MOJOK.CO – Setelah ajakan tekan klakson 3 kali saat mudik, muncullah spanduk bertuliskan jalan tol Pak Jokowi yang menghebohkan warga.
Indonesia, negara demokrasi tempat kita bernaung ini, sedang bersuara sekeras-kerasnya. Baru saja kemarin lusa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membawa kabar baik bahwa Indonesia terpilih sebagai salah satu anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, kini rakyat-rakyatnya yang berselancar di dunia maya tengah dihebohkan dengan penampilan spanduk di jalur mudik yang berbunyi:
“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Pendukung #2019GantiPresiden, Anda sedang melewati jalan tol Pak Jokowi.”
Sontak, spanduk ini memancing reaksi yang beragam. Ada yang tertawa, ada pula yang meradang. “Emangnya ini pakai duit pribadinya Pak Jokowi?” begitu tuntut beberapa orang. Ada pula yang menekankan jalan tol adalah milik bersama dan dibangun dengan uang rakyat. Pernyataan ini kembali menjadi senjata bagi sebuah kelompok untuk menegaskan: “Tuh, Pak Jokowi kan emang bekerja untuk rakyat!”—yang kemudian memicu debat panjang berikutnya.
Hadeeeeeh. Ribet bener. Padahal, ini konteksnya orang mau mudik, loh!
Dilema spanduk ini disebut-sebut sebagai aksi balasan dari ajakan Mardani Ali Sera. Tempo hari, ia mengajak mereka-mereka yang sepakat untuk mengamini #2019GantiPresiden untuk menekan klakson 3 kali di jalan tol tersebut. Bahkan, ia menyarankan hal yang sama dilakukan juga oleh pendukung Jokowi, misalnya menekan klakson 2 kali.
Mau tertawa? Boleh. Hehe.
Jika gerakan klakson-klakson ini berlangsung, disertai dengan seruan protes saat membaca spanduk yang fenomenal tadi, sungguh terbayanglah betapa ramainya perjalanan di area yang disebut-sebut sebagai jalan tol Pak Jokowi tersebut. Lagi pula, gerakan menekan klakson ini sepertinya justru bisa membingungkan mereka yang ogah ikut-ikutan berpihak di kubu manapun. Kok bisa?
Ya bayangkan aja sebuah mobil di depanmu mundur mendadak. Kamu refleks menekan klakson sekali, berharap si mobil berhenti bergerak seenaknya. Eeeeh, ternyata mobil tadi masih mundur-mundur terus. Kamu pun lantas dilema—kalau tekan klakson sekali lagi, kamu disangka pendukungnya Jokowi. Kalau tekan dua kali lagi, kamu dicap sebagai hater-nya Jokowi. Tapi, kalau kamu tekan klakson tiga sampai empat kali lagi, kamu merasa tidak enak sudah mengganggu ketentraman jalan tol. Pelik!
Adanya klaim jalan tol Pak Jokowi dan ajakan menekan klakson dalam jumlah tertentu demi menunjukkan dukungan politik sepertinya memang harus jadi santapan kita sepanjang mudik. Namun begitu, hal ini tetap menggelikan dan sungguh membuat kita tak habis pikir: mau mudik aja kok sempet-sempetnya “berantem” dulu? Nanti pas Lebaran, minta maafnya gimana? Balas-balasan kaos dan lagu lagi? Atau, pakai spanduk lagi? Atau malah, tekan klakson 3 kali untuk minta maaf, dan 4 kali untuk memaafkan?
Sudahlah, cukup motif sarung buat salat Id besok saja yang kotak-kotak. Kita jangan.