Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Mengenal Paspampres, Pasukan Pengamanan Presiden yang Pacarable

Menjadi bagian pasukan ini ternyata tyda semudah ikutan Pramuka setiap Jumat sore di lapangan sekolah, my lov.

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
7 Maret 2018
A A
Mengenal Paspampres, Pasukan Pengamanan Presiden yang Pacarable MOJOK.CO

Mengenal Paspampres, Pasukan Pengamanan Presiden yang Pacarable MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Profesi Paspampres yang selalu siaga menjaga presiden dan keluarganya ini jarang disorot, meski selalu terlibat dalam setiap urusan kenegaraan.

Selain menjadi hari gelaran Piala Oscar, tanggal 4 Maret 2018 juga menjadi hari terakhir rangkaian Kejuaraan Dunia World Indoor Athletic Championship di Birmingham, Inggris. Dalam kompetisi ini, ada seorang atlet Indonesia dengan nama yang agak India mewakili Indonesia di cabang lari gawang. Namanya Rio Maholtra.

Rio sendiri adalah seorang atlet lari gawang dari Sumatera Selatan yang juga berstatus sebagai Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden), meski saat ini ia sedang tidak aktif.

Wooooooooooooooow!

Hm, bicara tentang Paspampres, kita tentu tak akan lupa pada insiden Anies Baswedan dan seorang anggota Paspampres, bukan? Hmm….

Untuk mengisi waktu-waktu yang selo ini, marilah kita mengenal lebih jauh soal profesi yang telah bertugas menjaga keselamatan presiden ini~

Dilansir dari Kompas, cikal bakal Paspampres adalah delapan orang personil Tokubetsu Keisatsutai (pasukan polisi istimewa) yang mengajukan diri pada Presiden Soekarno menjadi pengawal pribadi sejak pertama kali Indonesia merdeka. Saat itu, kondisi pemerintahan kian panas di Jakarta sehingga Presiden Soekarno memutuskan untuk memindahkan pemerintahan ke Jogja.

Rencana ini diikuti oleh perintah rahasia Presiden untuk menyiapkan rangkaian kereta api dengan tujuan menyelamatkan petinggi negara yang terancam keselamatannya. Di sinilah kedelapan pemuda tadi berperan!

*terekdungces*

Keren, yha? Kalau delapan pemuda tadi lahir di zaman milenial, kayaknya lebih besar kemungkinan mereka bersatu untuk menjadi boyband. Hehehe~

Mulanya, Paspampres disebut dengan nama Paswalpres. Namun, selanjutnya, kata “pengamanan” dinilai lebih tepat digunakan karena maknanya lebih mengarah pada keselamatan obyek. Sejak tahun 1988, namanya pun berubah menjadi seperti sekarang.

Menjadi bagian pasukan ini ternyata tyda semudah ikutan Pramuka setiap Jumat sore di lapangan sekolah, my lov. Modalnya juga bukan buku SKU, tongkat pramuka, tali, dan hasduk (YA IYALAH!).

Asisten Personel Kolonel Ahmad Fauzi menyebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi babang-babang Paspampres:

  • tinggi badan minimal 175 cm (khusus pengamanan pribadi),
  • IQ tergolong Cukup hingga Cerdas,
  • bisa berenang hingga 500 meter,
  • jago berbahasa Inggris (sebagai pengawal pribadi),
  • jago menyelam tanpa bantuan alat (apnea),
  • mampu membaca mimik dan gerak tubuh/gestur,
  • mampu berjalan cepat hingga 1 km dalam 7 menit (maksimal),
  • ahli menembak,
  • ketahanan fisik tergolong prima,
  • berkemampuan bela diri, minimal memiliki sabuk cokelat,
  • siap jadi “perisai hidup” bagi presiden dan seluruh keluarganya, dan
  • berasal dari TNI, baik AD, AL, maupun AU.

Nah, gimana? Udah cukup amazed?

Iklan

Kalau dianalisis, pemuda-pemuda Paspampres ini sungguh merupakan bibit unggul lelaki sejati. Gimana nga, mereka adalah laki-laki yang cowok banget dengan kemampuan bela diri dan badan tinggi, serta berotak encer. Mereka yang tergabung dalam Paspampres pun mempunyai jiwa rela berkorban yang tyda main-main; menjadi “perisai hidup” demi keselamatan presiden~

Yang lebih penting lagi….

…mereka mampu membaca mimik dan gerak tubuh!!!!!

Memang sih, kemampuan ini penting dimiliki demi menjaga keselamatan presiden dari segala marabahaya. Tapi, coba bayangkan kemampuan ini dimiliki oleh seorang laki-laki yang memiliki pasangan. Sungguh berkah yang membahagiakan~

Perempuan ngambek? Huh, nga zaman. Paspampres bisa langsung ngerti apa maksud dari si cewek, lewat mimik dan gerak tubuh.

*tepuk tangan*

Selain itu, meski tegap dan berlatar belakang tentara, Paspampres ternyata harus bersikap lembut dan humanis, khususnya saat mengawal Presiden Jokowi yang hobinya blusukan.

Singkatnya, Paspampres harus gesit dan mampu memutar otak lebih cepat agar presiden merasa aman dan nyaman. Maka, dengan beban kerja yang complicated, sebuah hiburan tentu tidak salah diberikan pada mereka.

Dalam sebuah wawancara tahun 2016 di Mata Najwa, Gibran Rakabuming, putra Presiden Jokowi, bercerita bahwa ia sekeluarga pernah menonton film komedi bersama-sama, dengan kawalan Paspampres. Saat ditanya siapa yang tertawa paling kencang, tanpa ragu Gibran menjawab,

“Paspampres!”

Ya maklum, Paspampres kan juga butuh hiburan.

BACA JUGA Gibran Maju Pilkada Solo Itu Tak Mengapa, tapi Caranya Nggak Gitu Juga dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2021 oleh

Tags: Gibran RakabumingjokowiMata Najwapaspampresrio maholtra
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Prabowo-Gibran.MOJOK.CO
Aktual

7 Alasan Mengapa Satu Tahun Masa Kepemimpinan Prabowo-Gibran Layak Diberi Nilai 3/10

20 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Makin ke sini pulang merantau dari perantauan makin tak ada ada waktu buat nongkrong. Karena rumah terasa amat sentimentil MOJOK.CO

Pulang dari Perantauan: Dulu Habiskan Waktu Nongkrong bareng Teman, Kini Menghindar dan Lebih Banyak di Rumah karena Takut Menyesal

12 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.