Pelajaran Tentang Keikhlasan Asmara dari Bokong Truk - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Pelajaran Tentang Keikhlasan Asmara dari Bokong Truk

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
2 Januari 2019
0
A A
bokong truk
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Pelajaran hidup tentu bisa didapatkan tidak melulu dari seorang guru. Ada banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik justru dari hal-hal yang sederhana.

Salah satu yang kerap tak terduga tentu saja adalah tulisan di bokong truk. Ya, kita semua yang akrab dengan jalanan pantura tentu sudah tak kaget lagi dengan aneka kata kutipan penuh mutiara hikmah yang terpatri pada bokong-bokong truk langsiran yang seringkali mampu memancing senyum dan tak jarang membikin kita merenung.

Bokong truk bisa mengajari banyak hal lewat kutipan-kutipannya. Ia mampu memberikan pelajaran tentang bagaimana mengubah sebuah ironi yang menyedihkan menjadi tampak begitu menyenangkan.

“Lorena, Lonte Kere Merana.”

Kutipan tersebut, sungguhpun menyimpan satu ironi yang menyedihkan, namun mampu diungkapkan dengan jenaka. Kisah tentang pelacur yang miskin dengan lika-liku hidup yang nestapa tentu saja bukan kisah khayalan. Ia ada. Ia nyata. Di balik kamar-kamar lokalisasi di berbagai kota, selalu ada perempuan menyedihkan yang terpaksa menjual tubuhnya demi menyambung hidup. Ia menjualnya pada lelaki-lelaki yang tak kalah menyedihkannya.

Baca Juga:

Menguak Alasan Mengapa Seseorang Betah Mencintai Diam-diam

Jalan Kaliurang yang Menyimpan Tawa dan Air Mata Seorang Mahasiswa

Tak Semua Hubungan Asmara Harus Berakhir di Pelaminan: Sebuah Analisis Sosial yang Personal

Kesedihan itu terpampang dengan jelas. Dan lihat bagaimana bokong truk menuliskannya dengan jenaka. Membuat perkara harga diri dan perkara nafkah itu menjadi perkara yang selayaknya ditertawakan saja. Sebab memang begitu cara terbaik untuk menghadapinya.

“Biar binal yang penting tak ternoda.”

Itu kutipan lain yang pernah saya baca saat melintas di ruas jalan Ring Road Selatan Jogja. Sebuah kutipan yang mengajarkan pada kita, bahwa manusia selalu punya sisi baik yang layak untuk dibanggakan.

Ia serupa dengan konsep yin dan yang.

Sebaik-baik orang, pasti ada niat jahatnya. Sejahat-jahatnya orang, pasti ada sisi baiknya. Lebih luas, ia mengajarkan pada kita bahwasanya menusia adalah makhluk yang penuh dengan perubahan.

Nah, salah satu pelajaran hidup yang sungguh saya ingat dari kutipan bokong truk tentu saja adalah pelajaran hidup tentang ilmu ikhlas dalam asmara.

Satu kutipan yang paling saya ingat dan cukup populer tentang pelajaran hidup yang satu ini tentu saja adalah “Ra keno perawane, tak enteni rondone.”

Rasa-rasanya, inilah ungkapan perasaan seorang lelaki yang begitu mencintai perempuannnya. Bahkan saat si perempuan kemudian harus jatuh ke tangan lelaki lain.

Si lelaki masih mau menerima, sungguhpun ia harus menjadi lelaki lain dulu. Rasanya ini adalah bentuk ketabahan dan keikhlasan yang luar biasa.

Kutipan lain yang lebih menggambarkan keikhlasan adalah kutipan yang satu ini: “Sing penting kowe bahagia ndisik, aku gampang.”

Ini kutipan yang begitu dalam. Betapa dalam asmara, salah satu pencapaian yang tinggi dalam cinta adalah melihat dia bahagia. Tak peduli ia bahagiannya dengan lelaki lain.

Nah, yang kutipan yang paling dahsyat tentang pelajaran keikhlasan cinta adalah sebuah kutipan di bokong truk yang saya lihat saat saya melaju di jalan Magelang-Jogja tahun lalu.

“Nek meh selingkuh ngomong, mengko tak sangoni.”

Ia mengajarkan pada kita, bahwa puncak keikhlasan cinta adalah rela disakiti.

Tags: Asmarabokong trukcinta
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Mencintai diam-diam

Menguak Alasan Mengapa Seseorang Betah Mencintai Diam-diam

18 Desember 2021
Jalan Kaliurang yang Menyimpan Air Mata Seorang Mahasiswa

Jalan Kaliurang yang Menyimpan Tawa dan Air Mata Seorang Mahasiswa

24 Oktober 2021

Tak Semua Hubungan Asmara Harus Berakhir di Pelaminan: Sebuah Analisis Sosial yang Personal

18 September 2021
Cerita Pemberi Jasa Cuddle Care yang Tak Suka Sentuhan dan Pria Kesepian yang Ingin Dipeluk 

Cerita Pemberi Jasa Cuddle Care yang Tak Suka Sentuhan dan Pria Kesepian yang Ingin Dipeluk 

8 September 2021
Rindu Rumah Para Penyintas Broken Home

Rindu Rumah Para Penyintas Broken Home

21 Juli 2021
Tentang Sugar Baby, Menjadi Simpanan Perempuan yang Ingin Didengarkan

Tentang Sugar Baby, Menjadi Simpanan Perempuan yang Ingin Didengarkan

5 Juni 2021
Pos Selanjutnya

Tips Hadapi Orang Tua yang Beda Pilihan Politik dalam Pilpres 2019

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
bokong truk

Pelajaran Tentang Keikhlasan Asmara dari Bokong Truk

2 Januari 2019
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022
Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022
Asrama mahasiswa Sumatra Selatan, Pondok Mesudji dalam sengketa di pengadilan. Mahasiswa menilai ada campur tangan mafia tanah.

Mahasiswa Sumsel di Asrama Pondok Mesudji Jogja Terancam Pergi karena Mafia Tanah

11 Agustus 2022
Musimin, petani di lereng Gunung Merapi yang menolak ekspor kopi ke Jepang.

Mengenal Musimin, Petani Lereng Merapi yang Menolak Pesanan Kopi dari Jepang 

5 Agustus 2022

Terbaru

Timnas U-16 Indonesia mengalahkan Vietnam di Piala AFF U-16

Gol Semata Wayang Kafiatur Rizky Bawa Timnas Indonesia U-16 Juara Piala AFF

12 Agustus 2022
tarif ojol mojok.co

Ekonom Indef: Kenaikan Tarif Ojol Bisa Picu Inflasi, Pemerintah Perlu Pertimbangkan Lagi

12 Agustus 2022
Ibu Ruswo: Pembakar Api Revolusi Dari Dapur Umum

Ibu Ruswo: Pembakar Api Revolusi dari Dapur Umum

12 Agustus 2022
meterai elektronik mojok.co

Beredar Meterai Elektronik Palsu, Waspadai Modusnya

12 Agustus 2022
kip kuliah ugm mojok.co

UGM Buka Pendaftaran Beasiswa KIP Kuliah Bagi 1.850 Mahasiswa Baru, Ini Syaratnya

12 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In