Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Susahnya Menghadapi Humor Grup Wasap Bapak-Bapak

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
7 Februari 2019
A A
grup wasap bapak-bapak
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Humor itu konon punya tingkatan sendiri. Humor paling tinggi adalah humor falsafah. Di bawahnya ada humor gelap alias dark jokes. Di bawahnya lagi ada humor intelektual. Di bawahnya lagi ada humor satir. Di bawahnya ada humor standar. Di bawahnya lagi ada humor receh. Dan yang paling bawah adalah humor grup wasap bapak-bapak kampung.

Jenis humor yang disebut terakhir merupakan humor yang bagi para generasi milenial yang sudah ((( melek internet ))) dianggap sebagai humor yang so yesterday. Jayus.

Ia tak ubahnya seperti humor “Bersatu kita teguh, bercerai kawin lagi”, “Lari dari kenyataan” atau humor “Korban perasaan” menjelang Iduladha.

Sebagai salah satu orang yang termasuk melek internet, saya tentu saja ikut merasakan betapa humor grup wasap bapak-bapak ini begitu menggangu. Lebih dari itu, ia sangat destruktif. Itulah kenapa saya sebisa mungkin selalu berusaha untuk menghindarinya.

Celakanya, hampir di banyak grup wasap, humor jenis ini selalu bertebaran. Maklum, ia mudah sekali diforward atau dicopas.

Dan kita semua tentu paham sendiri, bahwa di berbagai entitas grup wasap, hampir selalu ada, entah satu atau dua, bapak-bapak yang memang hobi menyebarkan humor-humor jayus tersebut.

Nah, sial bagi saya, dari sekian banyak grup yang saya ikuti, selalu ada saja share-share-an humor grup wasap bapak-bapak ini yang melintas.

Kalau ndilalah ketemu, yang saya lakukan biasanya ya cuma mengelus dada. Yah, sambil sesekali meratapi betapa selera humor para bapak yang bagi saya semakin miris saja.

Namun, sebuah peristiwa beberapa waktu yang lalu mau tak mau membuat saya tak bisa diam saja melihat humor grup wasap bapak-bapak ini.

Saya sudah terbiasa dengan gaya humor copas ala-ala grup wasap yang dekaden dan kadang jayus itu, sehingga kalau mendapatkan yang demikian, saya merasa sudah sangat siap.

Tapi kali ini, saya harus terperanjat. Sebab kali ini, penyebar pesan tersebut adalah bapak saya sendiri. Dan itu ia lakukan di grup wasap warga kampung.

Begini kira-kira pesan humor yang ia share di wasap:

FITNAH ATAU FAKTA

Hampir 99% Lelaki beristri lebih sayang kepada anaknya daripada istrinya. Hal ini dibuktikan, jika celana anaknya melorot pasti dibenerin, tapi celana istri yg sudah benar malah dipelorotin.

Iklan

Hampir 99% lelaki beristri yg sudah punya anak, kalo lihat anak orang lain pasti ingat anak sendiri, tapi kalau lihat istri orang lain, lupa dgn istrinya sendiri.

Hampir 99% Lelaki beristri lebih sayang kepada anaknya. Hal ini terbukti jika di malam hari, anak yg sedang asyik main, dirayu-rayu untuk tidur, sedangkan istrinya yg sedang asyik tidur, eh malah dirayu diajak “main”.

Hampir 99% Lelaki beristri lebih sayang kepada anaknya, karena jika anak mau tidur diselimuti, sadangkan istrinya sedang tidur, eh malah di tarik selimutnya.

Ya Tuhaaaaaan.

Hati saya bergejolak hebat. Ada pergolakan batin yang sangat keras pada diri saya.

Bapak saya, yang saya ketahui punya selera humor yang tinggi ternyata bisa terjerumus juga dalam kubangan humor wasap bapak-bapak.

Saya ingin menegurnya, tapi itu artinya saya menghina pemahaman dan selera humornya. Tapi kalau tidak saya tegur, saya takut hal tersebut akan menjadi kebiasaan dan bisa keterusan.

Ah, agaknya memang benar apa kata pak kiai, bahwa dakwah yang paling utama adalah dakwah kepada anggota keluarga sendiri.

Terakhir diperbarui pada 7 Februari 2019 oleh

Tags: bapakgrup wasapHumor
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Sesal dulu bersikap kasar hingga menghina bapak. Kini ditampar realitas di perantauan dan mewak tiap pulang ke rumah MOJOK.CO
Ragam

Sesal Dulu Sering Kasar dan Hina Bapak, Kini Sadar Cari Duit di Perantauan dan Berkorban untuk Keluarga Tak Gampang!

28 Oktober 2025
Cerita Mereka yang Berhasil Stop Main Judi Online Setelah Kehilangan Segalanya: Kalah Puluhan Juta, Ingin Resign dari PNS, Tapi Bisa Taubat Gara-Gara Grup Facebook.MOJOK.CO
Esai

Tentang Sebuah Kampung yang Ketagihan Judi Togel

4 Januari 2024
Teruntuk Bapak: Katanya Kepala Keluarga, tapi Kok Lupa Sama Kewajibannya?  MOJOK.CO
Uneg-uneg

Teruntuk Bapak: Katanya Kepala Keluarga, tapi Kok Lupa Sama Kewajibannya? 

19 Februari 2023
Tips menjadi pembawa acara tingkat kampung
Hiburan

Tips Menjadi Pembawa Acara Agustusan di Kampung

17 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.