MOJOK.COÂ – Beberapa hari yang lalu seorang netizen protes tentang cowok yang obrolannya terlalu standar, padahal dia menginginkan sebuah percakapan yang lebih berbobot. Nyinyiran dan rekomendasi obrolan datang bersamaan, tapi banyak yang lupa ini cuma soal perasaan.
Sudah hampir lupa berapa kali saking seringnya kawan cowok saya minta tips PDKT. Kebanyakan mereka merasa obrolan dengan cewek idamannya nggak mulus dan mengharap sebuah rekomendasi topik percakapan.
Sebagai teman yang berusaha baik, saya lalu memberikan saran. Meski dalam hati saya bergejolak bahwa semua ini bisa menjadi asyik asalkan si cewek juga tertarik. Ini semua soal perasaan.
Seorang netizen mengunggah tangkapan layar percakapannya dengan gebetan. Sebut saja kalau dia sedang protes kenapa si cowok selalu melontarkan pertanyaan standar.
“Lagi apa?”
“Udah makan belum?”
“Udah solat?”
Alih-alih bersyukur karena nggak ditanyai “Man robbuka?” cewek ini justru bosan dengan cowok yang sedang mendekatinya. Cuitan ini diunggah melalui akun Twiter Bandungfess dan mendadak ramai.
Aku umur 26 & udah bosen sama pertanyaan basa-basi. Aku bales chat kaya gini tuh jahat ga menurut kalian? Euy pic.twitter.com/gB524QQnGR
— Bandungfess (@bdgfess) February 4, 2020
Tak dinyana! Balasan twit ini banyak yang bernada nyinyir. Beberapa sarkas memberikan rekomendasi obrolan berbobot. Apakah maksudnya berbobot itu ngobrolin bahaya obesitas? Tentu tidak. Banyak yang ngasih rekomendasi obrolan seputar tantangan hidup, cita-cita, pernikahan, ketertarikan punya bayi, bahkan ngomongin terorisme pun.
Menurut saya wajar saja si cewek protes begini. Terlepas dari balasannya yang terlalu blak-blakan, sebenarnya dia juga merasa bersalah. Mendekati cewek adalah strategi perang yang Tsun Zu sekalipun nggak paham. Soal perasaan juga nggak ada rumus determinannya.
Respons paling jahat adalah ketika menuduh cewek ini caper dan nggak bisa mengalir dalam upaya PDKT yang sedang berusaha dilakukan si cowok. Mengertilah bahwa ini semua soal perasaan.
Cewek ini mungkin bisa meneruskan obrolan yang hanya dimulai dengan pertanyaan “Udah makan?” Jika dia punya ketertarikan yang sama dengan si cowok. Sementara si cowok nggak bisa menangkap sinyal kalau cewek ini tidak atau belum tertarik. Maka dari itu, bukannya mencoba kreatif, si cowok malah mengulang metode pendekatan yang sama dari hari ke hari. Gimana nggak bosan, Bos?
Ingatlah beban mencari obrolan tidak terletak pada cowok, tapi terletak pada siapa yang ingin mendekati duluan. Itu….
Kalau tiba-tiba ada cowok yang saya suka tanya, “Lagi apa?” tentu saya girang bukan main. Soal perasaan nggak bisa bohong. Saya bahkan bisa jawab dengan detil saya lagi duduk sambil napas, menonton serial The Witcher sembari mendeskripsikan betapa kerennya Henry Cavill dilanjutkan dengan mengungkapkan kalau saya sebenarnya lapar. Lalu mbatin sambil mengharap dia mengajak saya makan bareng. Gayeng tenan.
Lha kalau tiba-tiba ada cowok yang nggak saya suka tanya “Lagi apa?”. Saya bakal jawab singkat “Lagi nonton serial The Witcher nih.” Titik. Lagi-lagi bedanya memang soal perasaan.
Kalau cowoknya kreatif, mungkin dia bakal improvisasi, “Wih, aku nonton juga. Keren ya Geralt!” Maka dengan begini, obrolan bisa terbentuk sampai saya merasa ngobrol dengannya adalah hal yang asyik.
Bedakan antara PDKT sama cewek yang aslinya udah suka duluan dan cewek yang sebelumnya nggak tertarik. Sebuah perbedaan yang kontras.
Intinya jangan lah nyinyir ke cewek yang curhat di Bandungfess. Aku padamu, Mbak! Hanya karena dia merasa bosan bukan berarti dia nggak berhak mengungkapkan perasaannya. Sungguh soal perasaan itu jangan didebat, Kawan. Runyam.
BACA JUGA Nostalgia Pengalaman Sebagai Orang Miskin Nggak Bikin Kaya, Tapi Bikin Bersyukur atau artikel AJENG RIZKA lainnya.