Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Seribu-Dua Ribu untuk Tukang Parkir yang Terasa Berat Kita Berikan

Parkir motor dan mobil di minimarket seharusnya gratis, tapi emang ngeluarin sedikit uangmu buat mereka berat banget, ya?

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
27 Oktober 2021
A A
ilustrasi Seribu-Dua Ribu untuk Tukang Parkir yang Terasa Berat mojok.co parkir motor

tukang parkir

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tukang parkir, terutama yang mangkal di Indomaret punya stigma begitu buruk. Padahal kang parkir motor konvensional paling banyak minta dua ribu.

Profesi tukang parkir motor dan mobil sudah sering jadi meme dan bahan bercanda di media sosial. Paling sering, wacana yang bergulir seperti ini, “Fotocopy habis lima ratus perak, bayar parkirnya dua ribu.” Atau, ada juga wacana lain, “Tukang parkir Indomaret itu kayak hantu, datang tak dijemput tiba-tiba udah niup peluit aja minta duit.”

Kita sadar betul bahwa parkir liar di depan minimarket itu memang tidak sesuai aturan. Mereka menagih uang yang tidak seharusnya ditagihkan. Lahan minimarket seperti Alfamart dan Indomaret adalah milik pengelola, begitupun dengan halaman dan area parkirnya. Sedangkan kekesalan soal parkir di tempat fotocopy, memang sulit digugat. Selain menganggap kita lagi “apes” ya kita bisa menyalahkan tukang parkir.

Sayangnya kekesalan kita sendiri terhadap kehadiran tukang parkir dibawa ke mana-mana. Mau parkir di Indomaret, parkir di depan warung burjo, parkir di bank, dan di tempat-tempat lain kita tetap kesal sama abangnya. Kekesalan ini, utamanya tumpah setelah mereka seolah-olah makan gaji buta. Kerjanya cuma tiup peluit dan nggak bantuin nyebrang atau dorong kendaraan. Mau kang parkir motor atau mobil sama aja, kalau lagi mager, ya praktik gaji buta. Padahal pendapatan mereka per hari bisa sampai ratusan ribu.

Di luar segala kekesalan kita terhadap hal ini, pernah nggak sih kamu mikir kenapa begitu berat ngeluarin seribu-dua ribu buat tukang parkir motor? Sebenarnya nominal itu tidak besar. Untuk ukuran orang yang suka jajan di minimarket, cincai lah. Tapi, kenapa ya kok berat banget.

Di sisi lain, bayar parkir motor di mal sejumlah Rp3000 rasanya biasa saja. Terasa lebih valid dan ikhlas buat mengeluarkanya. Mengherankan sekali, bukan?

Sebenarnya banyak analisa mengenai hal ini. Kenapa kita begitu pelit sama tukang parkir dan los dol dengan parkir yang resmi.

Pertama, trust issue. Gara-gara stigma buruk soal parkir liar, kita jadi begitu sebal. Ya bodo amat seribu-dua ribu, kadang ngeluarin gopek aja nggak rela kalau memang tujuannya nggak jelas. Sikap ini mirip dengan menolak kembalian permen. Aturannya, konsumen memang berhak menolak konversi kembali ke permen dan meminta kembalian dalam bentuk uang sungguhan. Padahal, harga permen juga nggak seberapa sih.

Stigma buruk dalam dunia parkir motor dan parkir mobil ini terjadi terus menerus. Informasinya diulang-ulang sampai kita sendiri muak beneran. Setiap pergi ke ATM dan ditagih parkir, kita jadi dongkol, apalagi parkir minimarket yang notabene liar. Kedongkolan itulah yang bikin kita nggak ikhlas bayar parkir. Nggak rela rasanya ngeluarin seribu-dua ribu buat pihak yang bikin jengkel.

Kedua, tarif bisa relatif dianggap mahal. Memang sih, seribu-dua ribu, bahkan goceng itu murah dalam standar umum. Beli jajan habis duit dua ribu itu berasa cuma bikin selilitan. Tapi, uang segitu jadi kelihatan banyak ketika kita bayar parkir di tempat fotocopy dan ATM. Fotocopy itu murah, ke ATM bahkan seharusnya nggak ngeluarin uang. Memarkirkan kendaraan di dua tempat ini juga tak pernah lama. Beres, langsung cabut.

