Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Nggak Ada Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kasus Rachel Vennya kabur dari Wisma Atlet

Selebgram Rachel Vennya bisa dijerat pidana karena melanggar protokol kesehatan.

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
14 Oktober 2021
A A
ilustrasi Nggak Ada Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kasus Rachel Vennya kabur dari Wisma Atlet mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Rachel Vennya lagi, selebgram blunder lagi. Perkara blio kabur dari Wisma Atlet dibantu TNI, itu keniscayaan kok. Emang udah bobrok semuanya.

Sebenarnya saya udah telanjur kehilangan selera dengan berita seputar selebgram. Di mana-mana blunder-nya punya pola yang sama, ujungnya kalau nggak klarifikasi, ya, di-cancel secara massal. Perkaranya juga itu-itu aja, antara nebeng nama besar dan ada kaitannya sama duit. Terutama soal kasus Rachel Vennya kabur dari Wisma Atlet untuk skip karantina selepas pulang dari AS, sumpah, bikin capek.

Mungkin Rachel Vennya adalah selebgram paling kuat mental yang pernah bertahan dalam sejarah populer media sosial Indonesia. Meskipun, lingkar mikro seleb Indonesia ya… nggak keren-keren amat. Blio kayaknya nggak pernah bosan dapat sorotan media seputar drama kehidupannya. Mulai dari zaman pacaran, pernikahan mewah, perceraian, sampai kasus-kasus sepele, tapi nyebelin semacam doxxing haters, ngelabrak detik forum, tas ratusan juta, dan berselisih sama klien endorsement.

Kacau banget, Mbak. Tenaga sampeyan pancen oye.

Kali ini, kasusnya semakin advance. Rachel Vennya dianggap melanggar protokol karantina Wisma Atlet sebab dirinya kabur bersama sang pacar. Bahkan isu seputar blio sekamar sama si pacar di Wisma Atlet juga dibahas, hadeeeh. Yang terbaru, konon, kaburnya selebgram jebolan Ask.fm ini dibantu prajurit TNI. Wow, nepotisme apa neeeh.

Sejumlah pejabat serius banget kayaknya mengusut kasus kaburnya sang seleb dari Wisma Atlet. Haters kali ini dapat dukungan dan udah nggak takut dijadikan doxxing berkedok sayembara. Selamat, ya Haters. Namun, di balik kasus ini kita semua tahu satu hal yang pasti: nggak ada pelajaran yang bisa dipetik dari kasus selebgram blunder.

Saya nggak tahu apakah sebenarnya jumlah idola masyarakat di Indonesia memang kurang atau sosok yang ideal memang jarang ada. Yang jelas, saya merasa bahwa semua netizen seolah-olah perlu banget panutan sampai jumlah figur publik di Indonesia nggak terhitung. Padahal, nggak ngefans siapa-siapa itu nggak apa-apa.

Gelombang fans hadir memenuhi jumlah followers orang-orang kurang terkenal yang kemudian disebut selebgram, influencers, bintang media sosial, atau apalah. Padahal saya yakin, yang tahu persis bahwa mereka seleb ya cuma orang-orang tertentu. Dengan kata lain, figur media sosial sebenarnya belum bisa dikatakan sebagai orang tenar.

Gini-gini. Zaman dulu, waktu sinetron Manusia Millenium lagi tayang di RCTI, orang se-Indonesia hampir semua kenal Primus Yustisio. Kalau Om Primus jalan-jalan ke Malioboro Mall, yakin saya dia bakal dikerubutin. Ini contoh simpel buat mengukur seseorang itu beneran terkenal atau nggak.

Sayangnya setelah gawai dan media sosial menggeser kepopuleran televisi sebagai media paling konvensional, ada disparitas dalam masyarakat . Banyak banget figur-figur idola baru yang sebenarnya kita nggak tahu apa kontribusi mereka dalam dunia hiburan, tapi mereka terkenal. Eh, tapi dibilang terkenal ya juga nggak terkenal-terkenal banget, ding. Keterkenalan dalam gelembung.

Nanti malam, coba kamu beli sate dan tanyakan ke penjualnya, “Cak, sampean eruh Rachel Vennya ta?” Kalau dia jawab kenal, borong satenya yang banyak.

