Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Unfinished Business: Kita Sering Berusaha Untuk Melupakan, Bukan Menyelesaikan

Audian Laili oleh Audian Laili
12 Desember 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ketika kamu merasa tidak nyaman saat sebuah peristiwa di masa lalu teringat kembali. Mungkin masih ada unfinished business dalam hidupmu yang butuh untuk diselesaikan, bukan dilupakan.

Setiap manusia pasti memiliki permasalahan dalam kehidupannya masing-masing. Ada yang berusaha untuk menyelesaikannya, namun ada pula yang memilih lari dengan melupakannya. Keduanya memang sering kali terlihat sama: seolah masalah sudah dapat diselesaikan.

Padahal kita tidak menyadari apa yang sebetulnya terjadi di alam bawah sadar kita. Lantas, bagaimana kita bisa tahu apakah alam bawah sadar kita juga sedang baik-baik saja atau tidak?

Mudahnya, ketika kita mendengar sebuah permasalahan dari masa lalu, coba kita amati, perasaan apa yang kemudian muncul? Perasaan bahagia, haru, dan sukacita kah? Atau justru marah, dendam, dan sakit?

Jika perasaan bahagia yang kita rasakan, kita perlu mengapresiasi diri kita atas apa yang telah kita lakukan di masa lalu. Namun, jika perasaan yang kita rasakan justru perasaan marah dan emosi negatif lainnya, mungkin itu adalah pertanda bahwa ada masalah yang belum benar-benar selesai di dalam diri kita.

Suatu hal yang masih dirasa kurang nyaman meski telah lama berlalu ini, sering disebut sebagai unfinished business. Perasaan tidak nyaman yang bisa berupa sedih, marah, menyesal, sakit, maupun malu. Perasaan yang membuat kita dianggap ‘belum selesai’ dengan diri kita.

Misalnya, saat ini kita merasa hidup kita baik-baik saja. Kita dapat melewatkannya dengan bahagia dan ceria. Namun suatu ketika sewaktu kita mengobrol dengan teman lama–dalam hidup kita yang tenang tersebut–ada sebuah nama yang diucapkan. Ketika kita mendengar nama tersebut, kita langsung meresponnya dengan perasaan marah dan kesal.

Contoh yang lain, ketika kita mengunjungi sebuah tempat, kita langsung mengingat kenangan buruk di tempat tersebut. Membuat kita merasa sangat tidak nyaman dan ingin pergi dari tempat itu, secepatnya.

Si unfinished business mungkin sering dianggap sesuatu yang biasa-biasa saja. Pasalnya, kita sudah terbiasa, ketika ada sebuah permasalahan yang datang, kita berusaha me-repress nya ke dalam diri kita. Berusaha keras untuk tidak mengingat pengalaman buruk tersebut. Lantas cara instan yang kita pilih untuk menyembuhkan diri sendiri adalah dengan: melupakannya.

Mungkin memang terlihat baik-baik saja dalam sementara waktu. Sayangnya, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi suatu saat ketika ingatan tentang pengalaman buruk tersebut muncul kembali dalam kehidupan kita. Apakah kita memang betul-betul siap untuk menerima stimulus tersebut? Atau kita justru mencak-mencak dan tidak dapat mengendalikan gejalak yang muncul tiba-tiba?

Selain itu, semakin lama kita berusaha menahan diri untuk tidak mengeluarkan perasaan kita, menerima pengalaman buruk tersebut dan memaafkannya. Maka, semakin lama juga kita membiarkan diri kita terluka. Lebih jauh lagi, akan semakin sulit kita memaafkan pengalaman tidak nyaman yang pernah terjadi di dalam hidup kita.

Sayang, kehidupan ini memang tidak dapat dipisahkan dari sebuah kesalahan. Tidak perlu sok kuat, setiap orang pernah merasa lemah. Tidak apa-apa jika hidupmu tidak sempurna. Tidak apa-apa jika kamu pernah melakukan kesalahan. Tidak apa-apa jika hidupmu tidak baik-baik saja. Tidak apa-apa untuk apa-apa. Terimalah setiap perasaan yang muncul, terimalah kehidupanmu tersebut, dan apresiasilah dirimu yang telah sanggup bertahan hingga saat ini.

Jika kita membiarkan diri kita dipenuhi penyesalan dan kebecian, percayalah itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Bagaimana mungkin kamu rela untuk menyakiti diri sendiri seperti itu?

