Saya punya satu teman. Namanya Isidorus Rio (30 tahun), seorang budak korporat di Jakarta. Suatu kali, dia pernah bilang kalau saat ini dirinya lebih suka naik bus ketimbang kereta api. Pernyataan itu muncul setelah dirinya naik Sinar Jaya Suite Class. Masalahnya, dia ini baru 1 kali itu naik bus jarak jauh. Drama betul pemuda ini.
Iya, lantaran drama, sebetulnya Rio nggak cocok naik Sinar Jaya. Adalah Rosalia Indah, PO bus dari Karanganyar, yang lebih cocok. Dan “drama” adalah sebuah sisi yang menyatukan keduanya.
Rio sendiri, sebagai anak tunggal, tidak pernah kehabisan bahan untuk menulis. Khususnya tema-tema yang sensitif terkait teknologi, mengkritik pemerintah, hingga transportasi. Dia pernah menulis naik Sinar Jaya bikin menyesal.
Ternyata yang dia maksud adalah menyesal nggak dari dulu nyobain naik bus dari Madiun ke Jakarta. Brengsek betul.
Drama Rio ini mengingatkan saya kepada Rosalia Indah yang selama 5 tahun terakhir menghadirkan berita-berita yang menggemaskan. Mulai dari penumpang yang kemalingan, munculnya kecoa di kabin bus dengan tiket Rp400 ribu, sampai kemampuan mereka memperlakukan penumpang bak sultan.
Kasus pencurian barang yang mencoreng nama baik Rosalia Indah
Koreksi kalau saya salah. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, nama Rosalia Indah lekat dengan kasus pencurian barang. Modusnya adalah dengan mengganti barang berharga dengan benda lain yang bobotnya sama.
Misalnya, mengganti laptop atau iPad dengan buku tebal, tumpukan kertas, ubin keramik, atau bahkan genteng. Jadi, ketika penumpang meraba tasnya, dia tidak akan curiga karena bobotnya sama.
Beberapa kasus yang terjadi, antara lain:
Kasus Widino Arnoldy (Dino) terjadi pada Desember 2023. Ini adalah kasus yang paling memicu kehebohan. Dino kehilangan iPad Pro miliknya saat naik bus Rosalia Indah rute Wonosobo-Ciputat.
Dia mendapati iPad-nya ditukar dengan buku dan keramik. Kasus ini menjadi viral dan memancing banyak penumpang lain untuk menceritakan pengalaman serupa. Dino sempat menghubungi pihak bus. Namun saya, dia mendapat respons yang kurang memuaskan dengan pernyataan “Kehilangan bukan tanggung jawab kami.”
Kasus Rizqi Prasetiawan, Oktober 2024. Rizqi kehilangan laptopnya di bus Rosalia Indah rute Wonosobo-Bekasi. Modusnya juga serupa. Laptopnya diganti dengan buku absensi berukuran besar.
Rizqi sempat mengecek tasnya di rest area dan masih aman. Namun, saat sampai di tujuan, laptopnya sudah terganti. Dia mencurigai terjadi pencurian saat bus berhenti di Subang tanpa informasi atau membangunkan penumpang.
Setelah kasus Dino viral, banyak pengguna medsos yang curhat. Misalnya, mereka kehilangan laptop, ponsel, True Wireless Stereo (TWS), sweater, bahkan koper.
Tanggapan Rosalia Indah
Merespons berbagai kasus yang viral, manajemen PT Rosalia Indah Transport meminta maaf secara terbuka. Mereka juga menegaskan komitmennya untuk melakukan proses investigasi. Selain itu, mereka juga memasang CCTV di 6 armada baru.
Tanggapan ini tidak lantas memuaskan para penumpang. Apalagi setelah pihak manajemen bilang bahwa, “Kehilangan barang bukan tanggung jawab kami.” Blunder ini viral keras. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sendiri menegaskan bahwa keamanan barang maupun diri penumpang adalah tanggung jawab PO. Ini juga namanya hak dasar.
Masalahnya adalah kasus pencurian ini sebetulnya sudah ada sejak lama. Namun, saat ini, kekuatan media sosial membuat kasus pencurian bisa dengan cepat viral. Apalagi salah satu korbannya adalah influencer yang kondang di platform X.
Selain itu, saya pribadi setuju dengan pernyataan Bayu Feng, Sekjen Bus Mania Community (BMC). Dia bilang kita terlalu gegabah kalau menuduh kru Rosalia Indah terlibat dalam kasus ini.
“Maling bus sekarang modal, ibarat modal Rp400.000 buat beli tiket bus yang kelas eksekutif tapi dapatnya tablet atau laptop yang jadi untung buat mereka. Makanya kita harus hati- hati di dalam transportasi umum, mau kelas ekonomi atau eksekutif wajib hati-hati,” kata Feng seperti saya kutip dari Kompas.
