MOJOK.CO – Tidak ada yang menyukai kekerasan, semua orang menginginkan kedamaian. Oleh karena itu, polisi hadir untuk memberikan perlindungan hukum agar masyarakat merasa aman. Tetapi, kalau malah polisinya yang main hakim sendiri, gimana? Seperti yang dilakukan oleh M Yusuf baru-baru ini.
Nasihat orang tua agar kita tidak emosi berlebihan ketika menghadapi masalah, memang bukan nasihat basa-basi belaka. Pasalnya, AKBP M Yusuf yang saat itu sedang emosi mengetahui minimarket miliknya kecurian, langsung marah-marah dan menendang ibu-ibu yang diduga melakukan pencurian tersebut. Akibatnya, ia langsung dicopot dari jabatannya dalam rangka pemeriksaan.
Padahal awalnya Pak Polisinya yang jadi korban loh, eh malah dia jadi tersangka juga.
Video kekerasan yang dilakukan oleh seorang polisi kepada ibu-ibu, sempat ramai di-broadcast grup Whatsapp bapak-bapak. Dari cerita yang beredar, polisi di video tersebut marah-marah karena HP nya kesenggol ibu-ibu tersebut hingga pecah.
Namun, setelah dikroscek, ternyata kekerasan yang dilakukan oleh AKBP M Yusuf tersebut karena ia marah mengetahui minimarket Apri Mart miliknya, yang berada di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, dicuri oleh sekelompok orang. Oalah, kemalingan, toh?
Berdasarkan Surat Telegram Kapolda Bangka Belitung (Babel), nomor  ST 1786/II/2018, M Yusuf dicopot dari jabatannya sebagai Kasubdit PAM Obvit dan dimutasi ke Perwira Menengah Pelayanan Polda Babel dalam rangka pemeriksaan.
Pencurian itu sendiri terjadi pada Rabu (11/7) sekitar pukul 19.00 WIB. Sejumlah barang yang diambil, diantaranya beberapa susu dengan berbagai merek, mie instan, dan selendang biru motif bunga. Dengan kerugian yang diperkirakan sebesar Rp600 ribu, yang kemudian akan nambah banyak kalau sampai jabatannya dimutasi. Lha gimana, kan gajinya per bulan bisa jadi ikutan turun, kan?
Ada tiga pelaku yang ditangkap oleh karyawan tokoh. Mengetahui hal itu, Yusuf langsung marah mencak-mencak dan melakukan pemukulan dengan menggunakan tangan, sandal, dan gagang keranjang. Iya, gagang keranjang.
M Yusuf yang dalam video tersebut mengenakan kaus bertuliskan polisi berwarna oranye, beberapa kali menendang ibu tersebut hingga jatuh ke lantai dan melemparkan benda yang mengenainya.
Yang bikin sedih, M Yusuf tetap melakukan penendangan walaupun ibu tersebut telah menangis dan memohon maaf. Sepertinya karena terlalu marah, Yusuf tidak mendengar suara ibu tersebut yang terdengar iba. Tuh kan, marah memang seringkali menutup suara hati kecil kita~
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ketiganya yang terdiri dari ibu-ibu berbaju hijau, anak ibu tersebut dan teman ibunya, menderita sejumlah luka di beberapa bagian badan mereka.
Kepolisian Indonesia sebenarnya memiliki visi mewujudkan pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat yang prima, tegaknya hukum dan keamanan dalam negeri yang mantap serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif. Eaaakkk~
Sesuai dengan visi tersebut, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal, Muhammad Iqbal, mengungkapkan tindakan Yusuf tidak mencerminkan jiwa seorang polisi sebagai pengayom dan pelindung bagi masyarakat. Yaiyalah.
Pasalnya, walau menghadapi orang yang telah melakukan kesalahan, tapi tidak dengan main hakim sendiri juga, kan? Bukankah polisi selama ini berusaha menjadi pengayom masyarakat dengan memberikan perlindungan hukum?
Misalnya, berusaha mengamankan masyarakat yang telah berbuat salah agar tidak terkena amuk massa, agar hak asasi manusianya tetap terlindungi. Kok sikap itu nggak nampak kalau pihaknya merasa jadi korban?
BTW, kalau waktu nangkep koruptor, pakek marah-marah dan ditendang juga nggak? Soalnya pas ditangkap, koruptor seringkali masih sambil menebarkan senyum plus salam metal, tuh~ (A/L)