada Sandiaga.
“Ha-ha-ha,” jawabnya tertawa.
Wah, ini bakal seru. Jangan-jangan, besok Anies beneran maju, lalu Sandiaga jadi Gubernur, kemudian di Pilgub berikutnya, Sandiaga maju sebagai cagub dan kemudian kalah, lalu dipenjara karena terjerat kasus penistaan agama.
Aduuuuh, jadi berasa Deja Vu.