MOJOK.CO – Ngabalin diprotes oleh Solidaritas Alumni UI Lintas Generasi karena aksinya yang mencatut nama alumni UI. Apa saja hal yang diprotes oleh para alumni–yang beneran–ini?
Memang susah ya menjadi seorang public figure. Ngomong salah sedikit di depan halayak ramai, bisa langsung mendapat kecaman dari banyak pihak. Nah, kali ini Ali Mochtar Ngabalin yang sepertinya kurang beruntung.
Dalam sebuah video yang beredar, Ngabalin mengungkapkan bahwa Komunitas Anak Bangsa terdiri dari para alumni Universitas Indonesia (UI) dan mereka sepakat untuk mendukung Jokowi lanjut dua periode.
Video tersebut dibikin saat dirinya diundang oleh Komunitas Anak Bangsa tiga hari lalu. Ia yang juga alumni UI, mengaku diundang sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden.
Di video itu, ia mengatakan, “Saudara sebangsa dan setanah air, kami semua alumni UI masyarakat yang amat terpelajar, kami tergabung dalam Komunitas Anak Bangsa for Jokowi 2 periode. Simbol kami: lanjutkan, lawan, libas! UI for Jokowi!”
Dengan aksi Ngabalin tersebut, ia mendapatkan kecaman dari Solidaritas Alumni Universitas Indonesia Lintas Generasi. Pasalnya Ngabalin dituding ‘menjual’ nama UI untuk mendukung Jokowi.
Salah satu staf kantor Humas UI, Egia Tarigan, mengungkapkan, UI adalah perguruan tinggi yang bebas dari segala bentuk politik praktis. Sesuai dengan UU RI No. 12 Tahun 2012 pada penjelasan Pasal 8 Ayat 1.
Oleh karena itu, Egia meminta siapa saja sebagai individu berpendidikan untuk menciptakan lingkungan kampus yang bersih dari segala unsur politik serta melaksanakan politik yang bersih, jujur, dan adil.
Selain itu, Solidaritas Alumni UI juga mengkritik Ngabalin, dkk yang menyerukan slogan ‘Lanjukan-Lawan-Libas’. Mereka pun mendesak Rektor UI untuk memberikan teguran kepada politus Partai Golkar tersebut. Pasalnya apa yang dilakukan Ngabalin merupakan ujaran adu domba dan dapat mengundang perpecahan.
Berikut pernyataan sikap dari Solidaritas Alumni Universitas Indonesia Lintas Generasi:
1. Meminta nama Universitas Indonesia tidak digunakan oleh Ali Mochtar Ngabalin dkk untuk dijual, dan tidak untuk memberikan dukungan kepada pihak manapun dalam Pilpres 2019.
2. Menuntut Rektor Universitas Indonesia untuk memberikan teguran keras dan tertulis untuk Ali Mochtar Ngabalin dkk atas penggunaan nama Universitas Indonesia dalam video lanjutan, ‘lanjutkan-lawan-libas’ yang beredar di media sosial, yang bersifat mengadu domba anak bangsa.
3. Presiden tidak sepatutnya memprovokasi anak bangsa untuk memecah belah dengan ucapannya, ‘relawan harus siap berantem’, pada Sabtu 4 Agustus 2018 di Sentul international Convention Center Bogor Jawa Barat dalam acara temu relawan. Karena itu melanggar sumpah presiden yakni menjaga konstitusi dan dasar negara khususnya sila ketiga: Persatuan Indonesia.
4. Presiden, elite politik. dan seluruh komponen bangsa semestinya fokus pada menciptakan kesejahteraan, memperbaiki perekonomian rakyat, dan menciptakan kedamaian di tengah masyarakat yang sudah empat tahun terkoyak.
5. Mendesak DPR RI membentuk Pansus adu domba oleh presiden, mengingat ucapan tersebut tidak mencerminkan sikap presiden sebagai seorang kepala negara.
Ngabalin menilai para pengkritiknya tersebut tidak memahami apa yang dia sampaikan, dan bahkan menuding mereka tidak mengerti bahasa Indonesia. Bahkan dibanding aksinya, Ngabalin menilai jauh lebih tidak beradab pihak yang membuat #2019GantiPresiden, karena gerakan tersebut lebih beringas dan kebelet untuk berkuasa.
Mengenai ucapannya yang menyebut alumni UI, sebenarnya merupakan hal yang lumrah, karena tidak mengatasnamakan UI secara institusional. Selain itu, meminta Rektor UI untuk menegur, bukanlah hal yang masuk akal karena dia sudah bukan mahasiswa.
Ngabalin juga menjelaskan soal slogan yang diusung tersebut. Pertama, lanjutkan, memiliki makna dukungan untuk kemenangan Jokowi agar dapat melanjutkan masa jabatannya. Kedua, lawan, adalah melawan berita bohong, fitnah dan pihak yang menjadikan isu agama untuk mencederai orang lain. Ketiga, libas, adalah ketika orang yang dilawan tersebut tidak menghentikan aksinya.
Waduh, emang harus hati-hati nih kalau udah bawa-bawa institusi. Nanti yang punya bisa marah~ (A/L)