MOJOK.CO – Program OK OCE yang dimulai oleh Sandiaga Uno kini berakhir dengan fenomena OK OCE Mart tutup di Kalibata. Benarkah ini gara-gara omzet semata?
Sejak Sabtu (1/9) lalu, beredar kabar bahwa OK OCE Mart di Jalan Warung Jati Barat, Kalibata, Jakarta Selatan, bakal tutup. Meski sempat disebut bahwa toko hanya akan dipindah dan dijadikan dua mini swalayan, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengamini kabar ini.
Disebutkan oleh salah satu karyawannya, OK OCE Mart tutup karena tak sanggup berkompetisi dengan toko sejenis. Faktor lain, posisi gerainya pun kurang strategis karena ‘tersembunyi’ dengan plang yang kurang menarik perhatian masyarakat. Kondisinya pun kurang terawat. Lantai yang berdebu dan sampah daun-daun kering seolah menjadi hal yang biasa.
Ditutup OK OCE Mart di Jakarta sontak mengundang pertanyaan besar: kenapa?
Menanggapi hal ini, Sandiaga Uno mengaku adanya pengaruh omzet dan ekonomi di Indonesia. Selain itu, lokasi toko juga disebutnya sebagai salah satu penyebab.
“Memang kan sekarang bisnis dan ekonomi lagi stagnan, tapi tergantung lokasinya. Buktinya, ada OK OCE Mart yang bisa terus berjalan, ada yang harus ditutup karena omzetnya turun secara drastis dan pengelolaannya belum bisa menghadirkan satu terobosan untuk omzet mereka,” jelas cawapres Prabowo Subianto ini.
Meski Sandiaga menyebut hal ini sebagai sesuatu yang normal dan wajar dalam berbisnis, ia harus rela menerima kritikan tajam dari pihak Hanura DPRD DKI. Secara terbuka, mereka merasa bahwa penyebab OK OCE Mart tutup, tak lain dan tak bukan, adalah karena Sandiaga Uno.
“Sangat gagal, karena Sandi tidak pernah serius orangnya. Dia tidak pernah fokus, kita paham banget. Lempar ya sudah, suruh orang jalanin,” tutur Sekretaris Fraksi Hanura DPRD DKI Veri Yonnevil. Lebih lanjut, ia menyayangkan perjalanan OK OCE yang tidak dibantu modal usaha meski dijanjikan demikian.
“Begini, perencanaanya tidak matang, kemudian berbeda apa yang disampaikan saat kampanye. Jadi,OK OCE akan dibantu permodalan, ya masyarakat berlomba-lomba. Kemudian ternyata tidak dibantu permodalan, kalau mau permodalan pinjam ke bank biasa.” Padahal, masih menurut Veri, bantuan modal dari bank tidak akan membuat OK OCE Mart dapat bersaing dengan toko lain karena adanya bunga pinjaman.
Pihak Hanura DPRD DKI sendiri menduga bahwa sesungguhnya ada ratusan OK OCE Mart tutup karena ketiadaan modal pinjaman. Lucunya, bagi Veri, Sandiaga malah menjanjikan umrah.
“Nah, OK OCE malah dijanjikan umrah kan lucu. Orang OK OCE dagang butuh modal, bukan umrah,” tambah Veri.
Kritikan Veri dari Hanura ini mendapat jawaban balik dari Fraksi Gerindra DPRD DKI yang membela Sandiaga Uno soal OK OCE Mart tutup. Diyakini oleh pihak Gerindra, permasalahan ini muncul karena biaya sewa toko.
“Oh nggak (gagal) itu persoalan sewa. OK OCE Mart beda, loh, tindak lanjut OK OCE yang 7P itu, ya pendaftaran, pelatihan, pendampingan, sampai di ujung permodalan. OK OCE Mart (adalah) perkembangan dari OK OCE yang sudah setahun ini. Kalau ada kejadian tidak bisa bayar sewa, itu urusan penyelenggara di sana, bukan pemerintah, (bukan pula) indikator gagal atau berhasil, tapi dilihat (dari) program pendampingan di kecamatan. Jangan salah menilai,” terang Syarif, anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI.
Seperti yang diketahui, OK OCE merupakan kependekan dari One Kecamatan One Center of Entrepreneurship. Melalui program ini, Sandiaga bertujuan untuk menjaring pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Program ini adalah program yang digagas Sandi saat menjabat sebagai Wakil Gubernur, berpasangan dengan Anies Baswedan di DKI Jakarta. Sempat diberitakan, Sandiaga Uno ingin membawa program OK OCE ini ke tahap nasional jika berhasil memenangkan Pilpres 2019 mendatang sebagai wakil presiden.
Tapi, yah, dari kejadian ini, setidaknya kita bisa mengambil satu simpulan: mungkin, OK OCE Mart memang sedang tidak se-OK itu sampai harus ditutup dulu, seperti Asian Games 2018 semalam. So long, OK OCE Mart! (A/K)