Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Ironi Sang Sarjana Pemegang Gelar S1 dan S2: Rasa Iri Abadi kepada Lulusan UGM, Kampus Terbaik di Jogja yang Katanya Sulit Dapat Kerja

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
26 September 2025
A A
UGM Kampus Terbaik Jogja, Alumni Sulit Kerja Itu Gak Masuk Akal (Dok. UGM)

UGM Kampus Terbaik Jogja, Alumni Sulit Kerja Itu Gak Masuk Akal (Dok. UGM)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

#1 Keunggulan reputasi akademik UGM dan kualitas riset global

Di dunia kerja dan dalam jejaring akademik, reputasi adalah mata uang yang paling berharga. Lulusan UGM membawa cap prestise yang secara otomatis membuka lebih banyak pintu.

Bukan hanya omongan kosong, reputasi ini didukung data dari lembaga pemeringkatan global. Coba lihat QS World University Rankings 2026, UGM berada di peringkat 224 dunia, sedangkan kampus terbaik dalam kategori swasta di Jogja umumnya berada di peringkat yang jauh lebih rendah, bahkan sering tidak terdaftar di Top 500 Global. 

Data ini menunjukkan keunggulan UGM. Terutama pada indikator Academic Reputation dan Citations per Faculty.

UGM, secara konsisten diakui karena kualitas riset dan kontribusi nyatanya. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. Misalnya, dalam THE Impact Rankings 2024, UGM berhasil masuk Top 100 Dunia untuk tiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), bahkan berada di peringkat 17 dunia untuk SDG 1 (No Poverty). 

Kontribusi nyata ini membuktikan bahwa UGM tidak hanya mengajar, tetapi juga menciptakan dampak signifikan bagi masyarakat. Sebuah hal yang sering sulit dicapai oleh kamus terbaik lainnya. Cap-cap seperti ini secara langsung meningkatkan nilai jual setiap alumni di mata perekrut global maupun nasional.

#2 Kualitas input mahasiswa dan jaringan alumni yang sangat besar

Setiap kampus adalah cerminan dari mahasiswanya. UGM, sebagai kampus terbaik, memiliki selektivitas yang cukup ketat. Ketika seseorang berhasil masuk UGM, baik di level S1 maupun S2, itu sudah menjadi validasi kecerdasan dan kerja keras. Artinya, lingkungan belajar di sana dipenuhi oleh individu-individu paling cemerlang dari seluruh pelosok negeri.

Bayangkan jaringan yang terbentuk. Lulusan UGM, yang tersebar luas di setiap sektor strategis, mulai dari kementerian, BUMN, perusahaan multinasional, hingga big startup, menciptakan jaringan alumni yang kuat dan solid. Jaringan ini bertindak sebagai fast track bagi alumni baru untuk mendapatkan pekerjaan atau peluang bisnis.

Sebagai perbandingan, kampus terbaik (swasta) di Jogja memang memiliki alumni yang sukses. Tetapi, keragaman dan kedalaman pengaruh jaringan alumni UGM, yang sudah ada sejak puluhan tahun silam, hampir mustahil disamai. 

Ketika bersaing di pasar kerja di Surabaya beberapa tahun silam, label “Lulusan UGM” sering sudah memberikan keuntungan awal. Ini sebuah keistimewaan yang tidak otomatis melekat pada label “lulusan kampus terbaik tapi swasta” sekuat apapun namanya.

#3 Keunggulan spesifik bidang ilmu  dan fokus employability UGM

Meskipun kampus terbaik (swasta) lainnya memiliki keunggulan di bidang-bidang tertentu, UGM sering mendominasi pemeringkatan per bidang ilmu (subject ranking) di Indonesia. 

Misalnya, berdasarkan THE World University Rankings 2024 by Subject, UGM menempati peringkat teratas di Indonesia untuk bidang Ilmu Sosial (Social Sciences). Kampus ini juga masuk 1.000 besar dunia untuk bidang Clinical and Health, Engineering, dan Life Sciences.

Keunggulan bidang ilmu ini memberikan jaminan kualifikasi yang lebih kuat. Kurikulum mereka terus diperbarui agar relevan dengan kebutuhan industri. 

Indikator Employability yang dinilai lembaga pemeringkatan adalah bukti nyata bahwa lulusan UGM cenderung lebih mudah terserap di dunia kerja. Kalau ada alumni yang sulit dapat kerja, saya malah heran, deh.

Bagi saya yang lulus dari kampus terbaik (swasta), meskipun bekerja keras, saya harus berjuang ekstra lagi. Ini hanya untuk membuktikan bahwa kualifikasi saya setara dengan lulusan mereka. 

Iklan

Sementara itu, nama UGM sudah menjadi jaminan kualitas yang dipercaya oleh sebagian besar perusahaan besar. Mereka tidak perlu banyak bertanya, karena brand sudah berbicara.

Sebuah harapan yang terlambat

Menuliskan ini adalah terapi sekaligus penegasan realitas. Dua gelar dari kampus swasta terbaik di Jogja, kota yang sama dengan UGM, tidak serta merta menghapus jurang prestise. 

Saya bangga dengan kampus saya, tentu saja. Namun, saya tidak bisa memungkiri bahwa di setiap langkah karier, bayangan almamater kuning gading itu selalu terasa satu langkah di depan.

Rasa iri ini adalah pengakuan jujur seorang sarjana atas hierarki akademik di Indonesia. UGM bukan hanya kampus terbaik di Jogja. Ia adalah salah satu pilar pendidikan tinggi nasional, bahkan global.

Kini, yang bisa saya lakukan hanyalah bekerja lebih keras lagi, menggunakan ilmu dari dua gelar saya, untuk membuktikan bahwa lulusan kampus terbaik (swasta) juga bisa bersaing. Bahkan melampaui keunggulan komparatif dari lulusan mereka. Tapi, jujur, beban membuktikan diri itu sendiri adalah sumber kelelahan.

Lantas, apakah Anda, wahai lulusan UGM, pernah menyadari betapa besarnya privilege yang Anda sandang, yang membuat kami, para alumni kampus swasta, selalu memandang dengan rasa kagum dan sedikit iri hati?***

***Seperti dituturkan istri saya kepada saya dua tahun yang lalu.

Penulis: Yamadipati Seno

Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Saya Gagal Kuliah di UGM, dan setelah 13 Tahun, Penyesalan Tersebut Tetap Ada dan pengalaman menarik lainnya di rubrik POJOKAN.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 26 September 2025 oleh

Tags: alumni UGMalumni UGM sulit kerjaJogjakampus negerikampus swastakampus swasta jogjakampus terbaikkampus terbaik di indonesiaPTNPTSUGMui
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO
Kampus

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.