Tapi kan, apa yang terjadi di masa lalu, tidak dapat kita apa-apakan? Apakah salah jika aku menyesal?

Iklan

Iya, kita memang tidak dapat mengubah apa yang telah terjadi di masa lalu. Namun, kita dapat mengubah pengaruh yang kita rasakan dari kejadian di masa lalu tersebut.

Yang terjadi biar saja terjadi. Setidak baik apa pun itu, terimalah sebagai salah satu proses dalam kehidupan kita. Kita tidak bisa melupakan begitu saja, ataupun terus menerus menyesalinya. Yang dapat kita lakukan adalah mengakui dan menerimanya.

Kita pasti rela-rela saja mengeluarkan sebagian pendapatan kita untuk mengasuransikan kesehatan raga. Namun, sudah berapa banyak usaha yang kita keluarkan untuk mengasuransikan kesehatan jiwa kita?

Mengapa kita terus menerus berusaha terlihat baik-baik saja. Padahal tidak seperti itu yang dirasakan oleh alam bawah sadar kita. Apakah ini bisa dikatakan kalau kita sudah menyayangi diri sendiri?

Lalu bagaimana cara menerima pengalaman buruk itu?

Ada beberapa cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk merawat jiwa kita supaya benar-benar menyelesaikan si unfinished business dari masa lalu.

  • Belajar untuk menelaah lagi dengan pelan-pelan memori masa lalu kita. Apa saja yang pernah terjadi ketika itu serta bagaimana perasaan kita dengan setiap detail peristiwa yang telah berlalu tersebut. Kita dapat melakukannya dengan cara yang kita sukai. Misalnya dengan menuliskannya ataupun dengan berbicara dan merekamnya melalui video.
  • Terimalah segala emosi yang muncul. Jangan ditolak, jangan disangkal. Jika perlu menangis, menangislah. Namun, jika kamu merasa reaksi yang akan keluar justru membahayakan, lebih baik lakukan ini dengan pendampingan orang yang kamu percaya.
  • Lakukan latihan sederhana ini sebelum kamu tidur dengan konsisten.
  • Di akhir dapat kamu tutup dengan memberikan afirmasi positif pada diri sendiri. Katakan satu kalimat positif berulang-ulang. Misalnya, mengucapkan terima kasih pada dirimu sendiri yang telah kuat dan bertahan. Jika kamu nyaman, katakan hal tersebut di depan cermin. Rasakan bahwa kamu sedang berbicara dengan dirimu sendiri.

Seperti yang saya sebutkan di atas, jika kamu merasa tidak sanggup melakukan latihan sederhana tersebut seorang diri. Tidak perlu malu dan ragu untuk meminta pertolongan orang lain, misalnya teman yang kamu percaya ataupun tenaga ahli yakni psikolog.

Sayang, tidak ada yang salah untuk merawat jiwa kita supaya tetap selalu waras. Seperti kata Kunto Aji, yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri.

 

Terakhir diperbarui pada 24 Februari 2019 oleh

Tags: kesehatan mentalmelupakanmenyelesaikansayang diriunfinished business
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Program PIJAR sebagai upaya Pemerintah Kota Semarang atasi persoalan gangguan kesehatan mental remaja MOJOK.CO
Kilas

PIJAR: Gerakan agar Para Remaja di Semarang Tak Merasa Sendirian, Biar Tak Alami Gangguan Kesehatan Mental

15 Oktober 2025
Para pembicara di “Sarasehan” dengan tajuk Generasi Emas: Mengenal Akar Kenakalan Remaja dan Solusinya yang diadakan oleh Al Kahfi Cabang Surabaya 3. MOJOK.CO
Kilas

Miris Melihat Remaja Terjerumus dalam Jurang “Kegelapan”, Yayasan Al Kahfi Ajak Ratusan Pelajar SMA Surabaya Menemukan Jati Diri

13 Agustus 2025
Teman Manusia Jogja ajak menengok anak kecil dalam diri kita yang dewasa MOJOK.CO
Kilas

Teman Manusia Jogja Ajak Tengok Anak Kecil dalam Diri Dewasa Kita, Tanggalkan Beban untuk Lebih Kuat Jalani Kehidupan

23 Juli 2025
Lulus dari UAD, Jogja pindah ke Bangka untuk bangun karier sebagai psikolog. MOJOK.CO
Sosok

Jogja bikin Saya Sadar “Kebobrokan” di Kampung Halaman hingga Punya Motivasi untuk Membangun Karier sebagai Psikolog

30 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.