Pernyataan Bang Feng ini muncul setelah ada tuduhan kalau kru Rosalia Indah terlibat dalam berbagai kasus pencurian. Memang rada prematur kalau menuduh kru, kata saya. Butuh bukti kuat untuk bilang begitu. Namanya maling, yang mereka butuhkan adalah kelengahan korban dan kesempatan.
Kecoa di kelas Super Top Double Decker
Drama Rosalia Indah berikutnya adalah kecoa di dalam bus. Berita ini ramai di Juni 2025 alias belum lama ini.
Jadi, ada penumpang Rosalia Indah kelas Super Top Double Decker. Harga tiketnya Rp400 ribu alias nggak murah juga. Maka wajar kalau si penumpang yang bernama Denny Martin mengharapkan pelayanan eksekutif. Celakanya, bulan pelayanan prima yang dia dapat, tapi kecoa di dalam kabin bus!
“Saya sudah lapor ke CS via WhatsApp dan telepon. Tapi bus tetap jalan tanpa tindakan nyata. Ini saya angkat bukan untuk menjatuhkan. Tapi sebagai suara konsumen yang membayar penuh dan berhak mendapat pelayanan penuh,” kata Denny seperti saya kutip dari Kompas.
Masih kata Denny, saat itu dia tidak bisa menemukan semprotan serangga. Sudah begitu, kru juga tidak segera bertindak. Eh, bus malah udah jalan.
Pihak Rosalia Indah sendiri langsung meminta maaf atas kejadian ini. Mereka juga sudah memberikan kompensasi kepada Denny.
“Untuk kompensasi yang kami berikan ke penumpang tersebut adalah kompensasi berupa pengembalian selisih tarif karena penumpang kami pindahkan ke bus lain sesuai permintaan penumpang, yang mana tarifnya berbeda,” kata Sasangka Bayu, juru bicara Rosalia Indah.
Drama kecoa. Ada-ada aja.
Bus yang bisa membuat penumpangnya serasa jadi sultan
Rosalia Indah, layaknya semua PO bus atau moda transportasi lainnya, pasti punya sisi positif dan negatif. PO yang berdiri pada 1983 ini memang sudah lekat dengan kecurigaan akan maling. Hal ini sulit dibantah karena kasusnya banyak. Namun, di sisi lain, PO ini juga punya sisi positif.
Salah satunya adalah kemampuan Rosalia Indah membuat penumpangnya merasa seperti sultan selama perjalanan. Erwin Setiawan, salah satu penulis andalan Mojok, menuliskan pengalamannya yang menyenangkan bersama Rosalia Indah First Class.
“Baru kali ini saya merasakan hidup semewah ini. Sudah seperti menjadi sultan di film-film. Semuanya ada dan menjadi orang nomor satu,” kenang Erwin.
Erwin cukup sering naik bus dari Ciputat ke Karanganyar untuk mudik atau keperluan pekerjaan. Suatu kali, dia mendapat fasilitas dari kantor untuk naik First Class dengan harga tiket Rp510 ribu.
“Jadi, saya sudah terbiasa naik bus dengan kondisi yang “gitu banget”. Misalnya, Tempat duduknya terlalu tegak dan bikin punggung sakit. Sudah begitu, busa joknya tipis. Semakin memprihatinkan ketika kulit sintetis lapuk yang membungkus jok tersebut. Makanya, naik Rosalia Indah First Class bikin saya membatin. “Oh, jadi selama ini saya gembel banget ya?” Imbuh Erwin.
Selama perjalanan, Rosalia Indah juga memanjakan Erwin. Misalnya, penumpang First Class mendapatkan terminal sendiri. Proses check in juga berjalan begitu cepat dengan bantuan kru.
Berbagai fasilitas dan hospitality dari Rosalia Indah membuat penumpang menjadi seperti sultan. Misalnya, semua ada di dekat penumpang. Mulai dari layar audio video untuk nonton YouTube atau hiburan lain. Fasilitas tidur juga sangat memadai karena tersedia selimut, bantal, dan guling dari bahan lembut dan hangat.
“Selama 2 jam perjalanan berlangsung, saya terpukau dengan kemewahan Rosalia Indah. Tak cukup sampai di situ itu, sikap pramugari dalam memberikan pelayanan juga semakin membuat saya merasa menjadi sultan,” tutup Erwin.
Semua moda transportasi pasti menghadirkan drama
Sebagai penutup, saya ingin menegaskan bahwa semua moda transportasi pasti menghadirkan drama. Biasanya menyasar ke kenyamanan penumpang. Maklum, kalau jualan jasa, yang menjadi ukuran pasti soal kenyamanan.
Mau itu PO bus, kereta eksekutif, hingga pesawat bisnis. Semua punya dramanya masing-masing.
Kalau kamu suka drama transportasi seperti ini, nanti saya bikin rangkumannya lagi, deh. Pasti menarik kalau nanti saya bikinkan drama kereta eksekutif yang saat ini menjadi darling banyak perantau. Tunggu, ya.
Penulis: Yamadipati Seno
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Rosalia Indah Menjual Kemewahan, Bukan Rasa Aman dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.