Selain dikenal karena Candi Borobudur dan alamnya, Magelang juga terkenal karena kulinernya yang enak-enak. Tetapi di balik itu semua, hanya ada satu kecamatan kecil yang berhasil mencuri perhatian penikmat kuliner. Kecamatan yang saya maksud adalah Muntilan dengan kelezatan kuliner legendarisnya, Sop Empal Bu Haryoko.
Sop Empal Bu Haryoko berbeda dari kebanyakan sop daging. Jika biasanya sop daging penuh aneka sayuran dan menggunakan bumbu rempah kuat, sop empal Muntilan satu ini tampil minimalis. Seporsinya hanya berisikan empal daging, bihun, kol, dan kuah bening yang rasanya segar. Tetapi justru kesederhanaan ini melahirkan kekuatan rasa yang khas, yang membuat siapa pun ketagihan.
Warung kecil yang jadi incaran wisatawan
Kalau kalian datang ke Muntilan, tepatnya ke Jalan Veteran No. 9, Sayangan, kalian bakal menemukan warung kecil berwarna hijau di sebelah kanan jalan. Di sanalah sop empal kebanggaan Muntilan diracik.
Meski jauh dari kata mewah, tempat ini tak pernah sepi pengunjung. Bahkan tempat ini juga disambangi orang-orang terkenal seperti Dian Sastro hingga food vlogger Nex Carlos. Hal ini menunjukkan betapa masyhurnya nama Sop Empal Bu Haryoko.
Beberapa kali saya makan di sana dan selalu saja merasa takjub dengan rasanya. Katanya, empal yang digunakan direbus selama berjam-jam bersama bumbu-bumbu. Hal inilah yang membuat empal menjadi empuk dan menciptakan kuah kaldu alami yang kaya rasa. Kuah kaldu itu kemudian dimasak bersama bumbu sederhana seperti bawang putih, bawang merah, garam, gula, dan lada.
Saat pertama mencicipi sop empal legendaris Muntilan ini, saya terkejut. Jujur saja penampilannya agak aneh. Sepiring nasi, kuah sop, bihun, dan kol disajikan dengan potongan empal di piring terpisah. Kayak nggak meyakinkan gitu. Batin saya bertanya-tanya, sop macam apa ini?
Tetapi begitu mencicipi suapan pertama, rasanya saya pengin nangis karena terharu. Soalnya daging empalnya empuk. Rasanya juga legit. Kuah yang kelihatan bening itu ternyata kaya rasa. Meski isiannya sederhana, rasanya nggak sederhana.
Dalam hal ini, Muntilan berhasil mengungguli kota induknya, Magelang, dari sisi kuliner. Kehadiran Sop Empal Bu Haryoko bikin warga Muntilan bangga. Soalnya kuliner lokal mereka ini nggak hanya dikenal, tapi juga dicari banyak orang.
Harga Sop Empal Bu Haryoko Muntilan sebanding dengan kenikmatan yang ditawarkan
Selain rasanya yang enak, satu lagi keunggulan Sop Empal Bu Haryoko Muntilan adalah harganya yang cukup bersahabat. Seporsi nasi sop empal dihargai Rp30 ribuan. Bisa pilih mau pakai empal, paru, atau campur. Harga segitu belum sama minum dan tambahan lain seperti kerupuk, ya.
Saya pikir harga segitu worth it lah. Pembeli bisa menikmati seporsi makanan yang tak hanya lezat tapi juga bernilai sejarah. Soalnya Sop Empal Bu Haryoko Muntilan ini menggunakan resep turun temurun dan sudah ada sejak tahun 1970-an. Jadi sudah legendaris. Bandingkan dengan restoran di kota-kota besar yang kerap memasang harga tinggi tapi rasa masakannya nggak sebanding.
Selain itu, sop empal ini tetap mempertahankan cara masak tradisional dan nggak buka cabang sembarangan. Setahu saya, hanya ada satu cabangnya di Jogja, itu pun baru buka beberapa waktu lalu. Hal ini tentu demi menjaga orisinalitas rasa dan pengalaman makan yang autentik.
Muntilan, “raja kecil” kuliner sedap
Seperti yang saya tuliskan di judul, soal kuliner, bolehlah Muntilan berbangga diri. Soalnya kecamatan kecil ini ternyata menang soal kuliner ketimbang Magelang berkat kehadiran Sop Empal Bu Haryoko. Warung legendaris ini mampu mendobrak dominasi kuliner dari kota besar di sekitarnya. Sop empal kebanggaan Muntilan ini menjadi simbol keberhasilan kuliner tradisional yang tak hanya bertahan, tapi juga menang soal rasa dan popularitas.
Kalau kalian masih penasaran kenapa Muntilan layak disebut raja kecil kuliner sedap, datang saja ke sini dan cicipi sop empal legendarisnya. Saya yakin pulang dari sini kalian bakal setuju kenapa Muntilan menang soal kuliner dari Magelang.
Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Kuliner Magelang yang Jarang Disantap dan Dihindari Warga Lokal dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.












