Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Pengalaman Punya Panggilan Jembut

Gimana perasaanmu, punya panggilan buruk banget? Seperti teman saya yang ketika sekolah dipanggil dengan panggilan “Jembut”.

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
12 Desember 2021
A A
nama panggilan jembut
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saat usia sekolah, sudah jadi kearifan lokal kalau orang punya nama paraban. Dan di antara yang terburuk adalah dipanggil “Jembut”.

Namanya Fathur Riza. Bagus. Sangat bagus. Dia kawan saya ketika masih di pesantren. Arti dari nama yang diberikan orang tuanya lebih bagus lagi, “Fathur” artinya anugerah (dari bahasa Arab) dan “Riza” artinya putra raja (dari bahasa Sansekerta).

Tak ada yang salah dengan itu. Sama sekali tidak ada yang salah. Kalaupun ada yang salah, ya itu datang dari teman-temannya satu kamar.

Riza dipanggil teman-temannya dengan panggilan “Jembut” di pesantren. Entah dosa apa anak satu ini, sampai punya panggilan paraban seburuk itu.

Karena jumlah santri di pesantren ada seribuan, dan itu artinya Riza tak bisa melawan ribuan santri memanggilnya dengan panggilan Jembut, ya mau nggak mau, Riza harus rela (sebenarnya ya nggak rela-rela juga sih) selama bertahun-tahun dipanggil Jembut.

Asbabul nuzul Riza dipanggil Jembut ini sebenarnya diawali dari sebuah kecelakaan kejadian sederhana.

Jadi ceritanya, pada suatu malam, Riza dan teman-temannya main kartu remi di kamar. Ya kamu tahulah, di pesantren main kartu itu dilarang—meski tanpa ada motif judi di dalamnya.

Singkat cerita Riza kena razia bagian keamanan pesantren tepat ketika masih main kartu. Hanya saja, karena kondisi kamar cukup ramai dan terjadi chaos ketika petugas keamanan pesantren masuk, akhirnya hanya satu dari terduga player remi yang digiring ke kantor pondok.

Nah, satu anak yang dibawa ke kantor pondok itu—sebut saja—namanya Sapto.

Karena saat itu santri-santri bandel ini masih angkatan pertama (baru masuk beberapa minggu di pesantren), Sapto tidak hafal betul nama teman-temannya. Sialnya, nama yang tidak dihafal Sapto itu adalah Riza.

Dan adegan goblok itu pun akhirnya terjadi ketika Sapto disuruh menulis nama teman-temannya yang tadi main kartu remi di atas secarik kertas oleh ustaz bagian keamanan pesantren.

Sapto menulis begini…

  1. Sapto
  2. Shofa
  3. Hanif
  4. Jembut

Lantas kertas itu diserahkan ke ustaz bagian keamanan pesantren untuk dilakukan panggilan resmi lewat speaker pondok. Suaranya menggelegar dan intimidatif.

“Perhatian-perhatian. Nama-nama santri berikut yang saya panggil, mohon segera datang ke kantor pondok. Sekarang! Shofa, Hanif, dan….”

Iklan

Suara dari ustaz keamanan pesantren tiba-tiba menghilang dari speaker pondok.

“Heh, Sapto. Ini siapa nama yang keempat? Masak ‘Jembut’ begini?” tanya ustaz bagian keamanan.

Sapto yang sudah ada di “ruang tahanan” kantor pondok cuma memelas.

“Ngapunten, Kang. Saestu kula mboten ngertos asmane. Biasane nggeh diceluk Jembut kaleh rencang-rencang kadose.” (Maaf, Kang. Serius saya tidak tahu nama aslinya. Biasanya juga dipanggil Jembut sama teman-teman soalnya).

“Kamu itu lho, enak saja ganti-ganti nama orang seenaknya. Nama itu doa, jangan diganti-ganti jadi panggilan aneh-aneh begini,” kata ustaz keamanan pesantren menasihati Sapto.

“Injih, Kang.”

“Ya sudah, kamu ke kamar lagi, suruh temenmu yang dipanggil ‘Jembut’ itu ke sini juga,” perintah ustaz bagian keamanan pondok.

Sapto pun balik ke kamar dan membawa ketiga temannya.

Setelah Riza, Hanif, dan Shofa ikut Sapto ke dalam ruangan kantor pondok, ustaz keamanan pun memanggil nama keempat santri ini untuk dipastikan.

“Yang namanya Sapto?” tanya ustaz keamanan.

Sapto ngacung.

“Hanif?”

Hanif ngacung.

“Shofa?”

Shofa ngacung.

“Je, Jembut?” ustaz keamanan ragu-ragu, ada gestur menahan tawa di sela-sela suaranya.

Keempat orang itu saling celingak-celinguk bingung. Pasalnya, tak ada satu pun yang merasa punya nama itu. Hanya saja, karena Sapto, Hanif, dan Shofa sudah dipanggil, tentu saja Riza segera menyadari bahwa nama yang dimaksud adalah nama untuk dirinya.

Sambil ragu-ragu, Riza akhirnya ngacung pelan-pelan.

“Saya, Kang.”

Meledaklah tawa di dalam kantor pondok itu. Termasuk ustaz keamanan yang dari tadi sudah pasang galak itu.

Dan sejak saat itu lah, Riza pun akhirnya dipanggil Jembut di pondok pesantren selama tiga tahun berikutnya.

BACA JUGA Aneka Dasar Pemberian Nama Paraban dalam Pergaulan dan ESAI lainnya.

Terakhir diperbarui pada 10 Desember 2021 oleh

Tags: jembutkeamananmain kartunamaPesantrenpondoksantrispeaker
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Tayangan Trans7 tentang pesantren memang salah kaprah. Tapi santri juga tetap perlu berbenah MOJOK.CO
Aktual

Trans7 Memang Salah Kaprah, Tapi Polemik Ini Bisa Jadi Momentum Santri untuk “Berbenah”

17 Oktober 2025
Ilustrasi Pesantren Lirboyo diserang framing TransTV yang kelewatan - MOJOK.CO
Esai

Framing Busuk Trans7 ke Pesantren Lirboyo dengan Citra Perbudakan adalah Kebodohan yang Tidak Bisa Dimaafkan Begitu Saja

14 Oktober 2025
Etika santri di pondok pesantren bukan pengkultusan pada kiai MOJOK.CO
Ragam

Dari Sungkem hingga Minum Bekas Kiai, Dasar Etika Para Santri di Pondok Pesantren yang Dituding Perbudakan

14 Oktober 2025
Ilustrasi pondok pesantren yang jadi makelar jodoh - Mojok.co
Ragam

Perjodohan di Pesantren “Makelar Jodoh”: Dipaksa Terima Orang Tak Dikenal Hanya karena Saleh, Tapi Jalani Rumah Tangga Menderita

10 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Percaya sama Zenix? MOJOK.CO

Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Siap Kehilangan Mobil Kesayangan yang Nggak Pernah Bikin Malu

12 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
UMK Jogja bikin perantau Jawa Tengah menderita. MOJOK.CO

Penyesalan Orang Jawa Tengah Merantau ke Jogja: Biaya Hidup Makin Tinggi, Boncos karena Kebiasaan Ngopi di Kafe, dan Gaji yang “Seuprit”

11 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.