Tanya: Halo, Gus Mul dan Cik Prim. Kenalkan, saya Adinda. Usia saya kepala dua berbuntut satu. Saya ingin bercerita tentang pertemuan saya dengan seseorang yang menarik dan sepertinya cocok dengan saya sehingga saya jadi pengin kenalan.
Kami berjumpa di workshop yang diadakan oleh suatu komunitas di Jogja. Kami sama-sama menjadi peserta di acara tersebut. Disebabkan permainan yang dibuat oleh pemateri, kami sempat berbincang walau hanya sekejap. Saya baru tahu nama, asal daerah, serta statusnya sebagai mahasiswa akhir di suatu perguruan tinggi. Berbekal itu, saya berhasil menemukannya di dunia maya. Akan tetapi, saya tak berani menyapa terlebih dahulu di media sosial.
Semesta mendukung saya untuk berjumpa lagi dengannya. Pertemuan kedua terjadi seminggu kemudian. Rupanya dia pegiat literasi di suatu komunitas. Saya bersama seorang kawan menghadiri acara yang diadakan oleh komunitasnya. Namun, kami tak sempat berbincang. Ia sibuk dengan perannya sebagai operator dan fotografer amatir.
Gus, Cik, saya sudah lulus membaca semua caption di postingan Instagram maupun blognya. Sepertinya dia lelaki yang suka membaca buku, bisa menggambar, sedang berlatih memotret, dan sayang anak kecil. Dia berlainan dengan saya dalam hal perkucingan. Saya begitu sebal dengan hewan mengeong itu, sedangkan ia tidak.
Sebenarnya saya ingin ada perjumpaan ketiga. Saya berniat untuk berkenalan dengannya di dunia maya terlebih dahulu, tapi apa lumrah jika perempuan mengajak berkenalan dan berjumpa duluan? Saya tak yakin ia masih ingat dengan saya. Saya benar-benar ingin bertemu lagi dengan Kakanda. Apa yang harus saya lakukan, Gus, Cik? Terima Kasih.
Jawab: Halo, Adinda! Sebelumnya Karjo ingin ngasih tahu aja sih kalau sekarang rubrik Curhat Mojok sudah tidak diasuh oleh Cik Prim dan Gus Mul lagi. Yang kebagian ngasuh rubrik ini sekarang adalah Karjo. Salah satu alasan Karjo mau dan bersedia mengasuh rubrik ini adalah karena Karjo selalu mendapatkan kepuasan setiap kali membaca kegundahan hati orang-orang yang menderita karena cinta. Orang-orang yang menderita karena cinta adalah makanan empuk bagi jiwa Karjo yang bitter. Makan tuh cinta. Wqwq.
Oke langsung aja. Inti dari curhatan Adinda adalah Adinda ingin bertemu kembali dengan Kakanda untuk yang ketiga kalinya. Adinda juga merasa ragu apakah pantas seorang perempuan melakukan “gerakan pertama”. Masalah ketiga, Adinda merasa tidak yakin apakah Kakanda masih mengingat Adinda atau tidak. Baiklah. Akan Karjo jawab satu per satu masalah-masalah yang sebenernya nggak masalah-masalah amat ini.
Tentang keinginan Adinda untuk bertemu kembali dengan Kakanda, jawaban Karjo cuma satu. Di dunia yang fana ini, kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Jadi, Adinda sebaiknya bersiap-siap kecewa jika keinginan Adinda tersebut tidak terwujud, dan sepertinya memang tidak akan bisa terwujud. Mengapa? Jawabannya akan sekaligus menjawab pertanyaan kedua.
Adinda merasa ragu apakah pantas bagi seorang perempuan untuk mengajak seorang laki-laki berkenalan. Jawaban Karjo, pantas-pantas aja sih. Adinda ingin bertemu kembali, tapi enggan jadi yang pertama mengajak berkenalan dan berjumpa? Sekarang tahu kan kenapa Karjo tadi bilang keinginan Adinda tidak akan pernah terwujud?
Kegelisahan ketiga, Adinda merasa tidak yakin apakah Kakanda masih mengingat Adinda atau tidak. Jawaban Karjo, tentu saja dia tidak ingat dengan Adinda. Sejak pertemuan kedua sampai saat ini, tentu saja Kakanda sudah bertemu dengan banyak perempuan lain yang jauh lebih berani membuat gebrakan. Perempuan-perempuan itu mungkin juga lebih menarik dan lebih meninggalkan kesan ketimbang Adinda. Apalagi Kakanda adalah seseorang yang suka membaca, menggambar, dan memotret. Bayangkan, sudah berapa banyak perempuan yang dipotret oleh Kakanda. Sudah berapa banyak perempuan yang digambar wajahnya oleh Kakanda. Sudah berapa banyak perempuan yang dibaca tulisannya oleh Kakanda. Sementara Adinda hanya berkutat dengan keraguan demi keraguan yang tidak ada gunanya. Xixixixi~ Mamam~
Demikianlah jawaban Karjo. Semoga Adinda menjadi lebih terpacu untuk menunjukkan perasaan Adinda pada pujaan hati. Dan kalau Kakanda yang ini tidak bisa membalas perasaan Adinda, yakinlah, masih banyak Kakanda-Kakanda lain di luar sana yang siap mengecewakan Adinda. Namaste~
Anda dilanda masalah cinta? Punya problem dengan fenomena panjat sosial? Pusing menghadapi tekanan society? Atau butuh teman diskusi tentang rencana bisnis lele? Karjo, psikolog Mojok yang bukan insan tapi seekor sapi, siap menampung, menjawab, dan memberi pencerahan untuk masalah-masalah Anda. Caranya, kirimkan curhat dan cerita Anda ke [email protected] dengan subjek Curhat Mojok. Curhat terpilih akan dijawab dan ditayangkan di Mojok.co.