MOJOK.CO – Film Naga Bonar Reborn menambah daftar film lama Indonesia yang dibuat ulang. Dibayangi masalah, apakah film ini bakal sukses?
Terlalu banyak film Indonesia yang dilahirkan kembali akhir-akhir ini. Sebut saja Galih dan Ratna, Warkop DKI, Benyamin Biang Kerok, Suzanna, Si Doel, Gundala, hingga yang terbaru, Naga Bonar. Ya, kisah soal pencopet yang jadi jenderal ini akan dihadirkan kembali.
Gading Marten akan berperan sebagai sosok Naga Bonar yang baru. Seorang pemuda kampung yang sukses menjadi jenderal pada masa perang kemerdekaan di Sumatera Utara.
Kejutan buat pemirsa, film ini akan menampilkan akting putri mahkota partai banteng Puan Maharani. Eh terus saya jadi sadar, Puan rada mirip pemeran-Kirana-yang-sekarang-politikus-Golkar Nurul Arifin ya nggak sih? Selain Puan Maharani, film ini juga akan menampilkan Roy Marten dan Djarot Saiful Hidayat sebagai kameo.
Film Naga Bonar Reborn ini sebelumnya menuai polemik ketika Deddy Mizwar, pemeran Naga Bonar sebelumnya, memperkarakan hak cipta pembuatan film tersebut hingga melaporkannya ke polisi. Pasalnya, Deddy Mizwar menganggap pembuatan film tersebut belum izin padanya sehingga proses syuting harus dihentikan.
Akan tetapi, Gusti Randa, produser eksekutif rumah produksi Gempita Tjipta Perkasa (GTP) yang memproduksi film ini, menganggap film Naga Bonar Reborn tidak ada hubungannya dengan Deddy Mizwar dan tidak perlu izin padanya. Sebab, Gusti Randa sudah meminta izin langsung pada ahli waris Asrul Sani.
Well, terlepas dari masalah yang membayangi, setelah melihat trailer, akting Gading di Naga Bonar Reborn terlihat menjanjikan. Setidaknya nggak mengkhianati imajinasi penonton yang standarnya sudah dibuat tinggi oleh Deddy Mizwar. Apalagi film Love for Sale sudah menunjukkan bahwa Gading punya potensi bermain peran yang luar biasa.
Namun, kamu juga perlu ingat kalau nggak semua film dengan tajuk “reborn” akan selalu sukses. Sineas Indonesia kan memang lagi senang mengulik film lama yang dulunya pernah berjaya jadi resep kesuksesan. Sebagaimana Warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos! Part 1 yang sukses berat dan menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Namun, kesuksesan Warkop DKI Reborn tidak 100% menjanjikan semua film reborn bakal sukses. Pasalnya, kebanyakan film yang di-reborn pernah mengalami kesuksesan besar di masa lalu sehingga penonton lama punya ekspektasi tinggi kepada film tersebut. Padahal kita semua tahu, ekspektasi yang tinggi berpeluang besar memberikan kekecewaan yang tinggi pula.
Kalau sudah tahu film-film reborn bisa mengecewakan penonton, terus buat apa para sineas kita ini tetap saja nge-reborn film lama seperti Naga Bonar? Apakah sebetulnya karena lagi kehabisan ide? Apa ini dianggap melestarikan karya-karya lama supaya bisa terus dikenang?