Dari sini sebenarnya kita bisa melihat kalau masyarakat memang sedang mengalami transisi. Kita seolah-olah kaget dengan kultur siber, kita heran dengan laku masyarakat yang tercipta dalam dunia virtual. Dunia virtual sama sekali baru dan berbeda dengan masyarakat sosial. Tatanan di dalamnya baru, nilai-nilai di dalamnya juga baru. Jumlah followers jadi value. Pengikutnya sedikit sama dengan cupu. Bahkan, kita bisa menyimbolkan diri kita sebagai orang yang benar-benar baru.

Saya misalnya, meskipun di kehidupan nyata saya kelihatan kalem, tapi di media sosial pengin kelihatan sangar. Maka, saya pasang foto yang nggak senyum. Pokoknya biar misterius. Hal ini juga terjadi pada selebgram-selebgram yang kalian idolakan termasuk Rachel Vennya. Dia adalah sosok baru di media sosial, dan di dunia nyata dia mungkin cuma orang biasa yang ngawuran dan pah-poh. Dia pengin mengesankan dirinya sebagai wanita tangguh, wanita yang berhak bahagia, wanita sosialita populer dan update tren fesyen. Ya nggak apa-apa. Pada akhirnya dia juga menang jumlah pengikut sehingga dia dilabeli “punya value”.

Tapi, ingat, Rachel Vennya di luar dunia virtualnya mungkin memang berbeda. Nggak usah berekspektasi lebih. Makanya, wajarlah dia kabur dari Wisma Atlet demi party with bestie. Mau berharap apa? Berharap dia jadi relawan vaksin?

Iklan

Nggak cuma Rachel Vennya, selebgram lainnya macam Keanu, Fadil Jaidi, Arief Muhammad, Dwi Handa, dan kawan-kawan satu sirkel mereka juga begitu. Mereka menjadikan kehidupan mereka sebagai panggung di dunia virtual. Berbeda dengan figur yang memang berkontribusi dalam dunia entertainment. Ada batasan yang lebih jelas antara karya dengan kehidupan pribadinya.

Jadi, kalau Rachel Vennya kabur dari Wisma Atlet dan dibantu prajurit TNI, kita nggak perlu kecewa, nggak perlu tertawa. Ah, sudah biasa. Selebgram lagi selebgram lagi. Selebgram dan blunder itu memang jalan bergandengan. Mengidolakan mereka dan menjadikannya panutan hanyalah satu dari sekian banyak perkara sia-sia di dunia. Udah, ngidolain BTS aja.

Artikelnya selesai sampai di sini karena emang nggak ada pelajaran yang bisa dipetik. Beneran nggak ada.

BACA JUGA Ternyata Alasan Rachel Vennya Lepas Hijab Bisa Saya Pahami karena Saya Juga Alami Hal yang Sama dan artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2021 oleh

Tags: karantinaorang terkenalrachel vennyaselebgramTNIWisma Atlet
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Pemerintah Tolak Uji Formil UU TNI, Bukti Suara Rakyat Tak Dianggap dan Cuma Fasilitasi Kepentingan Kekuasaan.MOJOK.CO
Aktual

Pemerintah Tolak Uji Formil UU TNI, Bukti Suara Rakyat Tak Dianggap dan Cuma Fasilitasi Kepentingan Kekuasaan

25 Juni 2025
Alumni Unhan RI Jurusan Ekonomi Pertahanan. MOJOK.CO
Kampus

Kuliah di Universitas Pertahanan Memang Menjanjikan, tapi Tugasnya bikin Mahasiswa Kena Mental

28 Mei 2025
tentara, dwifungsi tni, tni, militer.MOJOK.CO
Aktual

Dwifungsi TNI is Back, Ancaman Nyata Bagi Dunia Akademik

20 Maret 2025
Pemerintah Tolak Uji Formil UU TNI, Bukti Suara Rakyat Tak Dianggap dan Cuma Fasilitasi Kepentingan Kekuasaan.MOJOK.CO
Esai

Humor Gelap Tentara vs Sipil yang Menghantui Indonesia

17 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.