MOJOK.CO – Hari ini Google Doodle mengenang sosok bernama Søren Peter Lauritz Sørensen. Emang dia siapa???
Kamu yang waktu kecil pernah doyan membaca Buku Pintar karangan Iwan Gayo pasti tidak pernah mengira, akan tiba zaman ketika kamu belajar sejarah lewat benda bernama Google Doodle. Ya, banyak hal di dunia yang tidak bisa kita tebak, sebagaimana Mojok nggak bisa nebak kenapa Google Doodle hari ini bertemakan seorang tokoh bernama Søren Peter Lauritz Sørensen.
Baik, mari kenalan dulu dengan beliau. Almarhum S.P.L. Sørensen adalah seorang kimiawan asli Denmark yang lahir pada 9 Januari 1868 dan meninggal pada 12 Februari 1939. Hari ini, 29 Mei 2018, notabene bukanlah hari ulang tahun maupun haul kematian Pak Sørensen.
Lalu, apa motif Google membuat doodle-nya pada hari ini? Kami berusaha googling jawabannya, tapi tidak ketemu. Padahal hari ini Google bisa saja, misalnya, memperingati keberhasilan Manchester United menjadi tim sepak bola Inggris pertama yang menjadi juara Liga Champions tepat hari ini 50 tahun lalu. Atau memperingati ulang tahun Soemitro Djojohadikusumo John F. Kennedy Roberto Di Matteo Merry Riana Andrei Arshavin Ghaida Farisya eks-JKT48?
Tapi, karena nasi sudah menjadi bubur, sekalian saja kita kulik jasa Pak Sørensen yang membuatnya jadi tokoh penting dalam sejarah. Ia adalah orang yang menemukan pH. Bukan istilah asing jika Anda rajin ikut pelajaran Kimia atau pernah menyimak iklan sabun sirih.
pH atau potential of hydrogen adalah ukuran tingkat konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Skalanya dimulai dari 1 sampai 14 dengan batas netral di angka 7. Suatu larutan disebut asam apabila pH-nya di bawah 7 dan disebut basa apabila pH-nya di bawah 7. Sedangkan larutan dengan pH kurang dari 1 atau lebih dari 14, larutan tersebut tergolong sebagai superasam atau superbasa. Salah satu cara populer untuk mengukur pH ialah dengan mengunakan kertas pH.
Sedikit tambahan, Anda mungkin ingat larutan asam punya rumus kimia yang mengandung atom Hidrogen (H+) dan rumus kimia larutan basa mengandung gugus hidroksil (OH–). FYI aja, penemu konsep itu adalah Pak Svante August Arrhenius yang hidup sezaman dengan Pak Sørensen dan berasal dari Swedia, negara yang bisa dicapai dari Denmark dengan lurus dikit, ketemu perempatan lalu belok kiri.
Sadar diri bahwa kami adalah media yang lebih konsen pada bidang IPS daripada IPA, kiranya penjelasan tentang Pak Søren Peter Lauritz Sørensen cukup sampai di situ. Jika ada hikmah yang bisa dipetik, kiranya Doodle (terjemahan Indonesianya: orat-oret) hari ini membuat kita terketuk untuk googling lagi definisi atom, ion, molekul, ikatan, gugus, titrasi, hidrolisis, dan seterusnya: hal-hal yang sudah kita pelajari di sekolah, tapi kemudian terlupa semua. Betapa waktu yang terbuang sia-sia….