Tapi, tiba-tiba tukang parkir datang memecah keheningan dengan peluit. Meskipun nggak diancam dan dipaksa harus bayar, sebagai manusia normal kita tentu kesal karena merasa ditagih. Inilah yang bikin seribu-dua ribu buat parkir motor terasa lebih mahal karena aktivitas pembandingnya juga nggak semahal itu.

Ketiga, merasa lebih miskin dari tukang parkir yang gabut. Ini sebenarnya alasan yang cukup logis meski nggak bisa ditelan mentah-mentah. Iya, tukang parkir punya penghasilan lumayan. Kalau lagi ramai, mereka mungkin bisa mengantongi Rp300 ribu per hari. Hitung aja, dalam satu bulan penuh mereka berpotensi dapat duit Rp9 juta. 

Di sisi lain kita melihat kinerja mereka yang kadang tidak memuaskan. Cuma tiup peluit, nggak bantu narik motor, nggak bantu merapikan helm, kadang juga lepas tangan kalau ada yang hilang. Makanya, perasaan iri dengki ini membuncah dan bikin kita malas ngeluarin barang seribu-dua ribu perak. Lha kenapa, mereka juga penghasilannya lebih besar kok. 

Sayangnya alasan itu nggak bisa langsung dicerna. Beberapa tukang parkir lekat dengan premanisme lahan. Sebagian mungkin menyetor penghasilan kepada pemilik lahan. Konon jadi tukang parkir itu juga nggak bisa sembarangan pakai rompi dan nongkrong di sekitar pertokoan. Ada “bos” pengelola parkir yang mengontrol semuanya. Ini adalah masalah pelik dan sistemik.

Iklan

Jika kamu merasa memberikan seribu-dua ribu untuk parkir motor itu nggak masalah, terpujilah. Kamu memilih jalan yang lebih sehat untuk tidak peduli dan mengikhlaskan uang tak seberapa itu. Mungkin diam-diam kamu juga mendoakan abangnya dijauhi dari tindak kriminal karena lebih baik ngatur kendaraan ketimbang cari duit haram.

Sebaliknya, jika kamu menganggap seribu-dua ribu untuk tukang parkir itu masih berharga dan perlu digugat, ya tetap valid. Kedua kubu ini memang sudah selayaknya agree to disagree. Sementara itu permasalahan parkir, kemiskinan, lapangan pekerjaan, dan mental minta-minta masih bergulir dengan liarnya.

BACA JUGA Suka Duka Jadi Tukang Parkir Selama 6 Bulan dan artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 27 Oktober 2021 oleh

Tags: lahan parkirparkir liarpungutan liartukang parkir
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

parkir jogja dan bali.MOJOK.CO
Ragam

Eksperimen Menghitung Penghasilan Tukang Parkir Kafe Estetik di Jogja: 2 Kali Gaji Karyawan Kafe Itu Sendiri

17 Oktober 2025
Purwokerto Adalah Kota Pungli Terbaik di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Purwokerto Layak Mendapat Penghargaan Anumerta Sebagai Kota Pungli Terbaik di Indonesia

18 September 2025
Malioboro Jogja Sakit Parkir Nuthuk, Pemkot Cuma Diam Saja? (Unsplash)
Pojokan

Nama Baik Kawasan Wisata Malioboro Jogja Rusak karena Kejahatan Parkir Nuthuk, Bikin Emosi Wisatawan dan Muak Warga Lokal karena Didiamkan

20 Juli 2025
Nikmatnya Jadi Tukang Parkir di Jogja, Dapat Cuan Besar (Pixabay)
Pojokan

Iseng Jadi Tukang Parkir di Jogja Saat Pertandingan PSIM Jogja, Kerja Enteng Cuma Beberapa Jam Dapat Cuan lebih dari UMR Buat Jajan dan Beli Rokok Enak

14 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.