MOJOK.CO – Banyak orang membenci Instagram karena penuh kepalsuan. Duh mohon maaf, sekadar mengingatkan, nih, tapi dampak positif Instagram juga ada, loh.
Kepopuleran media sosial Instagram kian meningkat setiap tahunnya. Sayang, hal ini tak disertai dengan “harga diri” Instagram di mata netizen. Meski bertabur lokasi-lokasi kekinian dan mbak-mbak yang foto pakai OOTD alias outfit of the day paling menarik, Instagram tetap dipandang sebelah mata oleh sebagian orang karena dianggap sebagai media sosial yang pamer kekayaan, eksistensi, dan, yang paling ngeselin…
…menyimpan segudang netizen bermulut besar dan suka mencela!!!!1!!1!!
Ya, ya, ya, kalau kamu memiliki waktu luang, cobalah sesekali berselancar di Instagram, khususnya di profil akun-akun selebritis atau influencer Instagram. Konon, kamu akan menemukan komentar-komentar yang beraneka rupa, mulai dari komentar positif hingga komentar yang mampu membuatmu ternganga, seperti:
“Kamu cantik, tapi lebih cantik kalau pakai celana panjang. Kalau perlu, sepanjang jarak Jakarta-Banjarmasin.”
“Kamu gendutan, ya? Pipimu kayak tekadku menikahimu: bulet.”
“Tua banget mukanya. Kamu umur 17 apa 70 tahun?”
“Maaf, sekadar mengingatkan itu tangannya tolong bersedekap aja biar nggak usah pasang pose aneh-aneh soalnya saya jadi gimanaaaa, gitu.”
“Ih, jelek.”
“Ih, jelek.”
“Ih, jelek.”
…dan lain sebagainya.
Karena ke-lamis-an jempol netizen inilah, Instagram harus rela kian di-bully dan dijauhi, meski ia juga memiliki penggemarnya sendiri. Kira-kira, ada 382.329 alasan orang-orang membenci Instagram dan membuat media sosial yang satu ini kian terpuruk dalam lembah kesendirian (halah!).
Padahal, kalau dipikir-pikir, Instagram punya banyak alasan yang patut menjadikannya sebagai media sosial terbaik. Maaf-maaf aja nih, ya—sekadar mengingatkan—tapi saya rasa kita harus fair mengiyakan dampak positif Instagram berikut ini.
Pertama, Instagram melatih pemilik akunnya untuk menjadi puitis, baik untuk menulis caption foto di feed atau membuat sepatah-dua patah kata di Instagram Story.
Meski caption yang panjang tak melulu dibaca followers sampai habis, ada kepuasan tersendiri menulis caption lebih dari dua baris, apalagi kalau berhasil meningkatkan engagement, baik berupa like ataupun komentar. Sampai sini saja kita sudah bisa melihat kebaikan dari Instagram: meningkatkan minat menulis masyarakat Indonesia. Iya atau iya?
Lantas, bagaimana kalau pemilik akun Instagram tidak pede dengan tulisannya?
Waini, mylov, wainiiii!!! Ketidakpercayaan diri Instagramer dalam menulis caption sesungguhnya bisa menjadi peluang karier bagi kita-kita—tukang galau dan pecandu kata-kata bak pujangga. Dengan kata lain, kita bisa berjualan caption di Instagram. Menyenangkan, bukan—galau-galau sendu sambil nambahin uang jajan buat beli kuota???
Kedua, dampak positif Instagram adalah memosisikan dirinya sebagai media untuk melatih warga meningkatkan kesadaran hukum.
FYI aja nih, ada aturan UU ITE nomor 19 tahun 2016 (perubahan dari UU nomor 11 tahun 2008) yang mengatur perilaku bermedsos kita dengan baik dan benar. Dalam UU ini, diatur pula banyak perilaku di dunia maya, termasuk pencemaran nama baik, pengancaman, pemerasan, dan berita bohong alias hoaks.
Naaaah, adanya netizen-netizen jahil yang komentarnya tak bisa dikondisikan sesungguhnya bisa membuka kesempatan bagi pihak yang dirundung untuk melapor kepada pihak yang berwajib. Cara ini sekaligus dapat melatih seluruh warga yang ber-Instagram untuk sadar hukum dan menjaga cocotnya jempolnya agar tidak sembarangan ngetik komentar~
Ketiga, Instagram mendukung aksi investigasi orang-orang yang sedang dilanda cemburu buta, dan ini serius.
[!!!!11!!!!!!1!!!]
Ya, ya, ya, nyatanya Instagram menyediakan fitur-fitur yang mendukung “penelitian” secara spesifik kepada seseorang, misalnya kekasih yang kita curigai sedang main api dengan pihak ketiga. Pasalnya, di Instagram, kita bisa melihat siapa-siapa saja yang di-follow oleh kekasih kita, di-like komentarnya oleh kekasih kita, serta mengetahui apakah kekasih kita sedang online atau tidak. Kalau sedang memegang akun kekasih, kita pun bisa melihat siapa-siapa saja yang menonton Instagram Story miliknya.
Apa? Kamu perlu mengintai akun orang lain, tapi akunnya masih digembok? Tenang saja, Instagram juga bisa!
Kita bisa login dengan dua akun atau lebih di satu aplikasi Instagram, memungkinkan kita untuk memantau akun yang dimaksud tanpa harus membuka identitas diri. Langkah gerilya ini bisa membuat kita mengantongi fakta-fakta rahasia yang sebelumnya tertutupi oleh kebodohan dan kenaifan kita.
Dengan kebaikan-kebaikan di atas, patutlah kita akui bahwa Instagram tak melulu soal gemerlap hidup di dunia maya yang palsu dan penuh dengan filter. Toh nyatanya, yang palsu bukan cuma Instagram, melainkan juga dirinya yang mengkhianatimu tanpa rasa bersalah. Eaaa~
Ups, maaf, sekadar mengingatkan saja.