MOJOK.CO – Kemarin ada The New Prabowo, kini ada The New Jokowi. Lantas, perubahan citra siapa yang akan ampuh mendulang suara di Pilpres 2019 tahun depan?
Branding “The New Prabowo” sedang ramai di media sosial. Merek dagang tersebut diungkapkan oleh Sandiaga Uno dalam sebuah wawancara. Menurut mantan Wakil Gubernur DKI tersebut, merek The New Prabowo adalah wujud perubahan sosok Prabowo. Ketum Partai Gerindra itu kini lebih cair dan mau mendengar, seperti penuturan Sandiaga Uno.
“Pak Prabowo itu orangnya asyik, The New Prabowo yang kita selalu bilang sekarang orangnya sangat cair, sangat mendengar, menghormati. Pak Prabowo sudah melewati dinamikan politik kita, sangat menghargai bahwa proses demokrasi harus mempersatukan, jangan memecah belah,” kata Sandiaga Uno di depan Masjid At-Taqwa, Jalan Sriwijaya Raya, Kebayoran Baru (22/8).
Sebetulnya diri ini menjadi bertanya-tanya. Jika sekarang Prabowo lebih cair dan mau mendengar, lantas bagaimana sosok eks Danjen Kopassus dahulu? Sungguh menarik membaca pernyataan Sandiaga tersebut. Kalau ada “new”, berarti ada “old”. Jadi, apakah dulu Prabowo itu sangat kaku, tidak mau mendengar, dan tidak menghormati? Ini sesuai logika Sandiaga Uno, lho.
Sementara itu, ketika ditanyai perihal ramainya rebranding The New Prabowo, Bambang Soesatyo atau yang lebih mesra disapa Bamsoet itu enggan berkomentar. Ketua DPR RI pengganti Setya Novanto tersebut justru lebih ingin fokus dengan sosok Joko Widodo atau Jokowi. Oleh Bamsoet, saat ini lebih enak kalau membicarakan The New Jokowi saja.
Masih menurut Bamsoet, selama empat tahun kepemimpinan Jokowi sebagai presiden, Jokowi sukses menunjukkan citra diri yang berbeda, tentu dalam kaidah citra yang positif. Sayangnya, Bamsoet enggan menjelaskan lebih lanjut perihal perubahan-perubahan citra dalam diri Jokowi selama empat tahun memimpin Indonesia. Hmm…mau mengarang bebas ya Pak Bamsoet?
“Saya lebih senang mengomentari The New Jokowi itu adalah calon kita. Saya enggak mau nanggapi calon lain. (Citra baru) sudah berjalan kok. Apa yang dilakukan hari-hari ini ya itulah,” tegas Bamsoet di Gedung DPR, Senayan, seperti dikutip oleh detik.com.
Sementara itu, beberapa parti pendukung Jokowi melontarkan kritik terkait kalimat Sandiaga Uno yang menyebut bahwa saat ini ada The New Prabowo. Para pendukung Jokowi memandang perubahan diri Prabowo akan sulit terjadi. Bahkan apabila berubah pun, usaha tersebut tidak akan ampuh untuk menjaring lebih banyak suara.
Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily menyebut ada jejak digital yang akan memberatkan usaha Prabowo mengucah citra dirinya. Semua orang udah kadung mengenal karakter asli Prabowo. “Kalau maksudnya mau rebranding soal Prabowo, ya, sulit. Semua orang juga tahu karakter personal beliau. Ada jejak digital yang tidak mudah untuk dihapus.” (yms)