MOJOK.CO – Tak maju sebagai cawapres di Pilpres 2019, JK disebut-sebut tengah mencari pasangan politik untuk Jokowi. Dalam pencarian, nama Puan Maharani dan Anies Baswedan pun muncul.
Selepas ramai upaya cocok-cocokan antara JK dan AHY oleh Partai Demokrat, kini nama JK (Jusuf Kalla) kembali jadi perbincangan. Pasalnya, setelah disebut tak bisa lagi maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2019, ia justru memunculkan aksi-aksi tersendiri yang dinilai masyarakat sebagai “upaya mencarikan cawapres untuk Jokowi”.
Nama pertama yang diduga dipersiapkan JK sebagai cawapres Jokowi adalah putri dari Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, yaitu Puan Maharani.
Dalam acara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi XI di Jakarta Selatan, JK menyatakan dukungannya pada Jokowi di gelaran Pilpres 2019 mendatang. Saat berbicara soal cawapres yang pantas untuk sang petahana, ia menambahkan sebuah kalimat pemanis,
“Kalau Ibu Puan mau, kita dukung juga.”
Pernyataan JK langsung menuai reaksi. Oleh pihak PDIP sendiri, kalimat JK bisa menjadi tanda bahwa Puan Maharani memang patut diperhitungkan sebagai tokoh yang diinginkan oleh masyarakat.
Namun demikian, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani sendiri tidak menolak atau mengiyakan dukungan JK. Sebagaimana seorang wanita yang tak suka diberi harapan palsu, ia hanya menanggapi dalam tiga kata,
“Kita lihat sajalah.”
Beralih dari Puan, nama kedua yang diduga disimpan oleh JK adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Perkiraan ini muncul akibat kecurigaan beberapa pihak setelah dalam berbagai kesempatan Anies berada satu mobil dengan JK.
Dasar panggung politik, apa-apa pun bisa dimaknai secara politis. Pihak-pihak PKS, misalnya, memandang hal ini sebagai sesuatu yang perlu dianalisis lebih dalam. Jangan-jangan, Anies dan JK punya tujuan khusus berada dalam satu mobil? Jangan-jangan, JK disuruh Jokowi untuk mendekati Anies agar lebih mudah meminang Anies sebagai cawapres???
Bukan hanya PKS, dugaan serupa sempat muncul dari pihak pendukung Jokowi, yaitu Partai NasDem. Tapi, bukannya mencurigai Anies untuk dipinang Jokowi, mereka justru mengira aksi ini dilakukan JK semata-mata untuk menjaga hubungan politik terjalin dengan baik.
Terlepas dari dugaan-dugaan tersebut, beberapa pihak menilai bahwa Jokowi dan Anies terlalu “berbeda” untuk sebuah kesepakatan. Ibaratnya, mereka berdua berdiri di tempat yang sama, tapi dengan lingkungan yang tak sepaham.
Perkara kubu-kubuan yang sangat terasa di dunia politik pun memengaruhi perkiraan ini. Tentu saja, Jokowi dan Anies sendiri memiliki kubu pendukung yang berbeda.
Singkatnya, kedua ramalan ini, baik Jokowi-Puan maupun Jokowi-Anies, memang bisa saja terwujud. Namun, perjalanan masing-masing pasangan tentu akan berbeda.
Memandang Jokowi-Puan dan Jokowi-Anies, entah kenapa, rasanya seperti melihat dua jenis kisah cinta berbeda: yang satu terasa seperti kisah cinta yang mulus dan direstui keluarga, sementara yang satu terasa seperti Romeo dan Juliet.
Tapi, meminjam kata-kata Puan: kita lihat saja nanti! (A/K)